Salam pemirsa, apa kabar di malam Ramadhan ke-5 ini. Semoga selalu dalam kondisi sehat wal 'afiyat dan dalam lindungan Allah Swt. Malam ini saat saya menge-check twitter saya menemukan sebua tweet menarik dari pemilik akun Addie MS yang di-retweet oleh akun twitter penyiar Sandrina Malakiano. Bunyi tweet tersebut seperti tercantum dalam gambar berikut:
Wah, sangat simpatik ya? Di samping mendukung tim yang kita sayangi secara sportif, ada hal yang jauh lebih berharga daripada kemenangan timnya. Padahal jika melihat seberapa jauh perjuangan fans tim nasional Jepang ini tidaklah bisa dipandang sebelah mata. Tahukah pemirsa, jarak dari kota Tokyo ke Rio de Janeiro adalah 18.523 km (sumber bisa dilihat di
sini) dan jarak tersebut merupakan jarak terjauh bagi fans yang mendukung tim nasional mereka dalam ajang Piala Dunia 2014 kali ini.
Salute untuk aksi memungut sampah yang ditunjukkan ratusan pendukung tim nasional Jepang. Tidak hanya memberikan dukungan bagi tim nasional yang telah berjuang dengan sepenuh hati mengharumkan nama negaranya, para pendukung tim nasional Jepang juga memberikan pelajaran kepada dunia tentang rasa menghargai. Para pendukung yang melakukan aksi sosial memungut sampah di stadion tersebut menunjukkan rasa hormat mereka pada tuan rumah penyelenggara ajang empat tahunan dalam kalender FIFA tersebut.
Warga Jepang selama ini sangat terkenal akan sifat disiplin dan tertib mereka. Tidak heran jika mereka punya manajemen pengelolaan sampah yang sangat terpadu sehingga kota-kota di Jepang terkenal sangat bersih. Kamu bisa melihat kisah-kisah tersebut di
sini,
Dalam kisah tersebut, seorang warga Indonesia yang bepergian ke Jepang mengagumi sikap warga Jepang dalam menjaga kebersihan. Mereka selalu mengantongi sampah yang mereka punya apabila belum menemukan tempat sampah, bahkan terkadang mereka membawa pulang sampah tersebut.
Di Jepang sendiri masih terjadi masalah banjir, seperti di kota Tokyo, tetapi banjir tersebut tidak terjadi karena tumpukan sampah. Banjir terjadi karena kepadatan penduduk di kota Tokyo akibat arus urbanisasi. Hal tersebut menyebabkan drainase dan resapan yang ada tidak mampu menampung hujan apabila terlalu deras.
Saya membayangkan suatu hari kondisi tersebut dapat kita temukan di negara kita. Setelah usai kampanye, pertunjukan musik atau olahraga, semua penonton bersedia untuk memunguti sampah dalam stadion sebagai wujud apresiasi terhadap panitia penyelenggara acara. Saya yakin kita bisa, meski menurut sebuah penelitian dibutuhkan tujuh tahun untuk mengubah budaya buang sampah sembarangan menjadi sadar buang sampah pada tempatnya.
Kalau bukan sekarang kapan lagi, kalau bukan kita siapa lagi ! (kata sebuah slogan kampanye).
Masih banyak orang baik di Indonesia ! (kata slogan kampanye lainnya)
In Sya Allah bersama kita bisa ! (kata slogan kampanye pejabat yang sebelumnya)
In Sya Allah kita bisa !
^__^
Banda Aceh, 03 Juli 2014
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Meski Gagal Lolos, Fans Jepang Punguti Sampah di Stadion"
Post a Comment