Hmm, sambil memikirkan ide apa untuk ditulis dan lagi saya sedang berkontemplasi dengan sebuah buku yang membedah pola baca tulis yang saya lakoni selama ini, tak ada salahnya menuangkan beberapa ide yang selama ini terlintas. Setidaknya ia tidak akan menguap begitu saja. Sesuatu yang terlintas namun tidak segera ditulis biasanya akan segera pergi lagi. Persis seperti kamu, iyaa kamu ... Hahaa...
Wuih, rasanya ingin menulis tapi mengerti bahwa tidak punya cukup bahan bakar untuk menulis itu sesuatu banget ya. Banyak sekali hal yang bisa kamu bedah dari kebiasaan membaca dan menulis kamu melalui buku Membacalah Agar Dirimu Mulia: Pesan Dari Langit karangan Hernowo ini. Mudah-mudahan buku ini juga bisa segera saya sajikan resensi ke hadapan pemirsa, ya...
Saat ini saya sedang punya "kesibukan" baru setelah blog ini berubah menjadi dot com tapi saya belum berhasil mengubah diri menjadi penulis yang produktif menulis secara istiqamah. Setidaknya kamu bisa melihat dari jumlah postingan di blog saya. Bukankah sudah sebegitu seringnya saya mendeklarasikan menulis setiap hari ya, hehe. Kesibukan baru yang saya maksudkan adalah mengurusi personal page "
Nowayreturn Blogue" yang ide awalnya adalah sejak teman blogger saya Bai Ruindra mengajari
cara menanam backlink di facebook.
Di page tersebut saya coba memosting kembali artikel-artikel lama yang -- masih menurut saya -- idenya cukup segar untuk diangkat. Sebagai penulis aliran "curhat" -- begitulah kesan yang sesekali dengan jujur saya tangkap, walau kadang harus pakai sedikit ilmu kebatinan hihii -- barangkali ada banyak bagian-bagian yang harus saya edit kembali. Mulanya enggan, karena bagian-bagian tersebutlah yang merekam jejak peristiwa secara lebih utuh. Tapi saya harus kuat (mulai agak
mellow, hiks). Seperti pesan dari buku 101 Dosa Penulis Pemula, memang kita akan menemukan hal-hal yang harus kita buang agar tulisan menjadi lebih menarik, tidak bertele-tele dan enak dibaca. Hal ini senada juga dengan
Tips Kreatif ala Putu Wijaya.
Ramadhan yang lalu berkesempatan berbuka puasa bersama keluarga besar dan sebuah kesempatan lainnya untuk bertukar pikiran dengan seorang saudara yang juga blogger idola. Katanya, bagus untuk menuliskan peristiwa secara kronologis. Tapi akan lebih bagus lagi jika tidak sekedar peristiwa, tapi kamu membubuhkan pikiranmu di dalamnya. Peristiwa secara kronologis tersebut jika merupakan kenyataan maka sebaiknya mengikuti kaidah jurnalistik yang populer: 5W + 1H.
Selama ini menulis secara mengalir ya barangkali bisa saja memenuhi halaman. Tapi bukankah menulis juga punya misi mencerahkan. Kalau tak sampai ke hati, sekurang-kurangnya ia mestilah sebuah pikiran yang enak untuk dibaca. Makanya saya tak boleh tersinggung ketika Hernowo seakan menegur saya: bahwa bagi dirinya, tanpa membaca tidaklah mungkin baginya menulis buku. Ini tentang saya, sebanyak apa saya membaca selama ini. Berapa buku novel atau buku ilmiah yang sudah pernah saya baca, dan dari jumlah itu berapa banyak yang saya pernah tuntaskan?
Baik, sekarang mari kita mengikat makna dari hasil kontemplasi saya dengan tulisan-tulisan saya.
Pertama, berusahalah membuang bagian-bagian yang tidak fokus dalam karya tulisan. Kalau terlalu sayang untuk dibuang mana tahu ibarat perca masih bisa didaur ulang, ya disimpan saja di tempat khusus.
Kedua, ikutsertakan pikiran dan perasaanmu dengan mendeskripsikannya sebagai sisi unik dari tulisan-tulisanmu. Sekedar menuliskan peristiwa tanpa menambahkan sudut pandangmu, maka tulisanmu itu kering. Sekurang-kurangnya tambahkan opini orang lain yang kamu kutip dan kamu setujui.
Terakhir, banyaklah membaca, semoga tulisanmu akan semakin kaya.
Demikian muhasabah menulis di awal pekan ini. Semoga bermanfaat.
Banda Aceh, 27 Juli 2015
Pukul 23.30
Artikel keren lainnya:
Ayo ayo, fokus! :D
ReplyDeleteAhaa. Baiklah! :-)
Deletesetuju dgn yg terakhir
ReplyDeleteTerima kasih, salam hangat dari Aceh. :-)
ReplyDelete