Beranda · Wisata · My Extraordinary Life · Menu 2

Disambut Sejuta Cinta di Inaugurasi FLP Aceh 2014

Jum'at sore. Almanak hari itu menunjukkan tanggal 17 April 2014. Suasana langit cerah seperti beberapa hari yang sudah. Selesai packing, saya berangkat menuju ke Rumah Cahaya. Sesampainya di Rumcay, panitia menyampaikan briefing kepada kami para peserta Inaugurasi FLP Aceh angkatan 2014 yang sejenak kemudian sudah duduk dalam Bus Damri untuk berangkat menuju Asrama BPKB, Lubuk Sukon, Aceh Besar.

Kami disambut udara segar Lubuk Sukon yang dipenuhi dengan pepohonan saat panitia membagi kami dalam beberapa kelompok untuk segera menuju ke kamar masing-masing. Suasana mendung perlahan memayungi langit. Selepas shalat maghrib kami saling berkenalan sesama kelompok dan dilanjutkan dengan sesi perkenalan dan kesepakatan kontrak belajar yang dipimpin oleh para instruktur Inaugurasi FLP Aceh 2014.




Sabtu pagi. Materi pembuka disampaikan oleh Nuril Annissa Ketua FLP Aceh periode 2013-2014 tentang perkenalan organisasi FLP. Didirikan pada 22 Februari 1997 oleh Maimon Herawati, Helvy Tiana Rosa dan Asma Nadia, keberadaan FLP disusul kemudian dengan berdirinya FLP Aceh pada 11 Maret 2001. FLP Aceh juga dilengkapi dengan kehadiran Kamoe Publishing dan Rumah Cahaya. Nuril juga mengajak peserta untuk menggalakkan budaya membaca di samping menulis yang bisa dilihat pada rangkuman kultwitnya di sini.

Kak Beby Haryanti Dewi, penulis dan editor kenamaan yang sarat dengan pengalaman dan segudang karya membawakan materi selanjutnya "Write Your Own Story". Dalam presentasinya Kak Beby memaparkan sejumlah langkah dalam menulis mulai dari cara memancing ide, menuangkan ide dalam tulisan, bagaimana membuat tulisan menjadi lebih hidup hingga tips agar tulisan kita dapat menembus media. Kak Beby yang saat ini aktif sebagai editor di Warta Unsyiah dan pernah bekerja sebagai freelance editor di sejumlah penerbitan ternama seperti Penerbit Mizan ini juga memberi simulasi berupa klinik singkat menulis outline.

Ba'da Dhuhur Bang Rh. Fitriadi mengisi materi "Menulis Buku itu Mudah", diawali dengan meminta peserta untuk menahan nafas dengan memencet hidung dengan jari. Ternyata bernafas yang sejatinya mudah malah menjadi sulit, ya? Demikian pula halnya dengan menulis manakala kita membiarkan hal-hal dari dalam diri sendiri menjadi suatu hambatan. Penulis novel "Marwah di Ujung Bara" ini menyarankan agar mulai menulis dari hal yang paling mudah kita pahami misalnya catatan harian, menulis dari dalam diri sendiri (looking inside) dan senantiasa memperkuat tulisan kita dengan data dan fakta.




Selepas istirahat 'Ashar, materi dilanjutkan dengan "Menulis Artikel di Media Massa" yang disampaikan oleh Muhadzdzier M. Salda. Menurut Bang Muhadzdzier, menulis artikel di media massa memiliki arti penting dalam menawarkan ide atau gagasan kita sebagai solusi atas suatu permasalahan bagi publik. Dalam sesi ini dipaparkan langkah-langkah yang diperlukan dalam membuat artikel di media massa, mulai dari memilih tema dan menentukan judul hingga kiat-kiat mengirim artikel ke media massa. Kamu bisa melihat daftar media di Aceh yang bisa dikirimi artikel di blog-nya Bang Muhadzdzier di sini.

Ba'da 'Isya materi "Menilai Sebuah Karya" dipandu oleh "Tiga Diva FLP Aceh" yaitu Nuril Annissa, Riza Rahmi dan Ade Oktiviyari. Dalam sesi ini kami dibagi dalam dua kelompok untuk membedah dan mempertahankan karya sastra yang dibagikan oleh panitia. Dalam sesi ini peserta diminta untuk mengungkapkan pendapat mereka mengenai karya sastra dengan melihat unsur-unsur intrinsik dari sebuah karya dan unsur ideologi yang terdapat di balik sebuah karya.

Malam mingguan kami dilanjutkan dengan materi "Saatnya Menulis" yang dibawakan oleh Ketua FLP Aceh periode 2006-2008 Ferhat Muchtar. Ferhat memaparkan ada tiga level menulis, yaitu belum pernah menulis tapi mau belajar, sudah menulis tapi jarang selesai dan sudah menulis dan ingin meningkatkan kualitas. Ferhat juga menampilkan sejumlah video menarik dalam simulasi menulis fiksi singkat (flash fiction) yang ditutup dengan sesi menulis mimpi masing-masing peserta. Para peserta kemudian kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat.




Ahad paginya, sesi outbond diisi dengan berbagai permainan untuk menjalin kekompakan peserta Inaugurasi FLP Aceh 2014. Seusai senam pagi yang dipimpin oleh Instruktur kami Bang Riazul Iqbal, kami pun menuju lapangan sepakbola mini depan BPKB Lubuk, Aceh Besar. Suasana kekompakan dan harmoni tercipta dan terjalin di antara sesama peserta dan ... juga panitia setelah pada akhirnya mereka ikut bermain dalam sesi outbond tersebut.

"Strawberry!"
"Kelengkeng!"
"Durian!"

(Khusus bagian ini detail-nya tidak akan saya uraikan lebih lanjut, yaa. Hehehe ...)




Seusai outbond, kami kembali ke kamar untuk mandi dan sarapan sebelum mengikuti materi selanjutnya yang dibawakan oleh Bang Ariel Kahhari Muchtar seputar Public Speaking dengan tema "Berani Tampil". Dalam sesi ini dipaparkan tentang pentingnya meningkatkan kemampuan komunikasi, antara lain dengan mengenali dan memposisikan diri secara tepat dalam berkomunikasi. Sesi ini ditutup dengan simulasi peluncuran buku di mana peserta diminta menjadi pembicara dalam launching buku mereka sendiri dengan menjawab sejumlah pertanyaan jurnalis.

Materi penutup disampaikan oleh Ustaz M. Yasin, Lc dengan tema "Menulis untuk Melawan Lupa". Menurut Ustaz Yasin, tulisan yang baik dan bisa berumur panjang manfaatnya adalah tulisan yang menyertakan keberadaan ideologi di dalamnya. Ustaz Yasin juga menyampaikan beberapa syair Imam Syafi'i yang menggambarkan keutamaan menjelajahi bumi Allah dalam menuntut ilmu.

Menurut Ustaz Yasin, sebaik-baik tulisan adalah yang bermanfaat. Hal ini sebagaimana firman Allah Swt dalam Surat Fushshilat ayat 33: "Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah mengerjakan amal shaleh dan berkata, "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerahkan diri?" 


* * *

Selepas shalat Dhuhur dan hujan deras sesaat yang sempat mengguyur kawasan Lubuk Sukon dan sekitarnya, tibalah saat pengumuman kelulusan Inaugurasi FLP Aceh 2014. Sejumlah peserta dinyatakan lulus dan sebagian lainnya dinyatakan lulus bersyarat. Setelah saat yang mendebarkan tersebut dibacakan pula nominasi dan pemenang penghargaan Inaugurasi Award 2014.






Terpilih sebagai peserta terbaik pria yaitu Ruslan, sedangkan peserta terbaik perempuan adalah Vivi Aramie. Sejumlah penghargaan lainnya juga diberikan untuk kategori-kategori peserta dengan resensi terbaik, wawancara terbaik, peserta tersunyi senyap serta peserta terunik. Saya pun turut kebagian penghargaan tersebut. Coba tebak saya masuk kategori mana?

^_^

Tidak lupa pula diumumkan pemateri terfavorit, instruktur terfavorit, panitia terfavorit dan instruktur terlucu pilihan peserta. Untuk pemateri terfavorit terpilih Ferhat Muchtar, sementara instruktur terfavorit terpilih Amalia Masturah dan panitia terfavorit terpilih Aslan Saputra. Instruktur terlucu? Ialah Bang Riazul Iqbal Pauleta a.k.a. Bang Rio sang pembesut FLP Cabang Sigli yang selama dua hari memimpin sesi senam pagi dan outbond ceria yang mengawali hari-hari Inaugurasi kami.

Di antara sesi materi diselipkan sejumlah acara dan simulasi untuk menyegarkan kembali semangat peserta. Secara bergantian para instruktur: Amalia Masturah, Aula Andika FA, Husna Linda Yani Ay dan Muarrief Rahmat menyuguhkan berbagai simulasi. Panitia konsumsi pun selalu siap sedia men-support kami dengan dengan menu-menu yang super maknyuus.

Menjadi bagian dari 48 jam "Supercamp" Inaugurasi FLP Aceh 2014 merupakan kebanggaan sekaligus rasa syukur yang tak terhingga bagi kami. Suasana kekeluargaan tampak begitu kental di antara panitia-panitia dan peserta-peserta serta panitia-peserta (wah, tampaknya hanya ini kalimat yang bisa saya ungkapkan untuk melukiskan harmoni yang tercipta dan tersaji dalam kegiatan tersebut).

Terima kasih kepada segenap panitia, pemateri, instruktur serta segenap peserta Inaugurasi FLP Aceh Angkatan 2014. Mohon maaf bila selama acara tersimpan sikap atau perkataan yang kurang berkenan. Semoga dengan Inaugurasi FLP Aceh Angkatan 2014 ini bisa menjadi langkah awal dalam melahirkan karya-karya yang bermanfaat yang dapat menjadi seberkas cahaya, sesuai dengan pilar FLP yaitu keislaman, keorganisasian dan kepenulisan.

Bagi pemirsa yang ingin mengikuti kegiatan-kegiatan FLP Aceh bisa meng-klik website FLP Aceh di sini.






Dengan bermimpi, berimajinasi, berkarya.
Menulis
Menulis.
Menulis.
Maka kita ada.

(Forum Lingkar Pena)



Banda Aceh, 21-24 April 2014


Foto-foto:
Twitter @flp_aceh

Artikel keren lainnya:

11 Tanggapan untuk "Disambut Sejuta Cinta di Inaugurasi FLP Aceh 2014"

  1. Saya tahu! Peserta tersunyi senyap bang :D

    ReplyDelete
  2. keren.. makasih bang, nama kami disebut.. hhe

    ReplyDelete
  3. Rianglah blogger dengan cerita FLP`ers. ^^

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  5. Wuih, sudah dikutip isi blog saya di sini. Makasih :)

    ReplyDelete
  6. Sama-sama, Bang Muhadzdzir Salda yang telah berbagi ilmunya. Semoga saya bisa sering menulis di rubrik Opini... :-)

    ReplyDelete
  7. makasih bos tentang infonya dan salam sukses

    ReplyDelete
  8. terimakasih bos tentang infonya dan semoga bermanfaat

    ReplyDelete