Setelah berlembar-lembar kisah yang tak jadi kutuliskan itu. Malam ini aku kembali mendatangimu. Kita terpisah oleh rasa enggan dan malu. Malu tak bisa lagi punya kisah blogging yang serupa dahulu. Enggan karena melihat dunia ini jadi lebih gemerlap tak sesunyi ketika itu.
31 bulan sudah aku menekuni dunia ini. Bertemu banyak teman, aktivitas bahkan hal tak terduga: kejutan-kejutan yang siap menyapa seperti selipan bluberry dalam brownies yang telah lama disimpan di kulkas.
Waktu tak akan pernah berjalan surut. Ibarat ombak, dia datang lalu menghilang. Susul menyusul yang lainnya. Setelah satu masalah yang menghadang hilang dengan upaya atau leka dengan sendirinya, datang lagi ujian yang susul menyusul. Tapi dengan begitulah di kekeruhan pasir garam laut yang asin itu, kita bisa bermimpi menjernihkan samudera.
Pada kebijaksanaan kita berguru. Ada kalanya pilihan-pilihan akan menjadi rumit bila kita terlalu lama memutuskan. Tapi hidup memang hanya senda gurau, meski tidak untuk dicandai. Waktu laksana sebilah pedang, pemutus harapan atas segala keterlenaan.
Banda Aceh, 13 April 2016.
Artikel keren lainnya:
jadi kisah yang tak jadi ditulis itu yang mana? hehee
ReplyDeleteJadi kisah yang tak jadi kau tuliskan itu sudah di simpan dalam hati mungkin ya.. :) hhe
ReplyDelete