"Jangan tanyakan apa yang negara ini berikan kepadamu tapi tanyakan apa yang telah kamu berikan untuk negaramu."
(John Fitzgerald Kennedy, Presiden Amerika Serikat)
Bencana demi bencana yang pada hari ini melanda negeri kita sudah semestinya tidak membuat kita terlena dalam keterpurukan. Sebaliknya, kondisi ini dapat menjadi kesempatan bagi kita untuk memperbaiki diri. Meningkatkan ilmu dan keterampilan, adalah salah satu kiat yang tak boleh diabaikan.
Kapasitas diri dapat diperoleh melalui proses belajar: membaca, mendengar, berdiskusi dan berlatih. Moment krisis adalah sarana pembelajaran terbaik, kesempatan bagi siapa saja baik bagi yang baru memulai ataupun yang sudah lama berkarya. Baik yang sedang dalam posisi tenggelam dalam jurang kekalahan ataupun di puncak kesuksesan. Sebagai manusia, kita harus senantiasa menumbuhkan sikap optimis dalam mengarungi kehidupan.
Dalam kekalutan terbesar, kata Bill PS Lim, dalam sebuah bencana terdahsyat, saat tak tersisa adanya harapan maka saat itulah tak tersisa sebersit pun ketakutan. Pernyataan ini memiliki pemahaman mendasar, bahwa keterbatasan manusia seringkali memaksa dirinya untuk berpikir dan bekerja lebih keras dan lebih cerdas daripada sebelumnya. Kondisi sulit dapat mendewasakan, tergantung dari cara kita menyikapinya.
Banyak yang bilang, kalau kita tidak mengikuti "arus", maka kita akan tertinggal dari kebanyakan orang. Tapi, kenapa harus jadi orang kebanyakan jika kita bisa jadi berbeda dan menjadi "mahal"? Kadang, kita jadi kehilangan karakter diri, integritas, dan kejujuran hanya karena mengikuti tren yang berlaku di masyarakat. Apapun hasil akhirnya, setidaknya hiduplah sesuai dengan nilai-nilai yang kita yakini. (Andri Rizki Putra)
Tidak ada kebaikan kecil. Semua yang bernilai kebaikan adalah butir-butir beras yang akan terkumpul di gelas besar amal kebaikan yang akan kita petik manfaatnya cepat atau lambat, di dunia ataupun di akhirat. Bahkan kebaikan yang kita lakukan akan dapat bersinergi dengan kebaikan-kebaikan lainnya di muka bumi. Dengan saling bekerjasama secara terorganisir, karena kebaikan yang meskipun sedikit namun terus menerus dan lebih baik lagi terorganisir dengan manajemen yang rapih akan lebih bernilai tinggi, seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Banda Aceh, 29 Juni 2015
Belum ada tanggapan untuk "Lilin di Tengah Kegelapan"
Post a Comment