Dudukku di posisi paling depan, dan hari agak terik sehingga banyak yang duduk di kursi paling depan berinisiatif mencari posisi kosong. Terik bukan sembarang. Meski kemarin sore mendung dan agak hujan. Sesekali ada awan tebal yang memayungi. Lalu kemudian terik lagi. Atas kebaikan teman yang di belakangku, mereka memundurkan kursinya agar aku bisa mundur pula. Namun matahari tetap saja mampu mengintip dan jadilah ujianku berpacu dalam melodi eh waktu agar cepat selesai sekaligus sebentar-sebentar keluarkan tissue dari dalam sakuku agar keringat tak sampai jatuh ke lembar jawaban komputer-ku.
Barangkali ada hikmahnya, aku jadi terpacu untuk menyelesaikan soal tepat waktu. Alhamdulillah ya, bagiku warna-warni kisah itu adalah sesuatu.
Teringat beberapa tahun yang lalu. Saat ujian diadakan di sebuah gedung pertemuan. Dingin luar biasa. Aku kira hanya aku. Nyatanya semua peserta buru-buru agar segera dapat selesai. Lalu antrian panjang di toilet gedung. Usai jam istirahat, kondisi tidak sedingin sebelumnya. Berceritalah panitia, bahwa sebelumnya ada kesalahan teknis. Sehingga AC-pun disetel panitial menjadi 10 derajat. Subhanallah ya, mendengarnya berasa sesuatu ...
Ya, inilah kisah hari Senin aku. Masih menemani Maher yang sudah lincah berjalan meski masih dalam kereta bayinya. Hari ini karena flu, siang dan malam sehabis makan kuminum pula dua butir habbatussauda. Banyak tidurnya juga. Karena sejak bangun tidur di pagi hari tenggorokan ini berasa sakit benar. Seharusnya kemarin sepulang ujian, minum air putih sebanyak-banyaknya. Barangkali terlalu gembira. Gembira karena ujian sudah selesai. Maka tindakan protect semacam itu tak teringat lagi. Rasa lelah dan letih hilang lantaran rasa gembira yang nyata.
Perlahan kondisi ini beranjak baik. Ya, sehat itu mahkota yang baru dirasa ketika sakit menyapa. Sekian dulu dari aku. Kisahku di Hari Senin Aku. Udara malam beberapa hari ini memang agak dingin. Entahlah, kata mereka cuaca ekstrem. Kurasa begadang pun harus aku kurangi. Syukurlah masih sempat menulis malam ini. Tadi habis shalat maghrib dan makan, lalu ketiduran. Baru saja terbangun, menulis pun kusempatkan.
Ai, ai, jadi asyik sendiri kalau bait ini mulai terangkai. Besok barangkali aku akan mencoba menulis dengan pena di buku tulis. Lama sudah bergantung pada tuts-tuts keyboard. Kalau kemarin temanya Hari MInggu Aku, hari ini Hari Senin Aku, berarti besok in sya Allah Hari Selasa Aku.
wekosh.com
Salam.
^_^
Banda Aceh, 04 November 2013
Pukul 23.40
Belum ada tanggapan untuk "Hari Senin Aku"
Post a Comment