Beranda · Wisata · My Extraordinary Life · Menu 2

Menjalin Keakraban Budaya Aceh dan Melayu dalam Gelaran Hikmah ke-20

Alhamdulillah, wa syukru lillah. Rasa terima kasih tak terkira akan undangan dari Peusaba, Mapesa, dll komunitas dalam kegiatan Majelis SIlaturahim Muhibbah Sejarah dan Budaya Tamaddun Islam Aceh-Malaysia. Kesempatan bertatap muka dengan para volunteer HIKMAH yang concern di bidang perlindungan warisan budaya dan sejarah (culture and heritage).


Dari Malaysia antara lain penulis buku Pengalaman Bertualang Ke Aceh Dato' Radzie seorang alumnus jurusan Matematika dari London yang kemudian menggeluti dunia sejarah, seni dan budaya. Kemudian ada Dato' Kamaruzzaman yang sedang meneliti tentang P. Ramlee dari Malaysia. Juga Bapak Tgk. H. A. Rahman Kaoy, Wakil Ketua Majelis Adat Aceh Provinsi, guru dan pembina kami di ISKADA yg selalu mengingatkan kewaspadaan akan tulisan-tulisan para orientalis yang tidak selamanya dapat jujur dan akurat bahkan cenderung menyesatkan sebagai referensi yang digunakan oleh dunia akademis dewasa ini.


 
  
Dari generasi muda. teman-teman Mapesa yang luar biasa semangatnya menggali sidik jari kejayaan peradaban kerajaan Islam yg membuktikan tempo dulu orang Aceh dan Melayu cerdas lagi berperadaban tinggi. Bang Herman peneliti bidang manuskrip yang berpengalaman yang menceritakan 4.400 lebih manuskrip yang sudah masuk dalam "radar"nya. Juga bang Mizuar tokoh muda salah seorang penggerak Mapesa yg aktif dalam dalam kegiatan penyelamatan jejak-jejak peradaban masa silam, selama ini hanya bertemu dari dunia maya. Juga ada komunitas Peukayan Aceh, bang Ajir dkk yang umumnya berdomisili di Pidie dan sekitarnya yg ternyata sohib dekat pegiat wisata halal bapak guru Rio Dejaksiuroe Riazul Iqbal Pauleta.


 
Manuskrip naskah kuno yang berisikan perkembangan ilmu pengetahuan yang banyak diawetkan di museum di negeri Barat saat ini, kain tenunan sutera songket Aceh yang pernah menjadi komoditi perdagangan unggulan di masa silam, batu-batu nisan yang menjadi penutur kegemilangan masa silam. Bahwa orang Aceh tempo dulu pintar dan berperadaban tinggi.






Sekali lagi terima kasih dari kami Komunitas I Love Songket Aceh, telah beroleh kesempatan untuk mengisi kegiatan di Majelis HIKMAH yang ke-20 ini. Semoga silaturahim lintas batas dan upaya-upaya ini terus berjalan. Mohon maaf kegiatan yang begitu berkesan ini tidak sempat kami kabarkan karena kesibukan dan sebagainya. Sebagai informasi, Kegiatan volunteering ini sudah memasuki gelaran ke-20 dan untuk di Aceh sendiri telah menjadi penyelenggara untuk kali kedua setelah tahun 2014 yang lalu.

Banda Aceh, 21 Maret 2017


Foto-foto: Muammar Alfarisi, Fadhlan Amini, dll.

Artikel keren lainnya:

2 Tanggapan untuk "Menjalin Keakraban Budaya Aceh dan Melayu dalam Gelaran Hikmah ke-20"

  1. Event kayak gini maunya soundingnya lebih besar lagi, biar banyak yang hadir. Saya salut dengan kegiatan Hikmah, dekat banget rasanya dengan budaya kita, yaitu Melayu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya sepakat, Yelli. Salut dengan para pegiat di Hikmah yg mendorong dan memotivasi kajian-kajian semcam ini terus hadir menyampaikan pada dunia tentang kekayaan sejarah, seni dan warisan budaya negeri serumpun.

      Delete