Seharusnya minggu keempat, dan baru kutuliskan di minggu kelima ...
Baiklah, sebelum benar-benar memoriku pergi, kutuliskan kembali ceritanya. Malam ini pun blognya ngambek lagi karena 'diduduki' sementara waktu oleh tentara pendudukan 'iklan komersial'. Jadi syukurlah masih ada fasilitas notes di facebook ini yang nyaman digunakan untuk menulis dan berbagi. Bolehlah nanti blognya sudah baikan kembali baru dipindahkan.
Oh iya temans bisa berkunjung dan mekihat-lihat blog saya yang aktif saat ini di:
http://nowayreturn.blogspot.com
Minggu ini adalah pertemuan terakhir dengan Frau Nova, guru kami di kursus bahasa Jerman di base PAJ Cabang Aceh. Minggu berikutnya ada guru lain yang menggantikan tugas beliau. Oh iya, aku lupa bilang kalau di minggu sebelumnya kami mendapat kenang-kenangan original dari Jerman dari guru kami: sebuah kartu pos. Ini kartu pos pertamaku. Kartu pos yang berlatar foto sebuah tempat terkenal di Berlin, Jerman.
Wow, aku senang sekali. :-)
Semasa kecil aku suka mengoleksi perangko, meski aku tak begitu yakin akan originalitasnya kecuali untuk perangko dalam negeri yang memang aku kumpulkan dari surat-surat yang kami terima. Sementara kartu pos, aku belum terlalu mengenalnya sebagai sesuatu yang lazim dikoleksi.
Di minggu ketiga kursus bahasa Jerman ini, kami mulai diberikan beberapa macam latihan. Di antaranya adalah untuk mengenali bahwa dalam bahasa Jerman terdapat genderisasi untuk kata-kata benda (nomen). Ada maskuline, feminine dan netral. Kata-kata benda yang bergender maskulin akan didahului kata 'der'. Kata-kata yang bergender feminine akan didahului kata 'die' dan kata-kata yang bergender netral didahului kata 'das'.
Misalnya:
der Kuli = pena
die Heft = buku catatan
das Handy = telepon genggam
Untuk mempermudah menghafal jenis-jenis 'genderisasi' tersebut tidak lain tidak bukan kamu mesti mengakrabi dengan kamus bahasa Jerman. Dalam bahasa Arab sebenarnya hal ini juga ditemui, namun dalam bahasa Arab pembedaannya jauh lebih sederhana yaitu suatu kalimat hanya memiliki dua gender (lelaki dan perempuan) dan untuk gender perempuan maka diakhiri dengan huruf ta' marbuthah atau ta 'bulat'.
Ada beberapa hal lainnya juga yang kami pelajari, di antaranya adalah bentuk jamak (plural) dari kata-kata benda (nomen) tersebut. Jika dalam bahasa Inggris setiap kata secara otomatis ditambahkan huruf s atau es untuk menandakan bahwa kalimat tersebut berbentuk plural, maka dalam bahasa Jerman agak sedikit bervariasi. Untuk mengecek perubahan ini kamu juga mesti mengakrabi kamus yang menyediakan keterangan tersebut alias kamus yang relatif lebih lengkap.
Minggu itu juga, kami menghadiri acara syukuran di rumah guru kami. Kami juga sempat bertemu dengan beberapa teman Frau Nova yang sedang atau sudah selesai belajar di Jerman dalam ksempatan itu.
Aku sungguh senang (excited) berada di kelas kursus bahasa Jerman ini. Meski sebenarnya niatku datang sekedar untuk mengisi waktu luang, namun teman-temanku tampaknya sangat bersemangat dan termotivasi untuk belajar sehingga aku pun jadi ikut bersemangat. Minggu-minggu selanjutnya aku bertekad untuk bisa segera mengejar ketertinggalan belajarku dari teman yang lain.
Banda Aceh, 06 Desember 2013
Baiklah, sebelum benar-benar memoriku pergi, kutuliskan kembali ceritanya. Malam ini pun blognya ngambek lagi karena 'diduduki' sementara waktu oleh tentara pendudukan 'iklan komersial'. Jadi syukurlah masih ada fasilitas notes di facebook ini yang nyaman digunakan untuk menulis dan berbagi. Bolehlah nanti blognya sudah baikan kembali baru dipindahkan.
Oh iya temans bisa berkunjung dan mekihat-lihat blog saya yang aktif saat ini di:
http://nowayreturn.blogspot.com
Minggu ini adalah pertemuan terakhir dengan Frau Nova, guru kami di kursus bahasa Jerman di base PAJ Cabang Aceh. Minggu berikutnya ada guru lain yang menggantikan tugas beliau. Oh iya, aku lupa bilang kalau di minggu sebelumnya kami mendapat kenang-kenangan original dari Jerman dari guru kami: sebuah kartu pos. Ini kartu pos pertamaku. Kartu pos yang berlatar foto sebuah tempat terkenal di Berlin, Jerman.
Wow, aku senang sekali. :-)
Semasa kecil aku suka mengoleksi perangko, meski aku tak begitu yakin akan originalitasnya kecuali untuk perangko dalam negeri yang memang aku kumpulkan dari surat-surat yang kami terima. Sementara kartu pos, aku belum terlalu mengenalnya sebagai sesuatu yang lazim dikoleksi.
Di minggu ketiga kursus bahasa Jerman ini, kami mulai diberikan beberapa macam latihan. Di antaranya adalah untuk mengenali bahwa dalam bahasa Jerman terdapat genderisasi untuk kata-kata benda (nomen). Ada maskuline, feminine dan netral. Kata-kata benda yang bergender maskulin akan didahului kata 'der'. Kata-kata yang bergender feminine akan didahului kata 'die' dan kata-kata yang bergender netral didahului kata 'das'.
Misalnya:
der Kuli = pena
die Heft = buku catatan
das Handy = telepon genggam
Untuk mempermudah menghafal jenis-jenis 'genderisasi' tersebut tidak lain tidak bukan kamu mesti mengakrabi dengan kamus bahasa Jerman. Dalam bahasa Arab sebenarnya hal ini juga ditemui, namun dalam bahasa Arab pembedaannya jauh lebih sederhana yaitu suatu kalimat hanya memiliki dua gender (lelaki dan perempuan) dan untuk gender perempuan maka diakhiri dengan huruf ta' marbuthah atau ta 'bulat'.
Ada beberapa hal lainnya juga yang kami pelajari, di antaranya adalah bentuk jamak (plural) dari kata-kata benda (nomen) tersebut. Jika dalam bahasa Inggris setiap kata secara otomatis ditambahkan huruf s atau es untuk menandakan bahwa kalimat tersebut berbentuk plural, maka dalam bahasa Jerman agak sedikit bervariasi. Untuk mengecek perubahan ini kamu juga mesti mengakrabi kamus yang menyediakan keterangan tersebut alias kamus yang relatif lebih lengkap.
Minggu itu juga, kami menghadiri acara syukuran di rumah guru kami. Kami juga sempat bertemu dengan beberapa teman Frau Nova yang sedang atau sudah selesai belajar di Jerman dalam ksempatan itu.
Aku sungguh senang (excited) berada di kelas kursus bahasa Jerman ini. Meski sebenarnya niatku datang sekedar untuk mengisi waktu luang, namun teman-temanku tampaknya sangat bersemangat dan termotivasi untuk belajar sehingga aku pun jadi ikut bersemangat. Minggu-minggu selanjutnya aku bertekad untuk bisa segera mengejar ketertinggalan belajarku dari teman yang lain.
Banda Aceh, 06 Desember 2013
Belum ada tanggapan untuk "Minggu Ketiga di Kursus Bahasa Jerman"
Post a Comment