Rasa syukur yang tak terhingga karena memiliki beliau, seorang ibu yang senantiasa tersenyum dan meski kadang tanpa kata namun telah menjadi sebuah bahasa. Bahasa yang hanya dapat dipahami antara ibu dan anaknya. Bahasa cinta, katakanlah seperti itu, namun mungkin ada padanan kata lainnya yang lebih tinggi dari itu, atau tidak sama sekali. Bahasa kasih sayang antara ibu dan anaknya barangkali adalah bahasa paling indah yang pernah ada. Lalu apakah kata "indah" dapat menggambarkannya?
Berjuang mempertaruhkan antara hidup dan mati, nyawa saja taruhannya. Mengandung kita tanpa rasa mengeluh, membelai kita sejak masih dalam kandungan. Membuai, menyusui, membersihkan kotoran kita, menenangkan kita manakal menangis, merawat kita ketika sakit, mengantar kita ke sekolah, mengurus segala perkara rumah tangga, bahkan tidak sedikit juga yang turut bekerja mencari nafkah bagi keluarga.
Bunda, dalam bahasa apapun, adalah kosakata terindah yang pernah dikenal olehnya. Dia, sang anak manusia yang pertama kali hadir dalam tatap matanya. Betapa hati tidak perih mendengar ada anak terlahir namun sang Bunda telah tiada setelah melalui perjuangan antara hidup dan matinya. Apatah lagi ada hati yang tega melihat seorang bayi diterlantarkan tanpa diketahui ke mana orang tuanya.
"Oh, Bunda. Ada dan tiada dirimu 'kan selalu ada di dalam hatiku."
Banda Aceh, 27 Januari 2014
Untuk Mamak tercinta
Belum ada tanggapan untuk "Lagu Bunda yang Selalu Menyentuh Kalbu"
Post a Comment