Hari-hari di bulan Ramadhan ini agak berbeda dari biasanya. Meskipun Ramadhan telah hadir dengan nuansa khasnya di kota Banda Aceh tercinta ini di mana kelengangan mewarnai pagi hari dan masa-masa tarawih serta keramaian di jalan raya sesaat menjelang waktu berbuka--setidaknya untuk dua minggu pertama puasa-- namun ada suasana keceriaan lainnya yang merasuk ke dalam sukma (duile): Piala Dunia 2014 di Brasil.
Bercerita Piala Dunia seakan membagi lagi nostalgia cerita Piala Dunia 1994 dan 1998 saat aku menghabiskan liburan sekolah untuk begadang. Saat final Piala Dunia 1998 antara tuan rumah Prancis dan Brasil saya masih ingat suara penonton di kota Banda Aceh baik yang menyaksikan di rumah ataupun di warung-warung kopi bergema memecah keheningan malam. Belum lagi kenangan bermain sepakbola di lapangan bekas sawah yang tiba-tiba menjadi ramai oleh karena demam Piala Dunia tersebut. Saya pernah berbagi kisah nostalgia tersebut di sini:
Piala Dunia 2014 di Brasil diwarnai berbagai demo dan penolakan di negeri penyelenggaranya Brasil, namun pro dan kontra tersebut seakan tidak menghalangi hasrat warganya untuk tetap berbondong-bondong memenuhi stadion untuk menonton pertandingan sepakbola sejagad tersebut. Panasnya suhu udara di Brasil yang jauh berbeda dengan suhu udara di Eropa menyebabkan banyaknya peserta Piala Dunia yang berasal dari benua Eropa yang lazimnya merajai perhelatan akbar empat tahunan itu harus angkat kopor lebih awal.
Sebut saja juara bertahan Spanyol yang harus menerima nasib kalah di dua pertandingan perdana dari Belanda (1-5) dan Chile (0-2). Italia dan Inggris menyusul kemudian karena gagal bersaing Uruguay dan Kosta Rika, dua negara dari benua Amerika. Tim yang diperkuat pemain terbaik dunia 2013 Cristiano Ronaldo juga harus pulang lebih dulu setelah gagal bersaing dengan Jerman dan Amerika Serikat. Spanyol sendiri sebagai juara bertahan harus melakoni babak kualifikasi di zona Eropa--sebelumnya juara bertahan secara otomatis lolos ke Piala Dunia.
Jika ada yang membuat Piala Dunia ini tetap menarik adalah jumlah gol yang tercipta sejak babak penyisihan yang menurut rilis terbaru dari FIFA merupakan statistik jumlah gol terbanyak. Baru mencapai perdelapan final, jumlah gol yang dihasilkan sudah melebihi jumlah gol pada Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Dari 56 laga yang sudah digelar, terdapat 154 gol yang sudah diciptakan, atau bila dirata-ratakan terjadi 2,75 gol di setiap pertandingan.
Hal lainnya yang menarik bisa disaksikan jika kamu mengikuti pertandingan perdelapan final antara Belanda vs Meksiko yang berakhir 2-1 untuk kemenangan Belanda. Untuk pertama kalinya, Cooling Break atau istirahat minum di tengah-tengah babak diberlakukan, baik pada pertengahan babak pertama maupun babak kedua. Penyebabnya tidak lain suhu panas di tempat penyelenggaraan.
Selain itu penampilan gemilang kiper Meksiko, Gulihermo Ochoa yang melakukan lima kali penyelamatan gemilang--belum termasuk aksinya saat menjadi libero menyapu bola serangan balik cepat dari Belanda--menjadi hiburan tersendiri. Penampilan tersebut merupakan klimaks dari penampilan gemilangnya sepanjang turnamen sehingga Ochoa pun dinobatkan menjadi pemain terbaik dalam laga tersebut.
Gaya serangan balik cepat ala timnas Belanda yang dalam kesempatan ini menggunakan formasi 5-3-2 juga sangat menghibur. Ini terlihat dari kemampuan mereka membungkam juara bertahan Spanyol dalam pertandingan pembuka. Dalam pertandingan yang merupakan ulangan partai final tahun 2010 tersebut, Spanyol menguasai possesion football meski tidak lagi sepenuhnya memainkan gaya khasnya tiki-taka secara murni.
Sementara Belanda bersama pelatih berpengalaman Louis van Gaal--pernah menukangi Barcelona--berma
in lebih efektif dengan mengandalkan serangan balik super cepat dari kedua bek sayap mereka. Van Gaal pun tidak sedang bereksprimen ketika memutuskan formasi 5-3-2 yang sempat diragukan tersebut lantaran memiliki segudang pemain yang punya kapasitas melakukan serangan balik yang sangat cepat, seperti Dirk Kuyt dan Arjen Robben.
Saya sendiri lebih menjagokan tim nasional Jerman seperti 4 tahun yang lalu, meski masih juga menyukai Argentina. Sejauh ini kedua tim tersebut mampu menunjukkan penampilan yang hebat, meski dari jumlah gol yang dihasilkan tidak sebanyak timnas Belanda, Perancis, Brasil dan Kolombia. Jerman hanya sempat sekali menang dengan selisih gol besar yaitu ketika menundukkan Portugal di laga perdana, itupun saat itu Portugal hanya bermain dengan 10 pemain setelah pemain bertahan mereka, Pepe, dikartumerahkan,
Tim nasional Jerman masih dengan pesona 4 tahun silam ketika langkah mereka terhenti oleh gol sundulan Carles Puyol di babak semifinal. Para pemain Jerman saat itu kini telah beranjak matang, seperti Thomas Muller, Mesut Ozil, Mat Hummels, Sami Khedira, Jerome Boateng, dan kiper mereka Manuel neuer. Bintang baru seperti Mario Goetze juga siap untuk menymbangkan gol demi gol bagi timnas panser.
Sementara dari bangku cadangan, Miroslav Klose baru saja mencetak sebuah gol namun ia telah menyamai rekor Ronaldo dari Brasil karena telah mencetak 15 gol sepanjang keikutsertaannya di Piala Dunia. Ia masih bisa menambah jumlah pundi golnya meski lawan-lawan yang akan dihadapinya kian berat, seperti Prancis yang akan menjadi lawan mereka di perempat final.
Meski sangat menjagokan Jerman, saya tak dapat melewatkan pertandingan tim tango Argentina. Tim favorit saya dulu tapi masih jadi favorit adik saya ini menampilkan pertunjukan atraktif bersama bontangnya Lionel Messi. Sang pelatih Alejandro Sabella berhasil menemukan formula yang pas untuk membuat Messi bermain dengan nyaman. Terbukti dari empat laga yang telah dilakoninya, Messi selalu menjadi pemain terbaik dan ini merupakan rekor tersendiri selama penyelenggaraan Piala Dunia.
Lionel Messi, bintang yang pernah divonis menderita gagal pertumbuhan tinggi badan sebelum mendapat pengobatan khusus ini berhasil memupus mimpi buruk empat tahun silam ketika gagal mencetak satu gol pun di Piala Dunia dan harus takluk dari Jerman di perempat final. Ketika itu Argentina dilatih oleh Diego Armando Maradona. Ketergantungan pada Lionel Messi sebenarnya dapat menjadi bumerang tersendiri bagi Argentina, namun hal tersebut menjadi motivasi tersendiri bagi Messi yang sudah mencetak 4 gol ini dalam meraih gelar Piala Dunia pertamanya sekaligus menjadi legenda bagi negerinya.
Dan Piala Dunia rasanya bukanlah Piala Dunia tanpa kehadiran tim samba Brasil. Tim yang kembali ditukangi oleh Luis Felipe Scolari-pelatih yang membawa gelar Juara Piala Dunia terakhir Brasil di Korea-Japan 2002--yang tekenal bertangan dingin. Mantan pelatih Palmeiras, Chelsea dan timnas Portugal ini berhasil meramu Brasil menjadi tim yang ditakuti dalam sejumlah ujicoba yang dilakoninya. Belum lagi faktor sebagai tuan rumah.
Meski demikian keraguan sempat menyelimuti ketika dalam pertandingan melawan Chile mereka harus menang dari adu penalti di mana permainan skuad berjuluk
selecao ini tidak dapat berkembang. Brasil diminta untuk tidak segan mencoba kombinasi pemain yang berbeda untuk dapat berbicara lebih jauh dalam turnamen paling bergengsi FIFA tersebut.
Sekian saja dulu pemirsa. Kalau kamu menjagokan tim apa di Piala Dunia 2014 ini? Selamat menjalankan ibadah puasa bagi kamu yang menjalankannya, ya? Terima kasih telah berkunjung di blog ini. Salam.
^_^
Banda Aceh, 02 Juli 2014
Euforia pilala dunia adalah Euforia bagi seluruh dunia setiap 4 tahun sekali. Meskipun Indonesia tidak ada perwakilan di Piala Dunia, kita tetap setia untuk meramaikan. Sebagaian dari teman-teman, ajang piala dunia ini diajadikan pemasukan dari Judi bola baik itu online ataupun sesama teman lainnya dengan cara offline. Namun sayangnya, waktu piala dunia tidak sesuai dengan jadwal di Indonesia yang membuat kita lupa untuk beribadah..
ReplyDeleteTurut prihatin juga dengan kondisi di masyarakat tersebut, judi juga merupakan sebuah penyakit sosial. Semoga Ramadhan ini juga jadi momentum bagi kita semua menjadi lebih baik, aamiin ...
ReplyDelete