Menuliskan artikel, saya teringat pesan seorang guru yang hingga kini pertemuan dengan beliau masih selalu berkesan. Semoga Allah Swt merahmati beliau dengan segala kebaikannya. Atas izin Allah Swt, musibah tsunami adalah kisah terakhir yang digoreskannya di muka bumi.
Bapak Erman, S.Ag, begitu nama beliau dituliskan di kantor guru di MTsN 1 Banda Aceh. Muda, berperawakan necis, rapi jali. Dengan kumis tipis dan rambut agak ikal, begitu mudah mengenali beliau. Mengendarai motor keren, selalu disiplin dan pandai juga dalam urusan keagamaan. Beliau dipercaya juga sebagai Bagian Pengajaran. Di kelas 3 itu aku menjadi ketua kelas dan sering berdiskusi dengan beliau yang menjadi Wali Kelas kami.
Nah, pesan apakah gerangan yang disampaikan oleh beliau terkait tentang kepemimpinan tersebut? Adalah sebuah pesan singkat namun begitu bermakna. Pesan yang sering terngiang hingga saat ini. Setiap kali mengingat pesan itu, maka terbayang kembali sosok beliau yang mencerminkan akan kesesuaian kata dan perbuatan. Pesan itu ialah:
"jika kamu ingin melihat bagaimana teraturnya seseorang, perhatikan kondisi kamar (tidur)nya."
Pesan tersebut tampaknya sangat sederhana, namun sangat tepat. Bagi mereka yang biasa hidup teratur, dapat dicocokkan dengan bagaimana ia mengatur keperluannya sehari-hari. Dimulai sejak bangun tidur hingga tidur kembali. Bagaimana ia meletakkan barang-barang kepada tempatnya, sehingga saat mencarinya ia langsung menemukannya. Tidak menghabiskan banyak waktu untuk hal-hal yang terlihat sepele namun dapat menyebabkan tertundanya pekerjaan yang lain.
Seorang ulama pernah berujar bahwa setiap orang memiliki waktu yang sama, yaitu 24 jam sehari, namun dalam kurun waktu yang sama itu, berbeda-beda kualitas mengisi waktunya. Ada yang bisa memimpin suatu negara, ada yang bisa memimpin di desa, ada yang bisa memimpin keluarga, tapi ada bahkan yang tidak mampu memimpin dirinya sendiri.
Sama halnya dengan sebuah kutipan dari Dik Doank, yang mengasuh sebuah lembaga pendidikan non formal Kandank Jurank. Dik yang pernah terkenal sebagai presenter olahraga ini mengatakan bahwa adalah sebuah hal yang omong kosong apabila seseorang mengaku ingin mengubah bangsa namun menelantarkan halaman rumahnya sendiri. Pesan ini juga memiliki makna yang sama dengan pesan yang disampaikan oleh guru saya tersebut, yaitu kepemimpinan dimulai dari diri sendiri.
Oh iya, aku telah menjadi siswa beliau sejak kelas 2. Aku masih ingat di suatu pembukaan catur wulan, Pak Erman membuka pelajaran dengan membacakan sebuah ayat Al-Qur'an. Surat An-Nahl ayat 78 adalah surat yang dibawakan dalam kelas hari itu. Adapun arti dari ayat tersebut: "Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tak mengetahui sesuatu pun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur."
Semoga kita bisa memanfaatkan segala potensi yang dianugerahkan oleh Allah Swt tersebut. Memimpin diri sendiri berarti mensyukuri segala potensi; pendengaran, penglihatan dan hati untuk mematuhi segala aturan yang ditetapkan Allah Swt dan dalam rangka mencari pengetahuan untuk menambah keimanan pada-Nya.
Banda Aceh, 26 Mei 2014
9 tahun 5 bulan setelah musibah itu.
Allahummaghfirlahum warhamhum, wa 'aafihim wa'fu 'anhum.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Memimpin Diri Sendiri"
Post a Comment