Syair ini pertama kali saya dengarkan dalam sebuah sesi mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Waktu itu guru kami Bapak Mahdi menuliskan syair
lagu ini di papan tulis. Beliau kemudian mengajarkan bait-bait lagu tersebut
kepada kami.
Lagu ini populer ketika dijadikan theme song drama seri Rahasia
Ilahi yang ditayangkan di televisi pada awal tahun 2000-an. Drama tersebut
diangkat dari kisah-kisah kiriman pembaca sebuah majalah religi yang kemudian
diangkat ke layar televisi. Di akhir drama ditayangkan pula sekilas ulasan dari
seorang da’i atau muballigh (penceramah).
Drama seri sejenis sangat populer di tengah kerinduan umat
terhadap perubahan di tengah kerusakan moral yang terus berkembang saat ini.
Dalam masyarakat di mana manusia merupakan makhluk sosial, adalah menjadi
sebuah keharusan akan adanya sekelompok orang yang berfungsi untuk saling
mengingatkan manakala kerusakan moral telah terjadi bahkan membiasa. Tidaklah
menjadi bermanfaat keberadaan orang shaleh manakala ia tidak merasakan adanya
tanggung jawab untuk menyelamatkan moral masyarakat.
Saling mengingatkan, dan dengan demikian kiranya umat dapat
bangkit dari keterpurukan. Bersama-sama bergerak menuju perubahan di segala
bidang. Tentunya dimulai dari perubahan moral pada diri kita, keluarga dan baru
kemudian kepada masyarakat. Sehingga kebobrokan yang saat ini dianggap telah
membudaya laksana kerak dapat dibersihkan secara menyeluruh dan tuntas.
Tidak ada satu pun manusia yang suci. Sebagaimana sabda Nabi
Muhammad, bahwa setiap manusia adalah pernah berbuat kesalahan namun yang terbaik
adalah yang bertaubat.
Memohon ampun kepada Allah Swt, menyesali dan berjanji
dengan kesungguhan hati untuk tidak mengulanginya lagi. Dan apabila kesalahan
dan dosa tersebut berkaitan dengan orang lain, maka ditambah lagi dengan
mengakui dan meminta maaf terhadap orang tersebut, serta menunaikan hak-haknya
apabila ada yang terzalimi.
Demikianlah sebagaimana ajaran agama Islam yang mulia
mendidik umatnya menjadi pribadi yang senantiasa memperbaiki diri. Menjadi lebih
baik dan lebih baik dari waktu ke waktu. Hingga ajal menjemput.
KEAGUNGAN TUHAN
Insyaflah wahai manusia
Jika dirimu bernoda
Dunia hanya naungan
Tuk Makhluk ciptaan Tuhan
Dengan tiada terduga
Dunia ini kan binasa
Semua kembali ke asalnya
Kepada Tuhan Yang Esa
Dialah Pengasih dan Penyayang
Kepada semua insan
Janganlah ragu atau bimbang
Pada keagungan Tuhan
Betapa Maha Besarnya
Kuasa segala alam semesta
Siapa selalu mengabdi
Berbakti pada Ilahi
Sentosa selama-lamanya
Di dunia dan akhir masa
Banda Aceh, 24 November 2013
Belum ada tanggapan untuk "Keagungan Tuhan"
Post a Comment