16 Februari bertemu anak-anak sekolah unggul yamg pada sibuk atur strategi UN dan SNMPTN.
17 Februari bertemu seorang siswa SMA di sebuah desa yang bersiap menjadi Office Boy setelah tamat SMA.
Mari teman-teman, luangkan waktu anda untuk memberi motivasi buat teman-teman kita di daerah terpencil ini...
Status facebook seorang teman, di-posting pada 18 Februari 2014 pada 20.55 WIB.
Sepucuk semangat buat sahabat yang hari ini sedang mempersiapkan diri dalam menghadapi Ujian Nasional (UN) baik kepada yang duduk di bangku Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama atau Sekolah Menengah Atas. Sepucuk semangat ini saya tuliskan semoga dapat menjadi motivasi bagi siapa saja yang hari ini sedang berjuang untuk meraih cita-cita dan impiannya.
Adalah seorang anak muda yang baru menamatkan SMA suatu ketika berangkat ke ibu kota Jakarta mengadu nasibnya. Ternyata kehidupan kota sangat keras, membuatnya memilih menjadi pedagang asongan. Suatu ketika ia memperhatikan banyaknya mobil mewah yang berseliweran, dan tertanam tekad dalam hatinya bahwa suatu saat ia harus bisa meraih kesuksesan seperti mereka. Mimpinya kembali terkembang dan segera saja dia masukkan lamaran kerja ke semua gedung bertingkat yang ia ketahui di Jakarta.
Surat-surat lamaran tersebut tidak bertepuk sebelah tangan. Sebuah bank ternama segera saja menerima lamaran tersebut dengan mengangkat pemuda itu menjadi seorang office boy. Dengan tulus sang pemuda melaksanakan pekerjaan apa saja sebagai seorang pesuruh di tempat kerjanya tersebut. Bahkan setelah selesai bekerja, pemuda itu tidak sungkan bertanya kepada pegawai di kantor tersebut mengenai istilah-istilah bank yang tidak dia mengerti, walaupun terkadang hanya disikapi dengan tawa oleh karena pemuda tersebut dianggap tidak perlu mengerti akan istilah-istilah tersebut.
Hari demi hari, si pemuda dengan cepat belajar banyak hal. Ia belajar cara memfotokopi sehingga ketika petugas fotokopi tidak bisa masuk, ia dapat menggantikan hingga suatu hari ia beralih tugas menjadi tukang fotokopi.
Suatu ketika ia melihat seorang staf memiliki pekerjaan yang menumpuk dan menawarkan diri untuk memberi bantuan.Pemuda itu pun diserahi berkas-berkas yang harus distempel dengan sangat hati-hati karena tidak boleh keluar dari batas kotak tertentu. Ia pun menghabiskan berjam-jam untuk mengerjakannya karena kehati-hatiannya, namun ia juga menyempatkan diri untuk membaca dan mempelajari dokumen tersebut.
Sikap mau belajar dan melayani dari sang pemuda tersebut membuatnya cepat menguasai banyak hal dan semua orang di kantor tersebut tidak sungkan untuk berbagi pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki. Demikianlah hingga pada 19 tahun kemudian sang pemuda telah berhasil menapaki jenjang kariernya hingga mencapai posisi vice president atau posisi paling tinggi bagi seorang WNI pada bank tersebut.
Pemuda itu, Houtman Zainal Arifin, yag kisahnya telah menginspirasi banyak orang. Ia tidak lantas jumawa dengan apa yang telah diraihnya. Ia kemudian dikenali banyak berbagi inspirasi kepada banyak orang dalam berbagai pelatihan dan merupakan bapak dari ribuan anak yatim. Beberapa waktu yang lalu beliau dipanggil oleh yang maha kuasa. Sempat menjadi teman facebook-nya, saya pun menelusuri banyak sekali ucapan dan rasa kehilangan atas kepergian beliau.
Syukuri apa yang adaHidup adalah anugerah
Tetap jalani hidup ini
Melakukan yang terbaik
Tuhan pasti kan menunjukkan kebesaran dan kuasa-Nya
Bagi hamba-Nya yang sabar
dan tak kenal putus asa
Jangan menyerah, jangan menyerah, jangan menyerah!
(D'Masiv - Jangan Menyerah)
Banda Aceh, 18 Februari 2014
Referensi pendukung:
Houtman Zainal Arifin, OB Jadi VP dan Formatur Duafa Tersenyum, http://nadnadnadira.blogspot.com/2012/12/hotman-z-arifin-ob-jadi-vp-dan-formatur.html, diakses pada 18 Februari 2014.
Belum ada tanggapan untuk "Kisah Office Boy Menjadi Direktur Bank Ternama"
Post a Comment