Sifat boros merupakan sifat yang dilarang, namun berlebihan dalam soal berhemat sehingga tergolong kepada kikir juga merupakan sifat tercela. Allah Swt berfirman dalam Surat Al-Furqaan (25) ayat 67:
"Dan orang-orang yang apabila membelanjakan harta mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak pula kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian."
Dalam membelanjakan uang, sebuah prinsip yang diajarkan oleh seorang pendakwah adalah: "sesuai kemampuan, sesuai kebutuhan". Apabila kita ingin membeli sebuah gadget misalnya, dapat kita sesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan kita.
Masalah keuangan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan. Permasalahan dalam sebuah organisasi, perusahaan bahkan keluarga dapat disebabkan oleh ketidakcukupan atau ketidakmampuan mengelola keuangan. Melly Goeslaw bahkan membuat sebuah lagu berjudul "Duit" yang mendeskripsikan hal tersebut.
Saat ini profesi perencana keuangan telah menjadi suatu profesi yang diminati lantaran saran-sarannya yang sangat berguna dalam membantu memecahkan permasalahan pengelolaan keuangan mulai dari keuangan pribadi, keluarga, hingga perusahaan. Sebut saja Safir Senduk, Ahmad Gozali dan Ligwina Hananto. Seorang mentor pada sebuah acara Career Day mengajarkan kepada kami: "uang itu tidak penting, tapi sayangnya setiap gerakan kita butuh uang." Setuju, pemirsa?
Pemirsa, ada tips yang saya peroleh dari M. Syafi'i Antonio yang saya peroleh saat menyimak sebuah tayangan televisi. Beliau adalah seorang Tionghoa yang masuk Islam dan kini mengembangkan pendidikan ekonomi syari'ah lewat Sekolah Bisnis Tazkia yang didirikannya. Suatu ketika ayah beliau mengajarkan pada beliau sebuah cara pengelolaan keuangan yang efektif. Cara tersebut adalah membagi berapapun penghasilan yang diperoleh menjadi lima bagian; satu bagian dipakai untuk makan (consumption), satu bagian untuk ditabung (saving) dan tiga bagian sisanya dipakai untuk investasi (investment).
Cara seperti ini juga sesuai dengan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad S.a.w. Nabi Muhammad senantiasa berpesan agar harta yang ada hendaknya diputar dalam perdagangan dan tidak menjadi harta yang 'mati'. Dalam banyak kesempatan dikisahkan bahwa Nabi Muhammad beserta para sahabat adalah para pedagang yang sukses, namun hartanya telah banyak dihabiskan untuk membantu perjuangan menyebarkan ajaran Islam.
Sebagai catatan, apa yang dimaksud dengan investasi bisa bermacam-macam. Bisa melalui properti (jual beli tanah atau rumah, atau menyewakan rumah atau toko), asuransi, membeli reksadana saham, membeli emas, dan sebagainya.
Dengan menghindari sifat boros, berarti kita telah berupaya mensyukuri segala karunia dari Allah Swt dengan sebaik-baiknya. Semoga senantiasa kita diberikan petunjuk dan hidayah dalam mengelola sumber daya rezeki yang telah dilimpahkan dari-Nya. Aamiin.
Banda Aceh, 09 Desember 2013
kikir dan boros sama-sama tidak baik.
ReplyDeleteBelajar buat menahan keinginan2 yg gak penting, mengerti prioritas kebutuhan, pokoknya tau dirilah jgn sampe besaar pasak dari pada tiang... :)
ReplyDeletesemoga kita semua terhindar dari sifat boros, tapi jangan pula terlalu pelit, boros selalu lawannya pelit
ReplyDeleteIya, melek ilmu finansial ternyata merupakan sebuah keharusan dalam rangka mencapai bahagia dunia-akhirat.. Terima kasih atas kunjungannya ya Mas HP Yitno, Fafi Ainur Rofiq dan Kak Lisa Tjut Ali :-)
ReplyDelete