Saya juga tak begitu ingat, namun rasanya pernah membawakan nasyid ini di sebuah sesi jam pelajaran kesenian di kelas. Jam pelajaran kesenian tidak begitu banyak, hanya dua jam saja. Padahal menurut banyak tulisan yang saya baca, mengasah kemampuan ataupun keterampilan otak kanan tidak kalah pentingnya dengan mengasah keterampilan otak kiri yang bersifat logika-analitis.
Kembali ke nasyid. Di era-era awalnya, nasyid di Melayu kabarnya berkembang pada masa itu. Saat pertama kalinya seorang sahabat meminjamkan kepadaku kaset nasyid The Zikr itu. Lantunan lagu Rasulullah begitu mendayu.
Rasulullah dalam mengenangmu
Kami susuri lembaran sirahmu
Pahit getir perjuanganmu
Membawa cahaya kebenaran
Juga sejumlah lagu lainnya seperti Mengemis Kasih yang sepertinya berisikan tentang penyesalan tentang masa lalu di mana percintaan kepada manusia membawa diri kepada kegalauan yang begitu meresahkan hati.
Tuhan dulu pernah aku menagih simpati
Kepada manusia yang alpa jua buta
Lalu terhiritlah aku di lorong gelisah
Luka hati yang berdarah kini jadi kian parah
Mari kita simak lantunan lagu Bila Nur Melimpah di Hati yang kalau tidak salah ingat saat itu saya dengar dari penyanyinya Nazrey Johani:
Bila Nur melimpah di hati
Manusia itu bangun
Dari alam kegelapan
Ibarat mata yang berseri
Menatapi mentari pagi
Yang indah dan cerah menerangi
Kerana iman dan juga Islam
Telah menjadi keyakinan
Bila Qur'an dan sunnah didaulahkan
Ketika itu jiwa dikorbankan
Harta kemewahan dilaburkan
Demi untuk agama kebenaran
Banda Aceh, 30 Januari 2014
Belum ada tanggapan untuk "Bila Nur Melimpah di Hati"
Post a Comment