Di grup ini serta di blog ini dan lewat mengikuti lomba penulisan saya bertemu dengan rekan-rekan yang baru. Beberapa di antaranya juga terbilang sangat intens dalam mem-posting tulisan. Jadi sebagian besar pembelajaran yang saya lakukan adalah dengan membaca tulisan-tulisan mereka.
Di grup komunitas Gaminong Blogger juga para anggotanya senantiasa mem-posting tulisan-tulisan karya terbaik mereka. Beberapa di antaranya ada yang merupakan tulisan resesnsi, artikel yang diikutkan dalam lomba, catatan perjalanan, bahkan curhat maupun fiksi juga ada. Jadinya saya tidak merasa kekurangan bahan yang bisa dipelajari, meskipun tidak bertatap muka dengan seorag guru menulis setiap hari.
Untuk tulisan ke-100, lantaran juga karena bertepatan dengan Hari Ibu maka saya ingin sekali menuliskan sebuah puisi. Tadi pagi saya menonton acara tayangan berita di mana salah seorang penyiarnya menceritakan tentang cara mereka merayakan Hari Ibu, yaitu dengan membuatkan puisi bersama saudara-saudaranya dan memberikan bunga.
am
Sepertinya memang sangat sulit merangkai kata. Semua dari kita memiliki ibu. Kita memanggil mereka Ibu, Mamak, Emak, Bunda, Ummi, semua sebutan terbaik untuk sosok mulia yang telah melahirkan kita. Tidak hanya telah melahirkan dan merawat kita sampai besar, banyak juga kisah yang menunjukkan pengorbanan seorang ibu terus berlanjut sampai membantu merawat cucu-cucu mereka.
Tidak, dan sulit bagi saya untuk mengarang puisi. Seperti tidak ada kata-kata yang mampu menggambarkannya. Di antara kita mungkin ada yang masih diberikan izin untuk bertemu dengan ibu dan berbakti kepada mereka. Ada juga yang ibunya sudah dipanggil pulang menghadap sang pencipta. Atau di tempat lainnya ada pula yang masih tidak mengenal sosok ibunya.
Adakah kata terindah yang dapat mewakilkan kasih sayang seorang ibu? Dalam agama Islam, Rasulullah menyebutkan bahwa kewajiban untuk berbakti kepada orang tua di mana kepada ibu lebih diutamakan daripada kepada bapak.
Kasih ibu kepada beta
Tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi tak harap kembali
Bagai sang surya menyinari dunia
Bagai sang surya menyinari dunia
Selamat Hari Ibu
Banda Aceh, 22 Desember 2013
Note: Saya tidak jadi menuliskan puisi dalam tulisan yang saya tulis mengalir saja ini -- tanpa terlalu meng-edit sana-sini. Tulisan ini saya posting sambil menemani Mamak yang sedang melakukan tugas mulia beliau sehari-hari. Semoga kami dapat menjadi anak-anak yang selalu berbakti. Aamiin ya Rabbal 'aalamiin.
Semoga semakin produktif ya azhar.
ReplyDeleteSaya juga semakin terpacu menulis sejak ada di GIB, meski tahun ini tak bisa mencetak angka 100, hehee..
Nice
Congrats ya sudh capai 100, semoga makin rajin nulis. Oh, ya, hebat tuh mosting Hari Ibu sambil berbakti pada ibu. :D
ReplyDeletebelum mencapai 100 yang "hakiki". baru mencapai 100 postingan, karena beberapa di antaranya -- mungkin 5-6 artikel saya 'culik' dari kompasiana dan arsip pribadi. jadi baru bisa posting setiap hari. dan saya sebenarnya ditemani, bukan menemani oleh Mamak yang sedang menjagai adik.
ReplyDeleteanyway, terima kasih :-)
Ini keren bingid! btw tulisan saya 3 lagi bakal 100 tulisan. hehe. Kira-kira bikin hal spesial apa yaa :p
ReplyDeleteI don't know. You must konow better than me. Every moment is given by God to cherish, even may be we--with our limited capability of eyesight-- can't look at/see the disguese blessing... #bahasainggris olah-olah sendiri :-)
Delete