Aku, sendiri, menyepi, tegak berdiri. Acap kali kulihat seorang perwira muda kesatria meneriakkan yel-yel improvisasi, lalu ia menjadi renta dengan mencibir mimpinya sendiri. Ia berbaur dengan genangan air saat ia ludahi idealismenya sendiri.
Tak berarti kamu harus jadi yang sempurna, tapi ingatlah selalu mimpi para pendiri negeri. Untuk membawa rakyatnya sejahtera bukan utopia. Mencerdaskan kehidupan bangsa, adil, makmur, sentosa. Begitu cita yang mulia.
Bila hari ini aku memang kekasihmu. Kupohon padamu satu pinta. Jangan cintai aku apa adanya. Isi merdeka dengan idealisme dan karya.
Banda Aceh, 9 Januari 2014.
Belum ada tanggapan untuk "Jangan Cintai Aku Apa Adanya"
Post a Comment