Beranda · Wisata · My Extraordinary Life · Menu 2

Kaleidoskop Cinta Kita

Embun pagi belum lagi berani menyembunyikan diri ketika di pagi Senin yang cerah itu aku mengirim sebuah pesan ke handphonemu. Kata demi kata itu mengalir begitu saja dari mobile phone-ku. Aku masih merasa belum benar-benar terjaga, ketika setelah sekian lama aku menerima kenyataan bahwa apa yang aku harapkan selama ini--bahwa kau juga mencintaiku --pupus.

Tuhan, malangnya nasibku. Apa salahku hingga seorang seperti dirimu tega-teganya menghancurkan asa yang telah sedemikian lama kurajut dalam hatiku.

Aku telah rela memangkas semua ambisiku semata-mata untuk menjadi primadona di hatimu. Aku tanggalkan semua sikap egoku, sikap high-profile-ku yang selalu ingin jadi pusat perhatian para cowok yang terpukau oleh segenap pesonaku. Hanya agar kau mau sedikit saja memperhatikanku. Hanya untuk kita bisa saling berbagi cerita suka dan juga duka. Hanya agar kau bisa menjadi kekasihku...

Tapi ini apa yang aku dapatkan. Kau masih saja diam membisu seperti patung di Tugu Pancoran. Ingin rasa aku menuangkan semua bait demi bait ini dalam IPad-ku. Bahwa kau tak semestinya memperlakukan aku seperti ini.

Musnah sudah semua harapku. Kini, biarlah pesan ini memberimu sebuah arti tentang sembilu. Pergilah, kau. Pergilah selamanya dari hatiku...

Dan semoga aku akan segera menemukan pengganti dirimu.

SOMEONE LIKE YOU 1

Kini ku buka lagi lembar demi lembar kisah kita, agar engkau dapat tahu betapa aku sungguh-sungguh mencintaimu. Namun kini kuberharap agar kamu menyesal telah menyia-nyiakan itu semua. Dua tahun telah berlalu, semoga dapat menjadi kenangan terindah untuk kita.

16 Juli 2009

Tepat seminggu sudah sejak kamu mencoba untuk menyatakan cintamu padaku.
Aku  menolaknya dengan halus. Kukatakan saja saat ini aku ingin lebih fokus pada kuliah serta mewujudkan mimpiku agar grup band yang selama ini aku dipercaya menjadi manajernya bisa segera go public.

Namun kini di hatiku telah bersemi lagi cinta yang baru. Adalah Heri, dia teman sekelasku di SMP dulu. Dia cinta pertamaku. Dan baginya, pintu hatinya selalu terbuka untukku.
Waktu demi waktu berjalan, kami pun memadu kisah kasih yang baru. Tempat kerjanya hanya berjarak beberapa ratus meter saja dari kampusku.

Hampir setiap sore, sepulang dia dari kantornya, kami selalu menghabiskan waktu bersama. Menyaksikan panorama matahari terbenam di waktu senja di taman kampus nan teduh. Oh, rasanya dunia hanya milik kami berdua...

24 Mei 2010

Hari ini, Heri menyatakan keinginannya untuk segera melamarku. Oh, betapa hati ini serasa ingin melayang rasanya.
Akhirnya ...

23 Juni 2010

Mimpi terkadang begitu indah, batinku.

Janji yang dinanti-nanti tak kunjung tiba. Heri malah menghilang entah ke mana. Ada saja alasannya yang membuat kami tak dapat bertemu. Lembur lah, ada job tambahan katanya. Atau sekedar menemani bosnya dinas ke luar kota. Ada-ada saja alasan yang dibuatnya sehingga hati ini pun mulai jadi tak menentu.

Galau...

FLYING WITHOUT WINGS 2

2 Juli 2010

Hari ini pesta ulang tahunku yang kedua puluh dua.

Semua persiapan telah meriah. Mama yang mempersiapkan segala sesuatunya mulai dari dekorasi ruangan sampai memesan makanan. Sementara siapa-siapa yang diundang Mama serahkan kepadaku. Mama betul-betul mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang.

Ma, makasih ya, Ma... I love you, Mom!

Dan hari itu pun, hatiku mulai ceria kembali. Kini bersama Mas Wisnu. Ia anak dari teman Om Yopi, teman sekantor Papa. Kami berkenalan di facebook sebulan yang lalu. Hanya butuh waktu seminggu saja bagiku untuk melupakan Heri yang ternyata baru saja dikontrak di sebuah perusahaan bonafid di Samarinda. Di perusahaan barunya, Heri harus menandatangani kontrak yang tidak memberi izin untuk menikah selama dua tahun pertama.

Heri benar-benar mengharapkan agar aku mau menunggunya. Segenap kenangan di masa lalu kami yang begitu indah diputarnya kembali ke dalam memori batinku. Namun hati ini tak merasakan apa-apa lagi. Mati. Bagaimana mungkin setelah sekian lama kamu mendiamkanku, menghilang tanpa kabar. Lalu kamu sampaikan semua ini secara tiba-tiba.

Kurasa kisah kita cukup sampai di sini...

Maaf, ya!

15 Juli 2010

Kencan pertamaku dengan Mas Wisnu.

Dia mengajakku makan malam di sebuah kafetaria mewah di kompleks taman kota. Desain bangunannya minimalis, tapi dipenuhi ornamen-ornamen khas gaya mediterania. Puluhan batu alam yang disusun rapi memaku di dinding disertai gemercik air yang memancar dari pompa hidrolik. Satu set akuarium fiber berukuran besar bak televisi layar lebar yang senantiasa memanjakan mata kami dengan ikan-ikan hias di dalamnya.

Tak lama pelayan membawakan menu pesanan kami. Apa lagi kalau bukan macaroni panggang kesukaanku.

Owh, romantisnya...

WHEN I FALL IN LOVE 3

22 Agustus 2010

Dag, dig, dug. Hari ini sidang tugas akhirku. Segenap persiapan telah kubuat. Wiwik dan Rangga, teman seletingku yang telah lebih dulu sarjana membantu semua persiapan dan kelengkapan untuk tugas akhirku.

Padahal sepuluh hari yang lalu aku masih terbaring lemah di rumah sakit. Gejala typhus kata dokterku. Oh, ini akibat aku tak memperdulikan jadwal makanku. Segepok tugas skripsi ditambah lagi persiapan mentas bersama anak-anak band yang bulan depan bakal tampil di pernikahan putri Rektor kampusku membuatku cukup sibuk. Juga kursus bahasa Mandarinku yang kulakoni juga walaupun absensinya sudah kebakaran alias tak lagi mencukupi syarat minimal absensi untuk ujian.

Mama, Papa, tak akan aku mengecewakan kalian, kan kubuat kalian selalu bangga.

Dua jam berlalu... Alhamdulillah, aku dinyatakan lulus.

Akhirnya...

Perjuanganku menimba ilmu di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi ternama di kotaku ini selama empat tahun tiga bulan usai sudah. Hari ini, resmilah sudah aku jadi sarjana. Tercapailah mimpi dan cita-cita yang selama ini aku idam-idamkan. Dan, resmilah pula aku menghadapi dunia nyata yang menuntut segenap komitmen, profesionalisme dan kesabaran.

Oh, apalah dayaku tanpa bantuan Wiwik dan Rangga. Juga Neta, Viscka, Maudy dan juga Rika. Juga Mas Bimo yang setia mengedit tugas akhirku di rental komputermya.

"Wirna...!!!" serempak semua temanku menyambut kabar gembira itu.

Dan yang tak mungkin kulupakan, Wisnu. Masku yang cool dan ganteng ini telah dengan rela mengantar-antar aku untuk mempersiapkan tugas akhirku. Dia memang benar-benar tipe suami siaga: siap antar jaga. Hihihi...

I HAVE A DREAM 4

13 Desember 2010

Hari ini pesta wisudaku. Dan hari ini pula, Mas Wisnu sudah menyatakan niatnya untuk memperkenalkan dirinya pada orang tuaku. Tepat di saat itu, di saat Wisnu sedang menyalami Papa dan Mama, kamu datang.

Dari raut wajahmu aku tahu, ada segenggam kecewa di sana. Hanya kira-kira beberapa meter saja, kamu kulihat sudah hampir mendekati kami. Lalu kamu malah membalikkan langkahmu. Pulang, tertunduk lesu.

Satu jam kemudian nada dering mobile phone-ku berbunyi. Sebuah pesan masuk, darimu.
"Hidupilah kampus. Jangan menggantungkan hidup dari kampus. Berjasalah, jangan minta jasa. Sekali hidup, hiduplah yang berarti. Jangan Cuma berani mati, tapi juga berani hidup... Congrats ya, Wirna ^_^"

Oh, Mas Bobby, mengapa kini kau baru datang di saat yang lain telah hadir.

HARD TO SAY I'M SORRY 5

1 Januari 2011

Aku merebahkan badanku di atas seprei Mister Zero sembari hatiku membatin sendiri.
Seakan-akan semuanya baru terjadi kemarin sore. Ketika empat tahun yang lalu kamu menjadi seniorku di Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi. Entah mengapa sikapmu yang kalem itu bisa membuatku bersimpati. Selalu saja  terlihat menjaga jarak dengan lawan jenis yang bukan muhrim. Hari-harimu di kampus? Paling-paling cuma mutar-mutar dari ruang kuliah, pustaka, mushalla sama kantor Sekretariat Bersama Mahasiswa. Ke kantin? Paling-paling cuma buat beli makanan kecil.

Terang saja, kamu bukanlah tipeku.

Tapi semua berubah sejak setahun yang lalu. Kamu lulus dan diterima sebagai karyawan di sebuah perusahaan ternama di kotaku. Tak kusangka, tak kuduga, kamu menembakku dengan kata-kata cintamu padaku... melalui Chicha. "Hah? Apa? Anak alim itu? Apa dia sudah sakit jiwa? Mana mungkin aku yang Miss Sosialite ini punya pacar anak alim macam dia?" batinku.

Tawaku meledak seketika.

Tapi sekarang lain cerita.

Sikap acuhmu, sikap dinginmu, justru telah membuat aku semakin jatuh hati. Meski perbedaan antara kita harus aku akui bagaikan langit dan bumi.

Cinta oh cinta, lagi-lagi cinta...

Mas Bobby, jika kamu memang benar-benar mencintaiku, mengapa kamu tak pernah menunjukkan keseriusanmu padaku. Mengapa kamu tak pernah berusaha meraih hatiku...

Galau...

Lagi... dan Lagi...

3 Februari 2011

Aku meminta sahabatku, Chicha, untuk memberitahumu bahwa kini aku sudah sendiri lagi... Dan inilah kesempatan bagimu jika kamu memang sungguh-sungguh mencintaiku. Chica memang satu kantor denganmu. Ia magang sambil menyusun LKP-nya di kantormu. Jadi otomatis dia bisa selalu berjumpa denganmu, dong!

Mas Wisnu yang kukira begitu perhatian, ternyata hanya pemain cinta yang suka mempermainkan wanita. Tak kusangka, tak kuduga tapi itulah yang terjadi ketika suatu hari aku memergokinya sedang bermesraan dengan Sheila, adik kelasku di kampus.

Dasar cowok...

6 Februari 2011

Chicha datang ke rumahku. Katanya ia sengaja datang hari itu untuk memberi kabar bahwa ia telah menyampaikan pesanku padamu. Dan katamu, bahwa aku selalu ada di hatimu. Kamu berjanji kali ini takkan lagi mengecewakan aku.

Makasih ya, Cha...

SOMEBODY THAT I USED TO KNOW 6

15 Februari 2011

Tiga bulan sudah aku diterima bekerja di sini, di sebuah perusahaan konsultan yang mnyediakan jasa penyusunan laporan keuangan. Bersyukur kami mendapatkan klien yang cukup besar juga, yaitu sebuah perusahaan waralaba kuliner lokal yang sedang berkembang pesat. Bulan lalu saja mereka baru membuka outletnya yang ke delapan belas, di negeri  jiran pula.

Mas Bobby, sampai kapan aku harus menunggumu...

Kalau kita kekasih, kenapa kau tak jua kunjung mendekatiku?

SOMETHING 7

17 Maret 2011

Kubuka mobile phone-ku, sebuah pesan kukirimkan pada Chicha.

"Cha, tolong kasih tau Mas Bobby , aku tak sudi lagi menunggunya. Dia masih saja seperti yang dulu. Dingin, tanpa ekspresi. Lima hari yang lalu kami bertemu di Busway, dia hanya menatapku tanpa bicara. Tolong bilang padanya kalau aku sudah punya pacar!"

9 April 2011

Kita bertemu lagi, Mas. Kali ini di gerai operator seluler waktu aku sedang membayarkan tagihan ponselku. Dan kuharap Chica sudah memberitahukan apa yang aku pesankan padanya untukmu. Kutatap wajahmu kali ini dengan ekspresi kecewaku.

Tapi engkau malah tersenyum kepadaku. Seolah semuanya masih berjalan baik-baik saja.
Apa? Apa? Apa kau pikir semuanya masih seperti dulu? Jangan harap, Mas. Aku sudah jenuh dengan semua sikap kalemmu. Geram aku! Benci aku!

Kini kuposting sebuah tweet di twitter-ku. 

"Kini kau datang padaku di saat ia telah jemu. Kau, kekasihku, pujaan hatiku. Untuk kau yang dulu,semoga kau temukan bahagiamu di kisah yang lain".

Kuharap kau mau mengerti, dan berhenti untuk mengharapkan cintaku.

WHO DO YOU THINK YOU ARE? 8

9 Juli 2011

Hari indah yang kutunggu-tunggu itu telah tiba. Seluruh undangan telah hadir. Bapak penghulu pun telah datang.

Mama sibuk merapikan jilbabku yang hari itu bertahtakan mahkota berwarna perak. Cantik serasi dengan jilbab merahku. Warna pilihanku setelah sekian lama berdebat dengan Mama. Katanya lebih baik aku memilih warna-warna yang standar saja. Putih, atau kuning. Bisa dipadu padan dengan beragam aksesoris yang indah.

Agung, sahabatku ketika masih di SMA dulu telah resmi menjadi suamiku. Kuciumi  tangannya setelah aqad ijab qabul nikah kami telah dinyatakan sah. Ada getar yang membuncah di dada. Sesuatu yang dirindu-rindukan itu telah hadir. Kini resmilah statusku sebagai seorang istri.

Satu per satu hadirin kusalami. Panitia upacara pernikahan mempersilakan para tamu pria untuk menyalami pengantin pria. Demikian pula para tamu wanita menyalamiku. Setelah 20 menit sesi pengambilan foto, kami pun bergegas pulang untuk persiapan acara resepsi yang diselenggarakan hari itu juga.

Tak kusangka, tak kuduga. Mas Bobby hari itu juga hadir di sini untuk melangsungkan aqad nikahnya.

Aku berjalan memburu langkahku menuju ke mobil pengantin. Chicha yang hadir pada hari itu menyampaikan pesan dari Mas Bobby, sebuah ucapan selamat atas pernikahanku.

Kusampaikan pula padanya, sebuah salam yang sama.

Semoga sakinah, mawaddah warahmah selalu menyertaimu, Mas.

INSHA ALLAH 9

Dari kami yang berbahagia,
Wirna Khairunnisa & Agung Nugroho.

Banda Aceh, 20 Juli 2012
Juga dipublikasikan di Kompasiana dengan nama akun azhar_ilyas


Keterangan lagu:

1) Someone Like You (Adele, 2011)

2) Flying Without Wings (Westlife, 1999)

3) When I Fall in Love (Doris Day, 1952)

4) I Have a Dream (ABBA, 1979)

5) Hard to Say I’m Sorry (Chicago, 1982)

6) Somebody that I Used to Know (Gotye feat. Kimbra, 2011)

7) Something (The Beatles, 1969)

8) Who Do You Think You Are? (Jar of Hearts, Christina Perri, 2010)

9) In sha Allah (Maher Zain, 2009)

Artikel keren lainnya:

2 Tanggapan untuk "Kaleidoskop Cinta Kita"

  1. Cerpennya mirip dengan cerepen-cerpen ala majala Annida dulu :D
    Lanjutkan azhar ;)

    ReplyDelete