Beberapa hari yang lalu menonton acara Just Alvin di Metro TV. Di acara bertajuk "Light, Passion, Action" itu Just Alvin menghadirkan sejumlah bintang papan atas di blantika perfilman Indonesia. Siapa tak kenal dengan nama-nama Maudy Koesnaedi, Agus Kuncoro, Lukman Sardi, Adinia Wirasti, Herjunot Ali dan Refly Harun. Talkshow ini mengambil tempat di Metropol XXI, sebuah bioskop penuh sejarah yang didirikan pada tahun 1932 yang juga pernah dikenal dengan bioskop Megaria.
Kita masih bisa menyimak kembali videonya dari Youtube, namun ada sebuah hal menarik saat menonton siaran langsungnya beberapa hari yang lalu. Seperti biasa saya menyukai tayangan seperti Just Alvin karena dengan menontonnya bisa menemukan inspirasi-inspirasi meskipun dengan tema yang cukup beragam juga menurut artis yang dihadirkan dalam acara tersebut.
Alvin Adam dapat mengajak tamu acaranya untuk mengungkap sejumlah fakta yang barangkali selama ini enggan diungkap kepada media dengan pembawaan yang khas. Sebagai sebuah program talkshow bertajuk "Jurnalisme Rasa", Just Alvin memang kerap menghadirkan sejumlah tamu selebriti atau sosok yang kerap menghiasi pemberitaan di media. Kali ini bintang-bintang papan atas kenamaan di dunia perfilman tersebut berbagi mengenai kecintaan mereka pada dunia yang digelutinya.
Hal yang menarik perhatian saya adalah perkataan dari Herjunot Ali. Junot mengakui dirinya mengagumi sosok seperti Lukman Sardi yang bisa memainkan banyak peran, namun bagi Junot setiap orang tetap memiliki keunikan dan keunggulannya masing-masing. Sebagai seorang aktor muda berbakat, Junot bahkan tidak segan mengatakan bahwa setiap orang sebenarnya sudah bisa memilih ingin menjadi apa dirinya dalam 10 tahun mendatang, dengan tetap yakin bahwa Tuhan-lah yang memiliki segala ketentuan mengenai hasil akhir yang dapat kita capai.
Setiap manusia pada dasarnya unik. Ucapan tersebut mengingatkan saya pada ujaran seorang senior di organisasi kampus beberapa tahun silam. Saat itu beliau menyarankan untuk menjadi pribadi yang lebih percaya diri dan bersyukur atas segala yang telah diperoleh. Kondisi manusia berbeda-beda antara satu dan yang lainnya. Kita mesti tetap berkemauan keras dan teguh dalam mengejar cita-cita, namun di atas segalanya, tidak perlu memperbandingkan pencapaian antara kita dengan orang lain. Cukup bandingkan saja pencapaian diri ini antara pencapaian di masa kini dengan pencapaian di masa yang lalu.
Di sisi lain, dengan perbedaan itu barangkali ada sebuah hikmahnya. Bahwa dengan perbedaan itulah kita dapat saling melengkapi. Jika seorang pemeran film sama antara satu dengan yang lainnya, tentu kita tidak akan dapat menikmati sajian film yang menyenangkan untuk ditonton. Hanya dengan terus berusaha meningkatkan kemampuan diri ini maka kita akan lebih dapat mengenal kemampuan diri kita untuk memberikan yang terbaik dari hidup kita kepada sesama.
Itulah barangkali makna dari sebuah ungkapan yang diajarkan dalam agama bahwa:"siapa yang mengenali dirinya, maka ia mengenal Tuhannya."
hdwallpaper.com
Banda Aceh, 4 Februari 2014
Belum ada tanggapan untuk "Setiap dari Kita Unik dan Berbeda"
Post a Comment