Rasa terima kasih tak hingga juga pada narasumber, peserta dan semua pendukung acara termasuk pihak Museum Aceh. Dalam perjalanan I Love Songket Aceh juga banyak mendapat bantuan dari Museum Aceh dalam menggali sumber-sumber sejarah. Meski kami tahu kami baru saja memulai perjalanan tersebut. :-)
Minggu demi minggu berlalu, bantuan demi bantuan tak terduga hadir. Betapa kami tidak dapat melupakan para narasumber yang hadir di kesempatan tersebut. Juga teman-teman yang urunan membantu pendanaan. Teman desainer grafis yang ada di balik warna-warni acara kami di hari itu. Juga para bidadari, mahasiswi FKIP PKK Prodi Tata Busana yang menjadi bintang di gathering tersebut. Rumoh Teunuen Songket Nyakmu, yang berlokasi di Gampong Siem, Kec. Darussalam, Aceh Besar menjadi sponsor utama kegiatan peragaan busana (fashion show).

Hal yang paling menarik dari perjalanan kami tidak lain kehadiran mentor-mentor dari para pengrajin, praktisi kewirausahaan maupun seni dan budaya dan juga sahabat-sahabat yang pada akhirnya menjadi mentor-mentor tak terduga. Kami dipertemukan dengan seorang dosen dan pembina tim robotik FT Unsyiah, Dr. Syahriza. Beliau mencetuskan perlunya dibangun sebuah pasar seni dan souvenir yang terpadu bagi wisatawan yang berkunjung ke Aceh.
Perjalanan kami di dunia sosial media mempertemukan kami dengan para pelaku industri ekonomi kreatif. Seorang Desainer Busana Muslimah yang sudah mewarnai dunia fashion, Fitri Aulia bersama brand Kivitz-nya merencanakan perjalanan mudik sambil menggali khazanah budaya Aceh. Alhamdulillah kesempatan tersebut dapat terwujud melalui seminar industri kerajinan budaya daerah digelar di Museum Aceh pada 4 Mei 2016. Fitri Aulia sendiri turut berbagi mengenai aplikasi songket Aceh pada busana muslimah kreasinya yang sudah berkesempatan tampil antara lain di ajang Jakarta Fashion Week 2015.

Seminar tersebut turut menghadirkan Zulhadi Sahputra, ST, MT, dosen Arsitektur FT Unsyiah yang mengulas inovasi budaya dalam desain arsitektur kontemporer, Ibu Dra. Mukhirah, M.Pd, dosen FKIP PKK Prodi Tata Busana yang mengulas Makna Motif Aceh dalam Khazanah Budaya Aceh.
Ada pula Meutia Halida Khairani, blogger dan praktisi bisnis online yang mengulas potensi produk-produk merchandise atau souvenir etnik tradisional khas daerahagar dapat menembus marketplace dunia. Sebagai informasi tambahan, seminar tersebut digelar sebagai pre-event dari kegiatan Festival Kota Kita 2016. Festival Kota Kita merupakan event kolaborasi lebih dari 70 komunitas di Banda Aceh dalam rangka memperingati hari bumi dan 811 tahun kota Banda Aceh.
Dalam kepanitiaan Festival Kota Kita, komunitas I Love Songket Aceh tergabung dalam cluster culture and heritage, di mana berkumpul komunitas yang bergerak di bidang budaya dan sejarah. Selain seminar pre-event tersebut, kami turut terlibat dalam kegiatan pre-event antara lain workshop anyaman rotan, workshop membuat souvenir Aceh, dongeng untuk anak, lomba mewarnai motif Aceh, workshop menulis arab jawi, workshop tarian Aceh, dan sebagainya.

Banyak yang bertanya tentang suka duka berkolaborasi. Banyak yang mulanya merasa ragu: jangan-jangan setelah "punya nama" bakal lupa daratan. Setelah "ada laba" bakal saling ribut berebut jatah dan jasa. Mungkin tidak mudah mengingat barangkali kita dibesarkan dalam pola pikir saling berkompetisi. Sedikit banyak dari kultur pendidikan dan sebagiannya lagi dari arus modernisasi kehidupan.
Syukurlah apa yang kami rasakan dari kolaborasi sejauh ini untuk saling berbagi dan bermanfaat bagi sesama. Berbagai komunitas juga diarahkan agar fokus sebagai jalan solusi bagi diri dan sesama. Sedikitnya ada lima bidang yang sudah dijalankan: bidang kepemudaan dan sosial (merah), bidang budaya dan sejarah (kuning), lingkungan (hijau), pendidikan (biru) dan kreativitas (hitam). Warna-warni tadi menunjukkan harapan bahwa perbedaan tak lantas menjadi kami berebut panggung, tapi dapat menyatu dalam kesatuan; harmoni.

Kesempatan untuk bertemu para pelaku sejarah dan pelaku usaha kerajinan budaya daerah merupakan kebahagiaan lainnya saat tergabung dengan I Love Songket Aceh. Rasa kagum akan ketekunan para pengrajin tenun songket Aceh dan souvenir khas Aceh lainnya yang rata-rata sudah lebih dari dua puluh tahun terkadang menjewer diri sendiri: sudah berbuat apa saja selama ini untuk menemukan fokus pengembangan keterampilan diri.

Tentu ada banyak lagi kesempatan yang luar biasa yang ingin kami bagikan sebagai bentuk rasa syukur. Namun rasanya memadailah untaian kalimat-kalimat ini ditutup dengan rasa terima kasih. Terima kasih kami untuk semua rakan I Love Songket Aceh yang telah membersamai kami dalam perjalanan setahun pertama kami. Satu tahun, laksana bayi tentunya masih baru mulai belajar untuk berdiri. Untuk semua salah dan silap di sana-sini semoga ada ruang untuk kemaafan dan perbaikan.
Tulus - Setahun Lamanya (Lyric Video)
Banda Aceh, 18 November 2016
Turut berduka cita atas meninggalnya Bang Fakhrurrazie Gade, sekretaris Aliansi Jurnalis Independen (AJI) yang juga founder Aceh Kita pada hari Jumat, 11 November 2016. Beberapa bulan yang lalu, I Love Songket Aceh berkesempatan terlibat dalam pembuatan video dokumenter/feature mengenai tenun songket Aceh oleh Bang Razie dan team Aceh Kita. Semoga perjuangan beliau menjadi inspirasi bagi kita dan arwah almarhum beroleh tempat mulia di sisi Allah SWT.
======================================================================
LEMBAR MUHASABAH
Sukses untuk songket Aceh ya.
ReplyDeleteaamiin, trims Ubai.... :)
DeleteMenjadikan Produk Lokal yang selalu mendunia dan menjadi sebuah Icon dari daerah,Khususnya Aceh.
ReplyDeleteSukses selalu buat usahaperdana.com, Mr. Dhanz. :)
Delete