Dalam perjalanan hidup kita, setiap keberhasilan yang kita
peroleh tidak dapat terlepas dari kegagalan. Di balik manisnya kesuksesan, ada
saja setumpuk kegagalan yang kita lalui. Ketika kita belajar berbicara, kita
melalui sejumlah kegagalan dalam mengucap huruf dan merangkai kata dan kalimat.
Ketika kita belajar berjalan, terjatuh, terantuk, terpeleset, adalah
serangkaian kegagalan yang pernah kita lalui. Hari berganti hari, kegagalan
demi kegagalan kita hadapi lagi, begitu juga keberhasilan…
“Kekalahan, sama nilainya seperti kemenangan dalam hal
mengguncangkan jiwa dan membiarkan kemuliaan keluar.” (Anonim).
Bagi Michael Jordan, legenda Basket asal Amerika Serikat
yang sukses bersama timnya Chicago Bulls meraih gelar NBA, yang dimaksud kegagalan
bukanlah mengalami kekalahan melainkan tidak adanya keberanian untuk mencoba.
Simak saja penuturannya berikut ini:
“I’ve missed more than 9000 shots in my career. I’ve lost
almost 300 games. 26 times, I’ve been trusted to take the game winning shot and
missed. I’ve failed over and over again in my life. And that is why I succeed.”
(Saya gagal dalam melakukan lebih dari 9.000 tembakan dalam
karir saya. Saya kalah dalam hampir 300 pertandingan. 26 kali saya diberi
kepercayaan untuk melakukan tembakan penentu kemenangan, namun saya gagal. Saya
mengalami kegagalan berulang kali dalam hidup saya. Dan karena itulah saya
dapat berhasil).
Sayangnya, sebagaimana fitrah manusia yang telah diciptakan
dalam keadaan berkeluh kesah, kita kerap kali mengeluh dan merasa bosan untuk
kembali bangkit dan berusaha setelah datangnya suatu kegagalan. Kegagalan, yang
telah menjadi bagian dari proses keberhasilan semestinya dapat mampu memberi
sejumlah umpan balik yang tak ternilai harganya.
Luqman Haqani dalam bukunya Kamu
Juga Bisa Gagal memberitahu bahwa ada enam langkah yang perlu kita ambil jika
kita harus mengalami kegagalan, yaitu kesadaran, evaluasi, koreksi dan
perubahan, konsolidasi, perencanaan dan aksi.
Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah menyadari bahwa
kita sedang mengalami kegagalan. Tanpa kesadaran ini akan sulit bagi kita untuk
melangkah kepada langkah selanjutnya. Langkah berikutnya adalah evaluasi, yaitu
mencari tahu kesalahan apa yang sudah kita lakukan. Selanjutnya hasil evaluasi
tersebut menjadi bahan untuk dapat melakukan koreksi dan perbaikan.
Langkah selanjutnya adalah mengkonsolidasikan upaya perbaikan tersebut kepada pihak yang dapat membantu terlaksananya perbaikan tersebut. Selanjutnya perencanaan yang lebih matang daripada masa sebelumnya dapat kita lakukan berdasarkan umpan balik yang kita peroleh dari kegagalan tersebut. Akhirnya, apapun perencanaan itu haruslah diimplementasikan dengan suatu aksi atau tindakan nyata…
Langkah selanjutnya adalah mengkonsolidasikan upaya perbaikan tersebut kepada pihak yang dapat membantu terlaksananya perbaikan tersebut. Selanjutnya perencanaan yang lebih matang daripada masa sebelumnya dapat kita lakukan berdasarkan umpan balik yang kita peroleh dari kegagalan tersebut. Akhirnya, apapun perencanaan itu haruslah diimplementasikan dengan suatu aksi atau tindakan nyata…
“Kesempatan yang kecil seringkali merupakan permulaan dari
pada usaha yang besar.” (Demostenes, dikutip dari buku Bila Anda Fikir Bisa,
Anda Pasti Bisa Melaksanakan dan Meraih yang Anda Inginkan)
Tengok saja bagaimana pelatih Barcelona Josep ‘Pep’
Guardiola meramu kembali timnya menjadi sebuah tim yang disegani dunia.
Berbekal pengalaman sebagai pemain kelas dunia dan kesuksesan melatih tim
Barcelona B, hari pertama kepelatihannya di La Liga Spanyol musim 2008/2009
tidak berjalan mulus. Sebuah kekalahan tipis seakan mencoreng harapan yang
disematkan kepadanya.
Namun perjalanan masih panjang bagi seorang Pep. Dengan semangat dan sikap mau terus menerus belajar dari siapapun dan kapanpun, Pep berhasil mengakhiri empat tahun masa kepelatihannya dengan 14 gelar juara di berbagai kompetisi. Kesuksesan ini pun menular kepada kesuksesan tim nasional Spanyol yang berhasil merengkuh berturut-turut gelar Juara Eropa 2008, Juara Piala Dunia 2010 dan Juara Eropa 2012.
Namun perjalanan masih panjang bagi seorang Pep. Dengan semangat dan sikap mau terus menerus belajar dari siapapun dan kapanpun, Pep berhasil mengakhiri empat tahun masa kepelatihannya dengan 14 gelar juara di berbagai kompetisi. Kesuksesan ini pun menular kepada kesuksesan tim nasional Spanyol yang berhasil merengkuh berturut-turut gelar Juara Eropa 2008, Juara Piala Dunia 2010 dan Juara Eropa 2012.
Janganlah sama sekali menilai sesuatu itu tidak mungkin
atau pasti mengalami kegagalan. Norman V. Peale, pengarang buku best seller “Bila
Anda Fikir Bisa, Anda Pasti Bisa Melaksanakan dan Meraih yang Anda
Inginkan, menuliskan tiga rumus dalam mengembangkan daya pikir
kreatifnya, yaitu:
Pertama; tulislah di atas kertas tiga keinginan
Anda yang paling besar, dengan memberi angka nomor urut kepada
masing-masingnya. Bacalah daftar itu setiap harinya.
Kedua; gunakan satu jam tiap harinya untuk
merenungkan dan menganalisa pekerjaan Anda. Lakukan hal ini setiap hari dan
pada waktu kurang dari lima tahun, maka Anda akan terampil benar pada bidang
pekerjaan Anda ini.
Ketiga; gunakanlah satu jam setiap hari untuk
menghadapi selembar kertas dan catatlah setiap ide yang melintas dalam benak
Anda. Maka Anda akan temukan ide-ide yang mengejutkan yang dapat membuat
pekerjaan Anda berhasil begitu pula penghasilan Anda dapat meningkat.
Sebuah kisah inspirasi lainnya adalah penulis terkenal asal
Inggris, JK Rowling. Belajar menulis sejak usia 6 tahun, Joanne Rowling atau
yang lebih dikenal JK Rowling melalui berbagai penderitaan hidup sampai ia
pernah masuk dalam daftar warga Inggris yang harus mendapat santunan dari
Negara karena kemiskinan serta harus pula mengalami perceraian. Lantaran tidak
memiliki cukup uang untuk memfotokopi naskahnya, Rowling harus menyalin ulang
naskah tersebut dengan menggunakan mesin ketik manual. Setelah berbagai
penolakan yang dilaluinya, akhirnya naskah tersebut diterbitkan, dicetak ulang
bahkan difilmkan sehingga kini dinikmati di seluruh dunia. Hari ini kita
mengenal tokoh rekaannya Harry Potter dan kawan-kawan dan kisah hidupnya telah
menginspirasi begitu banyak orang.
"Aku hanya pergi 'tuk sementara. Bukan tuk
meninggalkanmu selamanya."
Seperti dikemukakan oleh pakar peta pikiran (Mind Map), Tony Buzan, bahwa tujuan yang tepat bagi kita melakukan percobaan demi percobaan dalam upaya kita bukanlah untuk menjadi selalu berhasil. Tujuan yang tepat bagi kita untuk tetap mencoba adalah “untuk menjadi lebih baik dalam setiap percobaan.”
Tetap semangat, kawan, it’s just the beginning!!
Dan seperti kata partner kursus bahasa Inggris saya: don’t
play-play…!!! and with blessing of God you’ll find your way!!!
Banda Aceh, 12 Juli 2012
Juga ditampilkan pada Kompasiana.com dengan akun azhar_ilyas
Ilustrasi ditambahkan pada 27 September 2013
tadi coba2 koment , eh rupanya udah bisa publish komennya
ReplyDeletekekalahan itu pengalaman berharga untuk mengapai pintu kesuksessan
Luar biasa, Kak Lisa... :-)
DeleteMantap bg!
ReplyDeleteKalah menang soal biasa, berani mencoba luar biasa :D
Dapat motivasi super lagi dari Mursal :-)
Delete