Beranda · Wisata · My Extraordinary Life · Menu 2

Kehidupan Umat Islam di Sri Lanka

Berkunjung ke Sri Lanka maka akan tersaji sejumlah keragaman multietnis. Di Sri Lanka, negara pulau dengan luas 66 ribu kilometer persegi yang juga dikenal dengan Ceylon ini merupakan tempat singgah yang digemari bagi para pelancong dari lintas etnis, suku, bangsa dan agama. Keberadaan muslim di negara dengan penduduk sekitar 20 juta jiwa ini merupakan minoritas, di mana jumlahya berkisar 10 persen saja.

Meskipun jumlah penduduk Muslim di Sri Lanka tergolong minoritas--hanya berkisar 10 persen dari jumlah populasi--Sri Lanka memiliki sekitar 5.000 masjid yang dikelola oleh komunitas, umumnya oleh etnik Melayu dan Moor. Crescent Rating, sebuah lembaga pengamat wisata halal yang berpusat di Singapura menulis setidaknya untuk ibukota Sri Lanka, Colombo, terdapat 24 masjid.

Muslim Sri Lanka juga sudah memiliki lembaga sertifikasi halal bernama The All Ceylon Jamiyyathul Ulama (ACJU). Meskipun belum tergabung dalam gabungan lembaga sertifikasi halal internasional, World Halal Council, lembaga yang berdiri sejak tahun 1924 ini adalah lembaga yang bersifat independen dan tidak sekedar mengurusi kehalalan makanan namun juga bidang lainnya seperti layanan perbankan, layanan sosial dan pendidikan.


Dari tulisan yang dibuat oleh Komunitas pemerhati sejarah Sri Lanka, Sri Lanka Genealogy, pada laman rootsweb.ancestry.com menulis Islam di Srilanka merupakan kelompok minoritas dengan jumlah 10 persen dari total 20 juta penduduk Sri Lanka. Muslim di Sri Lanka menurut etnisnya terbagi menjadi tiga unsur etnis utama, yaitu Moors (keturunan Arab), India dan Melayu.

1. Muslim Moor

Menurut sejarah, Islam mulai berkembang di Sri Lanka sekitar abad ke-7 bersamaan dengan kehadiran para pedagang dari Arab dan Somalia. Tikiri Abeyasinghe dalam bukunya, Portuguese Rule in Ceylon, menulis bahwa Muslim di Sri Lanka merupakan keturunan pedagang muslim dari Arab yang datang ke Sri Lanka antara abad ke-7 dan ke-8 M. Ibnu Batuta, seorang penjelajah muslim ternama yang masyhur dengan karyanya Rihlah, telah menuliskan banyaknya pengaruh kebudayaan Arab di Sri Lanka pada abad ke-14.

Di masa selanjutnya tepatnya pada abad ke-15, para pedagang Arab berhasil menguasai jalur perdagangan di Samudera Hindia, termasuk Sri Lanka. Tidak sedikit dari mereka yang menetap dan menyebarkan ajaran Islam. Sayangnya pada abad ke-16 banyak dari keturunan Muslim Moor ini yang mengungsi ke Central Highlands dan Pantai Barat untuk menghindari pembantaian oleh Portugis.

Akibat akulturasi budaya, bahasa nenek moyang Muslim Moor tak lagi digunakan meski beberapa kata dalam bahasa Arab masih bisa ditemui dalam percakapan sehari-hari. Muslim Moor di Sri Lanka menggunakan bahasa resmi Sri Lanka, Tamil, yang sebenarnya banyak menyerap kata dari bahasa Arab. Sementara Muslim Moor yang berada di Pantai Barat lebih lancar berbahasa Indo-Eropa, Shinhala. Pada umumnya komunitas Muslim Moor berprofesi sebagai pedagang wilayah pesisir ataupun sebagai petani.

2. Etnis Melayu

Keberadaan etnis Melayu di Sri Lanka terkait erat dengan masa penjajahan Belanda dan Inggris pada abad ke-18 dan ke-19. Banyak muslim dari Jawa, Indonesia dan Malaysia yang didatangkan oleh Belanda ke Sri Lanka untuk dipekerjakan sebagai tentara kolonial, staf penjara dan pemadam kebakaran di Sri Lanka. Di antara mereka terdapat pula 'warga buangan' (eksil) yang tidak pernah dapat kembali ke negara asalnya.

Dalam buku The Ploght of The Ceylon Malys Today, Murad Jayah menyebutkan bahwa pada 1709, seorang Raja Jawa bernama Susana Mangkurat Mas, dibuang ke Sri Lanka oleh pemerintah Belanda. Selanjutnya pada tahun 1723, sebanyak 44 pangeran di Jawa dan pengikutnya yang menyerah dalam perang di Batavia juga dibuang ke Sri Lanka.

Meskipun jumlah Muslim Melayu hanya sekitar 5 persen dari jumlah Muslim di Sri Lanka, mereka tetap mempertahankan identitasnya ditandai dengan penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa sehari-hari. Bahasa Melayu juga ikut mempengaruhi ragam bahasa Tamil. Seperti halnya keturunan Muslim Moor, Muslim Melayu di Sri Lanka juga umumnya merupakan penganut Islam Sunni.

3. Keturunan India

Etnis India sebenarnya sudah mulai datang ke Sri Lanka semenjak abad ke-3 dengan tujuan berdagang. Meskipun demikian, populasi Muslim India baru berkembang pesat melalui perdagangan di era kolonial. Sebagian etnis India datang pada masa penjajahan Portugis, sedangkan sebagian lainnya datang ketika Inggris mulai menguasai India.

Mayoritas dari Muslim keturunan India ini berasal dari Tamil Nadu dan Kerala. Muslim etnis India diperkirakan berjumlah sekitar 30 ribu orang. Di samping itu, kita juga bisa menemukan Muslim Pakistan di Sri Lanka meski dengan jumlah yang lebih kecil yaitu sekitar 3.000 orang.


Disadur dari Suplemen Islam Digest, harian Republika, Minggu, 18 Mei 2014, halaman 22. Disajikan oleh Fuji Pratiwi.

Artikel keren lainnya:

2 Tanggapan untuk "Kehidupan Umat Islam di Sri Lanka"

  1. may allah bless all muslim in sri lanka .. ameen... from djufri - medan - indonesia

    ReplyDelete
  2. Subhanallah... its very great feeling we have big family in the Sri Lanka... I hope I can go there... InshaAllah

    ReplyDelete