Membaca untuk menulis.
Seorang teman yang lagi, secara tidak sengaja bertemu di facebook, namanya Setiyono Tiyo. Beliau seorang aktivis. Melazimkan membaca dalam jumlah yang tidak sedikit lembarnya. Sekurangnya 6 jam sehari dihabiskannya untuk membaca buku hingga bisa menulis buku!
Saya menjadi terheran-heran, mengapa bisa.
Berulah saya memahami setelah mengerti, mengapa bisa? Saya mengamati berbagai macam polah dan tingkah laku seseorang yang menggandrungi suatu hobi misalnya.
Penggemar Harley Davidson, ia akan menghabiskan waktunya untuk motor kecintaannya.
Penggemar sepakbola, mulai dari yang gemar bermain sampai sekedar menonton dan berkomentar saban hari, bergadang berjam-jam menghabiskan waktu 'hanya untuknya'.
Maniak game online juga begitu.
Seorang teman pernah menuliskan saripati dari sebuah buku, kalau tak salah saya mengingat buku yang dibahasnya adalah The Habits. Intinya adalah; jika kita ingin menguasai suatu hal, kumpulkan 10.000 jam latihan. Pelajaran lainnya adalah, barangkali agar 10.000 jam tersebut tidak sia-sia, kunci kesuksesan adalah fokus pada tujuan, kemudian berlatih, kemudian tingkatkan fokus, kemudian tingkatkan latihan dan begitu seterusnya.
Saya rasa kesabaran juga begitu. Hari ini saya diajarkan banyak hal tentang kesabaran dari orang-orang terkasih. Semoga dapat bermanfaat untuk saya dan kelak dapat saya bagikan untuk semua.
Sekarang, lantaran saya sudah kehabisan bahan bakar untuk menulis, saya akan kembali membaca. Saya sertakan pula tautan bacaan saya berikutnya, yaitu sebuah artikel yang judulnya saja sudah menarik ini: Individualisme Menjangkiti Masyarakat Desa. Selamat membaca. Membaca untuk menulis ... http://setiyonotiyouir08.blogspot.com/2012/08/individualisme-menjangkiti-masyarakat.html
timetowrite.blogs.com
Banda Aceh, 29 November 2013
Pukul 22.05
kalo ingin menulis rajin maka kita harus rajin menulis *nasehat untuk diri sendiri :D
ReplyDelete