Selamat berjumpa kembali dengan catatan mingguan kursus bahasa Jerman saya.
Dalam minggu kedelapan yang menjadi minggu keenam bagi saya, kali ini kami diajar oleh Herr Didit. Baru pada minggu ini pula kami mengetahui bahwa panggilan Herr atau Frau mesti diikuti dengan nama belakang seseorang tersebut. Sebabnya adalah panggilan Herr atau Frau juga memiliki arti lainnya yaitu suami atau isteri, sehingga hanya isteri atau suaminya saja yang berhak memanggilnya Herr atau Frau tanpa menyebutkan nama belakang.
Minggu ini kami sudah memasuki pelajaran keempat, namun sebelum memulai pelajaran, Herr Didit juga menyampaikan beberapa hal terkait dengan pelajaran Bahasa Jerman. Dalam belajar bahasa Jerman ada tiga hal sekaligus yang dipelajari, yaitu tata bahasa, peraturan-peraturan khusus dalam bahasa Jerman dan budaya di Jerman.
Dalam mempelajari tata bahasa, kalimat-kalimat dalam bahasa Jerman tidak jauh-jauh dari empat aturan yaitu nominative, akkusative, dative dan genetive. Nominative berarti subyek atau pelaku dari sebuah pekerjaan. Akkusative berarti obyek yang dikenai suatu pekerjaan. Sementara untuk dative dan genetive sebenarnya akan dipelajari pada pelajaran selanjutnya, namun sudah mulai diperkenalkan karena telah ada contoh-contoh yang diperoleh mengenai tata bahasa tersebut.
(Saya akan memeriksa catatan saya kembali tentang hal ini)
Kehidupan di Jerman sendiri berlangsung dengan amat sangat teratur. Kedisiplinan atau punklitch merupakan budaya sehari-hari dalam masyarakat Jerman. Segala aspek dan ruang yang ada di Jerman diberlakukan kedisiplinan tersebut. Di samping itu Jerman juga terkenal sangat efisien dalam segala hal. Bila terlambat untuk sebuah jadwal kereta api saja, bisa-bisa harus bermalam di tempat perhentian kereta dalam waktu yang lama untuk menunggu jadwal kereta selanjutnya.
Industri kecil dan menengah sangat berkembang di Jerman dengan karakteristik tersendiri. Di Jerman ada sebuah perusahaan pembuat pelor yang memproduksi berbagai pelor dari ukuran terkecil sampai terbesar untuk segala jenis kebutuhan mesin di seluruh dunia. Ada juga sebuah perusahaan pembuat mobil yang hanya membuat mobil eksklusif sesuai pesanan dalam jumlah yang sangat terbatas. Jumlah karyawannya juga sangat sedikit untuk sebuah pabrik mobil kelas dunia, yaitu empat puluh pekerja.
Hal yang juga tidak kalah menariknya di Jerman adalah kita harus senantiasa meng-update tentang laporan prakiraan cuaca. Hal ini merupakan sebuah kewajiban atau bahkan kebutuhan dikarenakan Jerman memiliki empat musim. Musim tersebut adalah musim semi (Der Frohling), musim panas (Der Sommer), musim gugur (Der Herbst) dan musim dingin (Der Winter). Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai hal ini kamu bisa menyimak catatan dari seorang blogger yang baru saja saya temukan di mesin pencarian. Berikut ulasannya:
http://dewisusilawatylubis.wordpress.com/sedikit-memberi-ilmu/nama-nama-liburan-di-negara-jerman/
Mengapa mengamati atau mengikuti laporan prakiraan cuaca merupakan hal yang sangat penting di Jerman? Hal ini juga dikarenakan perubahan cuaca mendadak yang dapat terjadi kapan saja. Hal ini juga mempengaruhi dalam cara kita memilih pakaian yang dikenakan serta terkait kepada jumlah menu. Dalam musim dingin tentunya wajib mengenakan syal, misalnya. Dalam musim dingin kita juga dapat makan sampai sepuluh kali namun tidak mengalami pertambahan berat badan. Hal ini dikarenakan musim dingin memaksa kita untuk makan lebih banyak untuk menjaga agar tubuh tetap hangat.
Hal-hal seperti persiapan untuk menghadapi berbagai keadaan cuaca tersebut tentunya harus diberitahukan jauh-jauh hari kepada siapapun yang hendak berangkat ke negeri Jerman. Di samping adanya sejumlah perbedaan budaya yang mesti dipahami sebelum tinggal dan membaur dengan warga Jerman. Oleh karena itu hal budaya ini tetap akan diperkenalkan saat kita belajar bahasa Jerman, sehingga tidak mengalami kejutan budaya (cultural shock).
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Minggu Keenam di Kursus Bahasa Jerman"
Post a Comment