Saat ini saya sedang sedikit lelah, bingung dan juga barangkali ada hal-hal lainnya yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Semestinya memang saya segera mendaftar, setidaknya ada usaha dari saya meskipun tidak sempurna seperti yang saya harapkan. Meskipun tidak sejalan dengan usaha saya selama ini mencari jalan untuk menempuh pendidikan Master dalam rangka mengisi masa muda saya. Soalnya banyak yang bercerita jika belajar di waktu kecil bagai melukis di atas batu dan belajar di waktu dewasa bagai melukis di atas air.
Beasiswa.
Saya baru saja melepaskan sebuah kesempatan beasiswa yang sangat menarik dari LPSDM Aceh. Bukannya pilih-pilih, namun sejak melihat hasil ITP TOEFL yang tidak mencukupi syarat beasiswa ke luar negeri, saya tidak berharap banyak. Apalagi setelah berulang kali mengakses situs pendaftaran beasiswa dan ternyata tidak dapat membuka. Barulah setelah diberitahu seorang saudara bahwa password yang dimasukkan adalah password yang diberitahukan panitia melalui email balasan mereka, barulah saya mengisi form pendaftaran tersebut.
Sayangnya seperti di masa yang lalu, menentukan fakultas masih menjadi hal yang sulit. Selain banyak hal yang seakan meminta saya tetap berada di Banda Aceh, nilai TOEFL saya juga hanya cukup untuk di dalam negeri. Tunggu sebentar. Bukankah tadi saya mengatakan banyak hal mendorong saya untuk memilih tetap tinggal di Banda Aceh, dan nilai ITP TOEFL saya hanya cukup di dalam negeri saja?
Bukankah itu berarti semakin mudah dalam mengerucutkan alternatif-alternatif dalam pengambilan keputusan? Bukankah dalam beasiswa tersebut terdapat nama Unsyiah dan IAIN Ar-Raniry yang notabene berdomisili di Banda Aceh?
Tentu saja.
Di situlah letak kenapa saya bisa menjadi serasa amat menyesal telah melewatkan pendaftaran beasiswa kali ini. Saya gagal mendaftar karena terlambat menge-print berkas pendaftaran online. Proses terakhir itu padahal tinggal saya lakukan tadi malam saat terjaga dinihari--kebetulan tidak bisa tidur. Tadi malam saya masih sempat mengakses dan mengedit pilihan universitas dari sebuah universitas di dalam negeri di provinsi lain menjadi IAIN Ar-Raniry Banda Aceh di mana saya berharap mendapat beasiswa di bidang ekonomi syari'ah.
Pupus sudah satu kesempatan. Meskipun ada namun sepertinya harus menunggu hingga akhir tahun atau bahkan tahun depan.
Tadi Kakak menghiburku dengan menyuruh untuk mencoba mengajukan permohona beasiswa ke Belanda. Deadlinenya bulan Maret 2014 ini dan Kakak mengingatkan agar tidak boleh terlambat lagi. Skor ITP TOEFL yang dipersyaratkan pun sebenarnya telah terpenuhi dan jika berniat meningkatkannya aku masih memiliki kesempatan beberapa minggu lagi.
http://www.nesoindonesia.or.id/
Baiklah, mencoba me-recharge semangat meski harapan saya semula agar tetap bisa belajar di sini, namun hal itu sepertinya tidak mungkin karena tidak ada beasiswa lain yang dapat diharapkan dan sebagai gantinya itu aku harus bekerja lebih keras untuk mewujudkannya.
Sejumlah artikel yang menarik juga untuk disimak di sini:
http://www.nesoindonesia.or.id/tinggal-di-belanda/tentang-belanda
http://www.nesoindonesia.or.id/tinggal-di-belanda/bahasa-belanda
http://www.nesoindonesia.or.id/tinggal-di-belanda/kehidupan-mahasiswa
http://www.nesoindonesia.or.id/pilihan-studi
http://www.nesoindonesia.or.id/beasiswa
Hei, semangat dong. Coba lagi. Semoga nilai TOEFL-nya bisa lebih baik dari yang sekarang. Semoga bisa meraih pilihan yang terbaik!
^_^
Banda Aceh, 4 Februari 2014
Artikel keren lainnya:
Semangaaaaaat azhar :D
ReplyDeletesemoga keadaan nilai toefl nya membagus ya azhar.. aku sih recommend buat baca-baca buku tebel panduan toefl itu. :D
ReplyDeleteruyem sih baca nya tapi udah kebukti kok. hehe