Pada suatu hari setelah dua hari lamanya Banda Aceh dilanda hujan dan angin kencang, saya berangkat ke kampus. Bukan untuk kuliah karena saya sudah diwisuda dua tahun sebelumnya pada lembaga pendidikan tersebut. Saya hendak menunggu seorang teman untuk sebuah janji di kafetaria yang letaknya bersebelahan dengan kampus.
Lama menunggu, saya pun beranjak dari tempat duduk saya untuk melihat-lihat suasana yang lumayan lengang di banding biasanya. Saat melewati butik di sebelah kafetaria, seorang gadis sebut saja namanya Hayden Panettierre datang menghampiri saya. Di luar dugaan dia mengajak saya berbicara. Bukan berkenalan, melainkan sebuah pertanyaan ilmiah: "Bang, kenapa ya,
udah dua hari mati lampu?"
Yaelah. Dek, dek. Abang kira mau nanya
kok udah dua malam
nggak pulang-pulang?
Kayak Bang Thayib? (Becanda ding)
Tapi ya sudahlah. Mungkin semenjak aku tamat kuliah orang-orang di sini sudah berubah menjadi sangat ramah, jadi baru juga kenal
udah mengajak
ngobrol. Atau saking kesalnya karena mati lampu, semua orang lewat pada ditanyai.
Ya, mungkin saja ...
"
Ngg, nggak tau juga, ya. Oh iya, kabarnya daerah Darussalam sama beberapa kelurahan
kena pemadaman juga ya? Ada perbaikan
gitu!" jawabku sekenanya. Tadi pagi memang sempat baca berita juga. Di rumahku kebetulan tidak berlama-lama mendapat giliran pemadaman, namun saat itu cukup banyak juga daerah yang terkena pemadaman, termasuk di kawasan kampus dan sekitarnya. Hal ini disebabkan akibat cuaca buruk beberapa hari sebelumnya.
Setelah tersenyum dan berpisah pandang dengan si gadis dan butiknya, aku beranjak ke toko fotokopi dan alat-alat tulis yang dulu sering aku sambangi saat masih
ngampus yang terletak di sebelahnya. Tiba-tiba seorang pemuda--sebut saja namanya Shahruk Khan, keluar dari toko tersebut menatap ke arahku. Tidak butuh sepersekian detik untuk berbasa-basi ia juga melantunkan pertanyaan yang sama.
Aku mencoba menganalisa meski tak paham ke mana arah tujuan pertanyaannya. Sambil tetap berpikir positif, mungkin saja dampak dari situs jejaring sosial membuat orang jadi ekstra ekstrovert alias
gampang curhat. Tetap saja jawaban yang sama aku uraikan sekenanya.
Aku kembali ke kafetaria duduk menunggu temanku, dan ia belum juga datang. Aku pun melangkahkan kakiku menuju masjid kampus. Kebetulan masih waktunya shalat sunnat Dhuha.
Saat memasuki gerbang kampus yang tak jauh dari kafetaria tersebut, aku melewati sekelompok mahasiswa yang sedang duduk-duduk di taman. Sebut saja mereka New Kids on The block. Hmm, tidak-tidak mereka
ketuaan. Sebut sajalah Westlife walaupun sepertinya juga sudah tidak terlalu muda lagi. Pertanyaan yang sama pun diajukan oleh mereka ihwal pemadaman bergilir di kawasan tempat banyak mahasiswa berasrama dan nge-kos tersebut.
Luar biasa! Benar-benar hari yang aneh!!
Beranjak ke tempat wudhu', kucoba merenungi apa saja yang baru terjadi. Tak lama, saat berada di dalam Masjid kampus barulah aku menyadari sesuatu. Aih, aih, ternyata kaos berwarna jingga berkerah putih yang kupikir masih lumayan bagus yang aku kenakan hari itu menjadi "tersangka utama" keanehan beruntun pada hari itu.
Kaos berkerah putih dengan warna jingga terang itu berlogo manis "PT. PLN". Kaos itu adalah pemberian seorang saudara yang pernah bekerja di sana dan kerap aku pakai saat bersepeda lantaran warnanya yang menurutku membawa kesan santai itu. Lantaran janji bertemu dengan teman dalam pandanganku bukan dalam suasana formal, maka aku tak acuh soal penampilanku hari itu.
"Wah, abang ini
nggak sadar kostum. Untung saja abang tidak dikomplain sama mereka," canda temanku saat bersua di kafetaria beberapa saat kemudian.
Aku tersenyum saja,
mesem-mesem.
^_^
"Kadang-kadang saat hidup kita terlalu serius atau dihadapkan dengan beragam masalah, Tuhan mengirim sesuatu untuk membuat kita tertawa."
(Mario Teguh)
Banda Aceh, 21 Februari 2014
hahahahahahaha... balada sebuah kaos ternyata yah
ReplyDeleteIya nih. Berasa istimewa aja orang-orang sekampus jadi lebih care satu sama lain. Biar pun baru pertama ketemu. :) It's also my dream for this country someday :-)
Deleteweleh weleh weleh. rupanya bang azhar sama kayak baiquni. kalo dia suka pake baju BPD. terus nama orang2 nya lucu2
ReplyDeleteMuhammad Baiquni? atau Baiquni Hasbi?
DeleteYa ampun bang... kayaknya abg cocok jadi konsultan band. Banyak sekali nama-nama yang bermunculan di tulisan abang haha :D
ReplyDelete(-B hehe
Deletewarna jingga dengan warna ungu beda ya ? apa karna kurang terkenal namanya ?
ReplyDeletesepertinya jingga harus buat album juga seperti ungu
eh? hehe apa ada ya band namanya Jingga? (wah saya kurang tau tuh Reza) :)
DeletePantesss -_-
ReplyDeleteAkhirnya mengerti juga daku, hehe...
DeleteNature :)
ReplyDeleteThanks ^_^
Delete