Diskusi Gathering Tenun Songket Aceh di Aula Museum Aceh pada 31 Oktober 2015 menjadi kesempatan perdana kami "unjuk panggung". Kehadiran para narasumber: Ibu Laila Abdul Jalil (arkeolog dari Disbudpar Aceh), Bapak Dr. Iskandarsyah Madjid (UKM Center FEB Unsyiah), Bapak Dr. Indra Zainun, MP (Pengelola Songket Aceh Nyakmu), Julia Safitri, ST, MM (owner/designer Jingga Project) dan Bapak Zulfikar Taqiuddin, S.Sn (Dosen Arsitektur FT Unsyiah) dan saya sendiri mewakili komunitas I Love Songket Aceh.
Rasa terima kasih tak hingga juga pada narasumber, peserta dan semua pendukung acara termasuk pihak Museum Aceh. Dalam perjalanan I Love Songket Aceh juga banyak mendapat bantuan dari Museum Aceh dalam menggali sumber-sumber sejarah. Meski kami tahu kami baru saja memulai perjalanan tersebut. :-)
Minggu demi minggu berlalu, bantuan demi bantuan tak terduga hadir. Betapa kami tidak dapat melupakan para narasumber yang hadir di kesempatan tersebut. Juga teman-teman yang urunan membantu pendanaan. Teman desainer grafis yang ada di balik warna-warni acara kami di hari itu. Juga para bidadari, mahasiswi FKIP PKK Prodi Tata Busana yang menjadi bintang di gathering tersebut. Rumoh Teunuen Songket Nyakmu, yang berlokasi di Gampong Siem, Kec. Darussalam, Aceh Besar menjadi sponsor utama kegiatan peragaan busana (fashion show).
Hal yang paling menarik dari perjalanan kami tidak lain kehadiran
mentor-mentor dari para pengrajin, praktisi kewirausahaan maupun seni
dan budaya dan juga sahabat-sahabat yang pada akhirnya menjadi
mentor-mentor tak terduga. Kami dipertemukan dengan seorang dosen dan pembina tim robotik FT Unsyiah, Dr. Syahriza. Beliau mencetuskan perlunya dibangun sebuah pasar seni dan souvenir yang terpadu bagi wisatawan yang berkunjung ke Aceh.
Perjalanan kami di dunia sosial media mempertemukan kami dengan para pelaku industri ekonomi kreatif. Seorang Desainer Busana Muslimah yang sudah mewarnai dunia fashion, Fitri Aulia bersama brand Kivitz-nya merencanakan perjalanan mudik sambil menggali khazanah budaya Aceh. Alhamdulillah kesempatan tersebut dapat terwujud melalui seminar industri kerajinan budaya daerah digelar di Museum Aceh pada 4 Mei 2016. Fitri Aulia sendiri turut berbagi mengenai aplikasi songket Aceh pada busana muslimah kreasinya yang sudah berkesempatan tampil antara lain di ajang Jakarta Fashion Week 2015.
Seminar tersebut turut menghadirkan Zulhadi Sahputra, ST, MT, dosen Arsitektur FT Unsyiah yang mengulas inovasi budaya dalam desain arsitektur kontemporer, Ibu Dra. Mukhirah, M.Pd, dosen FKIP PKK Prodi Tata Busana yang mengulas Makna Motif Aceh dalam Khazanah Budaya Aceh.
Ada pula Meutia Halida Khairani, blogger dan praktisi bisnis online yang mengulas potensi produk-produk merchandise atau souvenir etnik tradisional khas daerahagar dapat menembus marketplace dunia. Sebagai informasi tambahan, seminar tersebut digelar sebagai
pre-event dari kegiatan Festival Kota Kita 2016. Festival Kota Kita
merupakan event kolaborasi lebih dari 70 komunitas di Banda Aceh dalam
rangka memperingati hari bumi dan 811 tahun kota Banda Aceh.
Dalam kepanitiaan Festival Kota Kita, komunitas I Love Songket Aceh tergabung dalam cluster culture and heritage, di mana berkumpul komunitas yang bergerak di bidang budaya dan sejarah. Selain seminar pre-event tersebut, kami turut terlibat dalam kegiatan pre-event antara lain workshop anyaman rotan, workshop membuat souvenir Aceh, dongeng untuk anak, lomba mewarnai motif Aceh, workshop menulis arab jawi, workshop tarian Aceh, dan sebagainya.
Banyak yang bertanya tentang suka duka berkolaborasi. Banyak yang mulanya merasa ragu: jangan-jangan setelah "punya nama" bakal lupa daratan. Setelah "ada laba" bakal saling ribut berebut jatah dan jasa. Mungkin tidak mudah mengingat barangkali kita dibesarkan dalam pola pikir saling berkompetisi. Sedikit banyak dari kultur pendidikan dan sebagiannya lagi dari arus modernisasi kehidupan.
Syukurlah apa yang kami rasakan dari kolaborasi sejauh ini untuk saling berbagi dan bermanfaat bagi sesama. Berbagai komunitas juga diarahkan agar fokus sebagai jalan solusi bagi diri dan sesama. Sedikitnya ada lima bidang yang sudah dijalankan: bidang kepemudaan dan sosial (merah), bidang budaya dan sejarah (kuning), lingkungan (hijau), pendidikan (biru) dan kreativitas (hitam). Warna-warni tadi menunjukkan harapan bahwa perbedaan tak lantas menjadi kami berebut panggung, tapi dapat menyatu dalam kesatuan; harmoni.
Kesempatan untuk bertemu para pelaku sejarah dan pelaku usaha kerajinan budaya daerah merupakan kebahagiaan lainnya saat tergabung dengan I Love Songket Aceh. Rasa kagum akan ketekunan para pengrajin tenun songket Aceh dan souvenir khas Aceh lainnya yang rata-rata sudah lebih dari dua puluh tahun terkadang menjewer diri sendiri: sudah berbuat apa saja selama ini untuk menemukan fokus pengembangan keterampilan diri.
Tentu ada banyak lagi kesempatan yang luar biasa yang ingin kami bagikan sebagai bentuk rasa syukur. Namun rasanya memadailah untaian kalimat-kalimat ini ditutup dengan rasa terima kasih. Terima kasih kami untuk semua rakan I Love Songket Aceh yang telah membersamai kami dalam perjalanan setahun pertama kami. Satu tahun, laksana bayi tentunya masih baru mulai belajar untuk berdiri. Untuk semua salah dan silap di sana-sini semoga ada ruang untuk kemaafan dan perbaikan.
Tulus - Setahun Lamanya (Lyric Video)
Banda Aceh, 18 November 2016
Turut berduka cita atas meninggalnya Bang Fakhrurrazie Gade, sekretaris Aliansi Jurnalis Independen (AJI) yang juga founder Aceh Kita pada hari Jumat, 11 November 2016. Beberapa bulan yang lalu, I Love Songket Aceh berkesempatan terlibat dalam pembuatan video dokumenter/feature mengenai tenun songket Aceh oleh Bang Razie dan team Aceh Kita. Semoga perjuangan beliau menjadi inspirasi bagi kita dan arwah almarhum beroleh tempat mulia di sisi Allah SWT.
======================================================================
LEMBAR MUHASABAH
Komunitas I Love Songket Aceh pertama sekali
diluncurkan dalam event bertajuk "Diskusi Gathering Tenun Songket Aceh"
(DGTSA) 2015 yg berlangsung di Gedung Aula Museum Aceh pada 31 Oktober
2015. Acara tersebut menampilkan sejumlah narasumber dari lintas profesi
dilanjutkan dengan peragaan busana dengan tenunan songket Aceh.
Dalam
perjalanannya I Love Songket Aceh melakukan sejumlah aktivitas antara
lain kunjungan atau saweu pengrajin, diskusi dan seminar, kunjungan ke
museum dan pelaku sejarah terkait kerajinan budaya Aceh dan berbagai
event kolaborasi.
Dalam tahun pertama perjalanannya, I Love Songket Aceh terlibat dalam kegiatan-kegiatan berikut:
1. Diskusi Gathering Tenun Songket Aceh (DGTSA) di Aula Museum Aceh, 31 Oktober 2015.
2.
Seminar Industri Kerajinan Budaya Aceh, dalam pre-event Festival Kota
Kita 2016, menghadirkan antara lain desainer busana muslimah @fitriaulia_ di Museum Aceh, 4 Mei 2016.
3. Menjadi juri dalam Yamaha Ngabuburit Hijab Contest 2016.
4.
Pembicara dalam sesi Fashion Kreatif dalam rangka Focus Group
Discussion (FGD) Quadro Helix Pemerintah Provinsi Aceh yg
diselenggarakan Badan Ekonomi Kreatif @ekraf_id di Hotel Hermes Banda Aceh, 26 Agustus 2016.
5.
Aceh Green Fashion Show, di Taman Sari Bustanussalatin, dalam rangkaian
Pameran Banda Aceh Membangun dan Piasan Seni 2016, bersama-sama @desainermudaaceh dan @kolaborasikomunitas pada 2 Oktober 2016.
6.
Sejumlah aksi kolaborasi komunitas, antara lain aksi dukungan untuk
konservasi lingkungan hidup, clean up day dan kampanye pariwisata halal.
Sukses untuk songket Aceh ya.
ReplyDeleteaamiin, trims Ubai.... :)
DeleteMenjadikan Produk Lokal yang selalu mendunia dan menjadi sebuah Icon dari daerah,Khususnya Aceh.
ReplyDeleteSukses selalu buat usahaperdana.com, Mr. Dhanz. :)
Delete