1. Tidak menghukumi sebuah buku sebagai buku bagus hanya gara-gara cover-nya bagus
Bahasa mudahnya "don't judge the book by the cover." Saat berjalan-jalan ke toko buku kita akan meneumukan beragam jenis buku dengan berbagai cover buku yang beragam pula. Dengan berbagai teknologi desain grafis saat ini sudah bisa ditemukan banyak buku yang memiliki cover memikat. Warna-warni yang dipadu padan dengan berbagai illustrasi menarik, yang pastinya memukau hati. Sayangnya kita tidak bisa menyimpulkan kualitas tulisan dalam sebuah buku hanya dengan melihat sampulnya saja.
2. Mengenali latar belakang dan cara penyampaian tulisan si penulis
Cara lainnya adalah dengan mengenali latar belakang penulis, sekedar untuk melihat apakah yang bersangkutan memiliki legitimasi atau wewenang ilmiah untuk menjelaskan tema yang diangkat dalam buku tersebut. Misalnya saja kita sudah boleh berhati-hati apabila buku dengan judul Commercial Law yang notabene berisikan hukum bisnis namun dikarang oleh sarjana pertanian. Kecuali yang bersangkutan pernah memiliki wewenang profesional yaitu pernah cukup lama menggeluti permasalahan hukum bisnis dari lingkungan pekerjaan atau profesinya.
Hal lainnya yang bisa dilakukan adalah melihat bagaimana penulis menjelaskan permasalahan yang diangkat dalam buku tersebut. Penulis yang baik bisa menjelaskan dengan kalimat-kalimat yang sederhana dan mudah dipahami. Beda halnya apabila ternyata bahasa yang digunakan super rumit bin berbelit-belit sampai membacanya berkerinyit (hehe) maka kita bisa menduga tulisan tersebut tidak ditulis oleh orang yang memiliki kualifikasi. Seperti sebuah perkataan Aa Gym juga, "orang pintar itu adalah orang yang pandai menyederhanakan bahasanya, bukan orang yang membuat bahasanya rumit sampai sulit dimengerti oleh audiensnya."
3. Periksa daftar isinya
Bisa jadi kita membeli buku dengan judul yang berbeda dengan buku yang pernah kita baca atau kita beli, tapi isinya ternyata sami mawon alias sama saja. Untuk menghindari hal ini maka kita bisa memeriksa terlebih dahulu daftar isi dari buku yang akan kita beli. Ada beberapa hal lainnya yang sempat diperhitungkan oleh teman facebookers saya ini, seperti siapa penerbit buku tersebut, namun ternyata hal itu tidak terlalu signifikan dan boleh diabaikan.
Saya sendiri sebenarnya adalah seorang bukumania, di mana setidaknya uang saku semasa kuliah lebih suka mampir di laci kasir toko buku daripada membeli makanan di kafe atau jajanan kaki lima. Padahal masa setelah tsunami lagi booming-booming-nya anak muda nongkrong di kafe. Tak jarang sambil membawa laptop untuk membahas tugas-tugas kuliah atau sekedar hiburan, soalnya kafe-nya juga sudah lumayan mewah dengan adanya wifi.
Ngomong-ngomong soal wifi, saya jadi teringat sebuah cerita tentang seorang supir yang sedang berbahasa Inggris. Saking semangatnya, ia pun mempraktekkan bahasa Inggris-nya saat berinteraksi dengan siapa saja termasuk majikannya, meskipun masih dengan tata bahasa atau grammar yang terbata-bata. Sang supir sangat bersungguh-sungguh dalam upayanya belajar.
Pada suatu hari ia mengirimkan pesan kepada majikannya: "Sorry, Sir. I'm using your wife. I am using it day and night. I am using when you are not present at home. In fact I am using it more than you are using it confess this because now I fell guilty very much. I hope you will accept my sincere apology."
Mendapat kiriman SMS seperti itu, sang majikan pun bergegas pulang ke rumah untuk memarahi serta memukuli istrinya. Istrinya yang kebingungan hanya bisa pasrah sambil menahan rasa sakit yang sangat.
Tidak lama kemudian sang supir kembali mengirimi majikannya SMS: "Sorry Sir, I have spelling mistakes. It is not WIFE but WI-FI." Sang majikan duduk termangu menyesali ketergesa-gesaannya dalam menanggapi SMS pesuruhnya itu.
Ya, intinya penyesalan sering datang terlambat. Sama halnya dengan membeli buku yang sudah kita bahas tadi ya, pemirsa (hehehe). Ngomong-ngomong, sudah lama juga nih, tidak berkunjung ke toko buku. Semoga tipsnya bermanfaat ya, pemirsa?
Banda Aceh, 11 April 2014
Referensi pendukung:
Jamil Azzaini, Bahasa Inggris Salah Paham 2, http://jamilazzaini.com/bahasa-inggris-salah-paham-2/, diakses pada 11 April 2014.
Whahaha, buku lagi buku lagi, andai kita beruang. Gampanglah itu. XD
ReplyDelete