“Jadilah
saja dirimu, sebaik-baiknya dari dirimu sendiri.”
(Taufiq
Ismail)
Sebuah
pesan yang sangat berkesan dari penulis yang juga termasuk sebagai pujangga
angkatan 1966. Beliau sepertinya hendak mengisyaratkan bahwa setiap orang
memiliki potensi dan rezeki masing-massing. Tinggal yang mesti diupayakan
adalah memberikan atau mempersembahkan yang terbaik bagi masyarakat.
Sambil
menghitung mundur detik-detik menuju hari esok, di tengah suara hujan yang
turun dengan derasnya malam ini di kota Banda Aceh saya pun kembali menulis.
Hari
ini beberapa peristiwa pun seperti mengingatkan kepada kunci keberhasilan yang
bernama disiplin. Disiplin dalam banyak pemahaman, ia adalah kesediaan untuk
menuntut kebersungguh-sungguhan dalam diri untuk mengupayakan pencapaian
kinerja tertentu. Disiplin adalah kunci keberhasilan di bidang apa pun yang
kita geluti. Seorang guru saya adalah contoh terbaik bagaimana disiplin yang
diterapkan kepadanya sejak kecil telah mampu ia terima dan terapkan bagi
kesuksesannya saat ini.
“Terlambat
itu berarti tidak menghargai orang lain.”
(Idris
Sardi)
Sayup-sayup
di tengah suara hujan, kita tidak tahu barangkali ada saudara-saudara kita yang
malam ini sedang mengorbankan kenyamanan dirinya untuk sekedar tidur nyenyak
berbalut selimut tebal ataupun menahan diri untuk makan makanan yang mewah dan
membeli perhiasan yang “wah” hanya untuk dapat bekerja dan menabung bagi
keperluan diri dan keluarganya di masa mendatang.
Tetaplah
bekerja. Syukurilah barangkali ada banyak hal yang bisa kau kerjakan namun kau
abaikan lantaran kau tidak memberi waktu yang cukup bagi dirimu untuk
mengerjakannya secara bersungguh-sungguh.
Lakukan
saja. Lalu perhatikan apa yang terjadi. Lalu perbaiki lagi berdasarkan hasil
evaluasi diri itu.
Tidak
ada permasalahan yang terlalu besar ataupun terlalu kecil. Semua sudah diukur
dan ditentukan menurut kadar kesanggupan setiap hamba untuk memikulnya.
Banda
Aceh, 13 November 2013
Pukul
00.06
Belum ada tanggapan untuk "Disiplin"
Post a Comment