Beranda · Wisata · My Extraordinary Life · Menu 2

Peri Kecil di Taman Bunga

Angin yang bertiup sepoi-sepoi melenakan mata untuk mengambil rehat sejenak. Teduhnya pepohonan yang rimbun memaksa mata untuk terpejam. Sejurus kemudian aku sudah berada di taman bunga yang indah mengejar capung dan kupu-kupu yang beterbangan.

Hai, sebelumnya perkenalkan namaku adalah Hayati. Aku anak perempuan yang manis. Hari-hariku kuhabiskan bermain dengan teman-teman di kelas 1 SD Bustanussalatin. Aku punya saudara kembar, namanya Mala. Ia sangat suka menemaniku bermain, meskipun aku lebih sering membuatnya menangis.

Seperti hari ini ketika aku mengejar kupu-kupu di taman, aku menemukan sebuah bros cantik terjatuh di semak-semak. Aku memungutnya. Sambil berteriak kegirangan aku menunjukkan bros itu pada Mala. Aku kemudian memberikan bros itu pada Mala namun sepulang dari sekolah aku mengambil kembali bros itu dari dalam tasnya. Mala pun menangis seharian dan ibu pun menasehatiku.

Aku kesal pada Mala. Seharusnya dia tidak mengadukan aku pada ibu. Pokoknya hari ini aku mau merajuk, tidak mau makan malam. Biar saja nanti ibu mengetuk pintu menyuruhku keluar untuk makan bersama. Aku kesal karena Mala mengadukan aku pada ibu.



Taman Putroe Phang
bebyharyantidewi.blogspot.com


"Hayati, buka pintunya, Nak?" pinta ibu saat waktu makan malam tiba.

"Hayati, ayo bangun, Nak? Makanlah dulu sebelum tidur," lima menit, 10 menit, 15 menit, Ibu kembali lagi ke kamarku. Dengan sabar ibu membujuk aku bangkit dari tempat tidurku.

"Iya, iya, Bu!" aku akhirnya menyahuti panggilan ibu.

Ibu sudah menata hidangan di meja makan. Malam ini hanya ada ibu, aku dan Mala di rumah karena bapak masih bertugas ke luar kota. Setelah membaca doa yang dipimpin oleh ibu, kami segera bersantap malam.

Sebelum tidur, seperti biasa ibu akan bercerita sampai kami terlelap. Beliau sering menceritakan kisah tentang para Nabi dan Rasul. Jika ibu akan bercerita, aku dan Mala berlomba cepat duduk di samping ibu.

Malam ini Ibu bercerita tentang seorang Sultan yang baik hati. Beliau memimpin kerajaan Aceh dengan adil dan bijaksana. Di masa pemerintahannya, kerajaan Aceh merupakan kerajaan yang makmur dan amat disegani. Sultan tersebut dikenal dengan nama Sultan Iskandar Muda. Sultan Iskandar Muda mempersunting Putroe Phang yang cantik jelita yang berasal dari kerajaan Pahang sebagai permaisurinya.

Sultan Iskandar Muda sangat menyayangi Putroe Phang. Demi menghibur Putroe Phang manakala Sultan bepergian jauh, dibangunlah sebuah bangunan yang indah sebagai tempat bertamasya bagi sang permaisuri. Tempat tersebut bernama Taman Putroe Phang. Di taman ini terdapat Pinto Khop yang merupakan gerbang kecil berbentuk kubah yang menghubungkan taman dengan Pendopo atau istana Sultan. 


 
Pinto Khop
http://id.wikipedia.org


"Sultan Iskandar Muda pasti sangat sayang pada permaisurinya, ya, Bu?" tanyaku. Mala ikut menyimak cerita Ibu dengan penuh perhatian.

"Iya, Nak. Seperti Ibu menyayangi kalian," ibu tersenyum sambil memeluk kami erat.

Ibu kemudian terkenang pada almarhum kakek. Kakek dulu sering sekali menceritakan kejayaan Sultan Iskandar Muda dalam memimpin kerajaan Aceh sejak tahun 1607-1636. Saat itu wilayah kerajaan Aceh sangat luas yang mencapai Minangkabau dan Semenanjung Melayu. Kerajaan Aceh juga dikenal sangat makmur dan merupakan pusat perkembangan ilmu pengetahuan dan pembelajaran keislaman.

"Di samping Taman Putroe Phang terdapat Taman Sari Gunongan atau yang dulu dikenal dengan nama Taman Ghairah. Taman ini merupakan taman terindah di masa Sultan Iskandar Muda. Di sini dibangun sebuah tempat bertamasya bagi Putroe Phang yang dinamai Gunongan," ibu melanjutkan ceritanya.

"Menurut sebuah riwayat, bangunan ini dibangun oleh warga berkebangsaan Turki atas permintaan Sultan. Dengan tinggi sekitar 9,5 meter, Gunongan dirancang menyerupai miniatur pegunungan yang mengelilingi istana kerajaan Pahang. Hal ini dimaksudkan untuk mengobati kerinduan Putroe Phang pada kampung halamannya," ibu menjelaskan.



Gunongan
http://id.wikipedia.org


"Gunongan ini melengkapi keberadaan Taman Sari Gunongan yang ditanami dengan bunga-bunga yang indah. Biasanya Putroe Phang senang bermain-main di taman ini dengan ditemani para dayang," ibu menyudahi ceritanya.

"Wah, pasti menyenangkan sekali ya, Bu, kehidupan Putroe Phang saat itu?" tanya Mala, yang akhirnya ikut bertanya juga.

Ibu hanya tersenyum. Kemudian membelai rambut dan mengecup kening kami.

"Sekarang kalian boleh pergi tidur, jangan lupa untuk membaca doa sebelum tidur."

"Bismika allahumma ahyaa' wa bismika amuutu," sahut kami hampir serempak.

Aku tersenyum, demikian juga Mala. Tak ada lagi perasaan kesal yang membayangi. Aku segera terbawa ke alam mimpi. Dalam mimpi itu aku berlari-lari riang ke sana kemari mengejar capung dan kupu-kupu. Bak peri kecil di taman bunga.


Banda Aceh, 27 April s.d. 05 Mei 2014
Dikerjakan sebagai tugas pada kelas menulis "Jelajah Budaya" FLP Aceh, 27 April 2014



Bukti kehadiran saya di kelas menulis FLP edisi "Jelajah Budaya" 27 April 2014.
(Dokumen pribadi Reza Fahlevi Siregar)


Sumber:

http://bebyharyantidewi.blogspot.com/2014/04/taman-putroe-phang-dan-gunongan-tempat.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Iskandar_Muda_dari_Aceh

http://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Putroe_Phang

http://maulidaryusufatjeh.blogspot.com/2012/02/bukti-cinta-sang-sultan.html

http://travel.okezone.com/read/2014/02/21/408/944530/inilah-gunongan-taj-mahal-kebanggaan-aceh

Artikel keren lainnya:

4 Tanggapan untuk "Peri Kecil di Taman Bunga"

  1. Keren. Ceritanya gampang dicerna oleh anak-anak muda :D

    ReplyDelete
  2. Good.... Pengemasannya beda.
    Btw.. Klo liat putroe phang..kk teringat juga pernah jalan-jalan ke taman sari Yogyakarta. Tempat dan sejarahnya juga mirip dengan Putroe Phang. Ada kolam mandi putri dan tempat berganti pakaiannya juga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Trims Kak Fida. Ternyata walaupun jarak berjauhan tapi bisa diikat oleh kesamaan jejak budaya juga, ya ...

      Delete