Bapak, dilahirkan di Indrapuri, Aceh Besar 70 tahun silam. Tidak ada yang tahu pasti mengenai tanggal kelahiran Bapak. Bapak memilih tanggal 10 Desember sebagai penanda kelahiran beliau. Masa kecil beliau dihabiskan di dua tempat, yang tidak begitu berjauhan. Desa Jruek dan Desa Indrapuri. Lantaran Abu Chik, kakekku memiliki dua orang isteri.
Masa kecil Bapak penuh dengan perjuangan. Kondisi saat itu yang masih serba terbatas membuat Bapak benar-benar melalui perjuangan untuk bersekolah. Bapak pernah bercerita ketika kecil harus berjalan kaki dari satu desa ke desa lainnya untuk bersekolah. Jika hujan, maka pelepah pisang menjadi payung bagi Bapak dan Yah Cek, panggilan kami untuk abang Bapak.
Abu Chik adalah seorang pedagang daging, sehingga manakala dagangan Abu Chik tidak habis terjual maka daging tersebut dibawa pulang untuk dimakan bersama keluarga. Bapak memiliki dua orang saudara seibu yaitu Yah Cek (abang) dan Cek Neh (adik). Sementara dari istri Abu Chik lainnya Bapak memiliki empat saudara seayah, yaitu Cut M. Nur, Cut Ni, Nyak Mu, Cut Bit. Dari kesemua saudara Bapak saat ini hanya tinggal Cek Neh dan Nyak Mu yang masih ada. Bapak selalu menjaga silaturahim kepada mereka.
Masa-masa Bapak bersama Abu Chik tidak begitu lama. Ketika usia Bapak baru 10 tahun, Abu Chik meninggal dunia. Ketika Bapak sudah menyelesaikan pendidikan tingkat dasar, Bapak melanjutkan sekolahnya ke Banda Aceh. Bapak dititipkan di Panti Asuhan Seutui, Banda Aceh.
Pendidikan selanjutnya ditempuh Bapak di Sekolah Menengah Ekonomi Pertama (SMEP) dan Sekolah Menegah Ekonomi Atas (SMEA) yang merupakan sekolah menengah kejuruan bidang ekonomi. Sekolah tersebut saat itu masih menumpang kelas pada SMP dan SMA 1 Banda Aceh yang terletak di Blang Padang.
Setelah menyelesaikan pendidikan menengah, Bapak kembali pulang ke kampung. Sejak kecil Bapak telah terbiasa untuk hidup mandiri. Bapak tidak segan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan seperti menjaga warung nasi walaupun sempat mendapat teguran dari paman beliau.
Di kampung, Bapak ikut membajak sawah. Sementara teman-teman Bapak yang telah menamatkan SMEA pada umumnya berhasil diterima di sejumlah Bank Swasta yang sedang marak pada saat itu. Saat menceritakan hal ini, tidak jarang Bapak menceritakannya dengan nada penyesalan.
Beberapa tahun kemudian oleh salah seorang warga kampung yang telah menjadi direktur sebuah BUMN Niaga di Banda Aceh, Bapak diajak kembali ke Banda Aceh dan bekerja di perusahaan tersebut sebagai penjaga gudang. Sehari-harinya Bapak tinggal di kantor.
Di samping bekerja Bapak juga mengambil kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala, yang saat itu belum lama didirikan. Bapak mengambil jurusan Marketing. Jurusan yang sama dengan jurusan yang aku ambil karena seiring waktu jurusan tersebut berganti nama menjadi Manajemen. Saat itu seorang mahasiswa tidak dapat mengikuti pelajaran pada tahun selanjutnya apabila ada satu saja mata kuliah yang belum lulus.
Bapak mengambil kelas sore karena paginya harus bekerja. Bapak tidak sempat menyelesaikan kuliah hingga sarjana lantaran kesibukan pekerjaannya. Namun beliau masih sempat menyelesaikan pendidikannya hingga jenjang sarjana muda. Meskipun demikian Bapak tidak pernah menabalkan gelar tersebut pada namanya.
Bapak juga sering menceritakan pesan-pesan dari dosen beliau semasa beliau kuliah. Ada tiga hal yang sering dipesankan oleh Bapak, yaitu:
1. Tentang Problem Solving
Solusi atau keputusan yang kita ambil haruslah menjadi problem solving atau menyelesaikan masalah, dan bukan sebaliknya.
2. Tentang Kompensasi
Segala sesuatu solusi atau keputusan yang kita ambil atau pilih dapat menyebabkan suatu hal lainnya menjadi tertunda, terabaikan atau bahakan tidak terlaksana sebagai kompensasinya.
3. Tentang Kepandaian
Ini adalah pesan dari Prof. A. Madjid Ibrahim, yang kemudian menjadi Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Aceh pada masanya. Beliau menjelaskan bahwa semua orang sebenarnya pandai, hanya berbeda-beda dalam kemampuan menyerap pelajaran. Ada yang berhasil menguasai pelajaran hanya dengan sekali mempelajarinya, namun ada juga yang setelah beberapa kali. Sebagaimana sebuah peribahasa, lancar kaji karena diulang.
Bapak mengabdikan hampir seluruh kariernya pada BUMN Niaga tersebut, bahkan masa kerja Bapak sempat diperpanjang beberapa kali. Bapak dikenal sebagai pribadi yang jujur, amanah dan gemar membantu kegiatan sosial. Tidak jarang Bapak dipercaya sebagai Bendahara dalam beberapa kepanitiaan dalam rangka pembangunan masjid.
Bapak menjadi contoh bagi kami tentang kesederhanaan hidup dalam berbagai hal. Seorang teman Bapak yang telah lama mengenal Bapak menceritakan bahwa kesederhaan tersebut telah ada sejak masa muda beliau. Dari mulai cara makan di mana porsinya selalu dijaga, hingga pilihan selera berpakaian yang tidak terlalu jauh berubah.
Bapak juga senantiasa menjaga shalat berjama'ah di masjid. Semenjak SMP, Bapak juga tidak pernah bolong dalam shalat tarawih. Teringat lagi masa-masa kecil saat sering menemani beliau shalat tarawih. Alhamdulillah hingga saat ini Bapak masih diberi kesehatan. Beliau rajin berolahraga dengan sepeda statis yang ada di rumah. Bapak juga rutin mengkonsumsi minyak ikan dan baru-baru ini juga mulai mengkonsumsi herbal habbatussauda.
Soal makan ini Bapak sering mengulang sebuah petuah, bahwa penyebab orang sakit ada dua hal: yang pertama adalah kurang dalam soal makan, dan yang kedua adalah kelebihan dalam soal makan.
Hari ini adalah hari ulang tahun beliau yang ke-70. Terima kasih, Bapak atas segala yang telah engkau berikan kepada kami selama ini. Kami bangga pada Bapak. Hanya do'a dan janji kami untuk senantiasa berupaya menjadi generasi penerus yang shaleh dan shalehah. Semoga segala keteladanan yang Bapak berikan dapat kami teruskan hingga kepada anak cucu kami kelak.
Aamiin ya Rabbal 'aalamiin.
Selamat ulang tahun, Bapak!
Banda Aceh, 10 Desember 2013
Selamat ulang tahun!
ReplyDeleteIndrapuri juga ternyata ya? hehe
Wah, ternyata Azhar orang Aceh Besar ya
ReplyDeleteHehe... Iya, nih. Aceh Besar. Cuma numpang lahir dan besar di Banda Aceh :-)
ReplyDeleteMasih ada juga sih pertalian dengan daerah asalnya Kak Eky. Ayah dari Mamak Azhar berasal dari Susoh, Aceh Barat Daya...