Beranda · Wisata · My Extraordinary Life · Menu 2

Tangan-tangan Tak Terlihat

Dalam kehidupan banyak hal yang kita lalui dan rasakan. Kita tak dapat memungkiri akan adanya peran "tangan-tangan tak terlihat" yang memungkinkan kesuksesan yang kita raih. Tidak mungkin kita dapat mengklaim kesuksesan yang kita raih semata-mata atas upaya kita.

Ada jasa orang tua dan keluarga yang membesarkan dan mengurusi kebutuhan kita sejak masa kecil. Ada guru yang mengenalkan kita pada dunia melalui membaca, menulis dan mengira. Tidak sedikit peran-peran "tangan tak terlihat" tempat Allah Swt menitipkan pertolongan-Nya. Meski kita selaku insan lebih sering lalai dan melupakan.

"Kalau kamu berpikir "the invisible hand" adalah pemerintah, maka Pengantar Ekonomi kamu belum lulus," ujarnya mantap. Tak banyak yang kuingat, namun bahasan kami tentang uraian Adam Smith sang ekonom neo-klasik mengenai peran "tangan-tangan tak terlihat" itu terus terngiang. Terlebih, mungkin itulah diskusi terakhir kami sebelum dirinya meninggal dalam musibah dahsyat gempa bumi dan tsunami akhir Desember 2004 silam.

Namanya Ikram Said. Dengan mudahnya ia dapat ditemui di Mushalla Almizan kampus Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala. Dari yang kudengar, ia sempat melanjutkan S2 di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) walaupun akhirnya menamatkannya di sebuah universitas di Australia. Saat di Aussie, beliau hanya tinggal menuntaskan tesisnya saja. Pembiayaan kuliah Magister Aplikasi Financing itu ditanggung sepenuhnya lembaga keuangan internasional tempat ia bekerja.

Hal lainnya yang sempat terdengar adalah ia menghabiskan masa SMA-nya di Jakarta. Kalau tak salah pula, di SMA 8 Jakarta, tempat favorit bersekolah di ibukota dan satu leting pula dengan salah satu nama tenar yang kini mengurusi keuangan negara: Sri Mulyani. Kala itu nama tersebut juga sedang dipercaya sebagai menteri keuangan. Meski informasi ini tak begitu dalam kugali, namun hal ini sudah menunjukkan kecerdasan aktivis rohis kampus ini.

Kesan terakhir dari salah seorang yang sungguh bersemangat jika diajak berbicara mengenai ekonomi Islam ini adalah kegiatan Seminar Nasional Ekonomi Syariah yang digelar pada triwulan terakhir 2004. Meski Aceh masih dalam status darurat militer, namun tak menyurutkan langkah civitas akademika termasuk kami yang bergiat di kepanitiaan kegiatan yang diselenggarakan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala tersebut. Adiwarman Karim, direktur Karim Business Consulting yang kini dikenal luas sebagai pakar ekonomi syariah yang mendunia, kala itu menjadi salah seorang pembicara utama (keynote speaker).

Teriring doa semoga almarhum senantiasa beroleh tempat yang layak di sisi-Nya.

Kembali ke bahasan, barangkali ada peran "tangan-tangan tak terlihat" yang abai kita syukuri. Ada jasa orang tua dan keluarga yang membesarkan dan mengurusi kebutuhan kita sejak masa kecil. Ada guru yang mengenalkan kita pada dunia melalui membaca, menulis dan mengira. Tidak sedikit peran-peran "tangan tak terlihat" tempat Allah Swt menitipkan pertolongan-Nya. Meski kita selaku insan lebih sering lalai dan melupakan. Mari kita kunjungi kembali dan berterima kasih kepada mereka, walau hanya dalam seuntai doa.

Sumber gambar di sini


Artikel keren lainnya:

Jangan Menyerah, Jangan Pernah Menyerah

Saya pernah berada dalam kondisi yang sedemikian rumit sehingga sempat terpikir untuk pasrah dan menyerah. Saat-saat yang saya namai "kegelapan" akan masa depan. Ya, lantaran harapan yang wajar untuk merampungkan suatu proses, namun yang dihadapi saat itu hanyalah kebuntuan.

Kondisi fisik pun sempat menurun ketika itu. Sempat dua minggu lamanya menikmati perjuangan dengan waktu tidur yang sudah nyaris tidak terkirakan lagi. Untuk memaksimalkan kinerja, saya mengambil kesempatan berpuasa. Setidaknya, ada spirit kebahagiaan dan perjuangan dari puasa. Hal lainnya adalah agar ritme makan saya dapat terjaga karena puasa mendidik kedisiplinan.

Ketika para motivator nan bijak mengatakan bahwa tiadalah proses dapat mengkhianati hasil, saya merasakan hal tersebut. Bisa menuntaskan pekerjaan yang dahulunya dinaungi tabir kemustahilan adalah kepuasan yang teramat sangat.

Rasanya kelelahan dan ketegangan yang menyelimuti jiwa dan raga saat itu usai seketika. Berganti rasa kesyukuran.

Seperti perjuangan tim Liverpool untuk membalikkan kedudukan mereka yang tertinggal 0-3 sebelum pertandingan semifinal leg 2 melawan Barcelona. Rasa haru dan seakan tak percaya ketika seluruh pemain Liverpool mengerahkan kemampuan terbaiknya hingga peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan dibunyikan.

Padahal dalam pertandingan tersebut, Liverpool tidak begitu diperhitungkan untuk dapat membalikkan keadaan, terlebih dua dari tiga punggawa lini depan mereka tidak dapat tampil karena cedera; Mohamed Salah dan Roberto Firmino.

Menariknya, dari sisi bangku penonton, Mo Salah tampak begitu santai dan menikmati jalannya pertandingan sambil mengenakan kaos bertuliskan "Never Give Up" yang berati "jangan pernah menyerah".

Seorang penulis buku "Berani Gagal (Dare to Fail" menuliskan pesan-pesan semangat sebagai berikut: "saat tak tersisa harapan, tak tersisa ketakutan". Dalam agama Islam, juga terdapat pesan senada yang berarti: "apabila kamu sudah memantapkan tekadmu, maka bertawakkallah (memasrahkan hasil setelah usaha optimal)".

Jangan pernah menyerah sampai akhir perjuangan kamu, siapa tahu kesuksesan sedang menanti kamu dan upaya kamu.

Foto: Koleksi pribadi Azhar Ilyas








Artikel keren lainnya:

Resah

Hati siapa tak luka
Kering kemarau tak kunjung reda
Di hingar bingar sosial media
Di jagad percakapan maya

Seakan tidak kenal usia
Mulai siswa taman kanak-kanak hingga dewasa
Meributkan tema yang sama
Tentang perebutan kuasa

Aku terhenyak saat mendengar perdebatan tajam
Khas orang dewasa
Namun terlakoni oleh balita
Perdebatan sengit nan tajam

Aku merasa ada yang tak beres
Tapi coba tetap tenang
Mungkin bercanda
Siapa yang mengajarkannya, tanyaku senyum

Ia menunjuk sang ayah dan sang ibu
Tiba-tiba senyumku menjadi miris
Kalau bukan sedikit hampa
Kenapa mereka, kenapa harus mereka


Banda Aceh, 7 Mei 2019



Artikel keren lainnya:

Kenapa Kita Enggan Memulai untuk Menulis Lagi

Suasana tampak lengang di Ramadan hari pertama. Banda Aceh seperti biasa ditinggal sejenak para pendatang. Namun keramaian segera mewarnai pusat-pusat jajanan takjil jelang waktu berbuka sebentar lagi, seperti yang sudah-sudah. Berbagai foto drone juga membuktikan penuhnya masjid-masjid besar di kota Banda Aceh, juga seperti yang sudah-sudah.

Artikel keren lainnya: