Beranda · Wisata · My Extraordinary Life · Menu 2

Pejuang Bukan? Hadapi!

"Tidak ada karya yang tiba-tiba muncul. Karya kreatif selalu berawal dari karya yang pernah ada sebelumnya."
(Sir Joshua Reynolds, dikutip dari buku Kreatif Sampai Mati, Wahyu Aditya, halaman 222.)

Kita bisa mewujudkan kreativitas dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita bisa merancang jadwal harian kita sendiri. Kita bisa merancang cara kerja kita sendiri. Kita bisa memanfaatkan jadwal harian untuk mengatur ritme kerja kita sendiri. Misalkan kita terikat untuk bekerja pada orang lain, kita masih bisa mencoba untuk mendiskusikan pada atasan kita mengenai cara kerja yang tetap dapat memenuhi target dari perusahaan.

Banyak cara untuk mencapai kreativitas selama kita mau membuka mata, hati dan pikiran kita. Seorang teman menceritakan bahwa di London ada sebuah program kreatif yaitu asuransi sampah. Orang yang kurang mampu mengumpulkan sampah yang nantinya akan didaur ulang untuk membayar asuransi kesehatan mereka sendiri.

Baru-baru ini saya bergabung dengan gerakan Turun Tangan. Gerakan ini merupakan wujud dari kesadaran bahwa dalam menghadapi problematika yang melanda bangsa ini, tidak bisa hanya dengan mengeluh, menyalahkan dan saling tuding. Kita mesti bersikap kritis namun tetap optimis untuk bersama-sama turun tangan memberikan yang kita bisa bagi kemajuan bangsa ini.


Gerakan Turun Tangan dicetuskan oleh Anies Baswedan, inisiator gerakan Indonesia Mengajar. Rektor Universitas Paramadina yang merupakan rektor termuda ini menjadi inspirasi bagi banyak orang melalui karya dan prestasinya selama ini. Pada tahun 2008, Anies mendapat anugerah sebagai 100 Tokoh Intelektual Muda Dunia versi Majalah Foreign Policy dari Amerika Serikat.

Berikut adalah kutipan biografi Anies Baswedan yang dirangkum oleh situs detikNews:

Anies yang menghabiskan masa kecil hingga kuliahnya di Yogyakarta mempunyai banyak pengalaman dalam dunia kerja, antara lain :
  • Pusat Antar Universitas, UGM (1994-1996)
  • Kemitraan untuk Reformasi Tata Kelola Pemerintahan (Januari 2006-Mei 2007)
  • Bekerja di Pusat Antar Universitas Studi Ekonomi di UGM
  • Bekerja sebagai National Advisor bidang desentralisasi dan otonomi daerah di Partnership for Governance Reform
  • National Advisor sebagai Penasihat bidang desentralisasi dan otonomi daerah di Partnership for Governance Reform, Jakarta (2006-2007)
  • Peneliti utama di Lembaga Survei Indonesia (2005-2007)
  • Peneliti pada Pusat Penelitian, Evaluasi, dan Kajian Kebijakan, Northern Illinois University (tahun 2000)
  • Moderator dalam acara debat calon presiden 2009
  • Anggota Tim-8 dalam kasus sangkaan pidana terhadap pimpinan KPK yaitu Bibit dan Chandra (2009)
  • Menjadi presenter acara save our nation di Metro TV (2010)
  • Menjadi pembicara asal Indonesia pada pertemuan puncak tokoh muda dunia, Young Global Leaders Summit, di Tanzania, Afrika (2–6Juni 2010)

Beasiswa dan penghargaan :
  • Gerald Maryanov Fellow, Northern Illinois University (2004-2005)
  • Indonesian Cultural Foundation Scholarship (1999-2003)
  • William P Cole III Fellowship, Universitas Maryland (1998)
  • Fulbright Scholarship (1997-1998)
  • ASEAN Students Assistance Awards Program (1998)
  • JAL Scholarship (1993)
  • AFS Intercultural Program, SMA di Milwaukee, Wisconsin, AS (1987)
  • William P. Cole III Fellow di Maryland School of Public Policy, ICF Scholarship, dan ASEAN Student Award (2005)
  • Artikel jurnalnya yang berjudul "Political Islam: Present and Future Trajectory" dimuat di Asian Survey, sebuah jurnal yang diterbitkan oleh Universitas California (2006-2007)
  • Artikel Indonesian Politics in 2007: The Presidency, Local Elections and The Future of Democracy diterbitkan oleh BIES, Australian National University (2007)

Organisasi :
  • Pengurus Yayasan Paramadina, Jakarta
  • Pengurus Yayasan Rahmatan Lilalamin, Jakarta
  • Ketua Umum Senat Mahasiswa Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta (1992-1993)

Karier :
  • Direktur Riset The Indonesian Institute Center for Public Policy and Analysis, Jakarta (2005)
  • Rektor Universitas Paramadina (2007)
  • Anggota Tim-8 dalam kasus sangkaan pidana terhadap pimpinan KPK yaitu Bibit dan Chandra (2009)

Sumber: http://news.detik.com/tokoh/195/0/anies-rasyid-baswedan-ph-d




Beberapa bulan yang lalu saya berbincang dengan seorang teman yang telah lama bergabung dengan Gerakan Turun Tangan. Teman saya ini bercerita bahwa Anies Baswedan banyak mencetuskan ide-ide cemerlang dalam menawarkan solusi. Misalnya saja dalam lingkup universitas di mana ia terpilih sebagai rektor termuda di Indonesia. Hal yang mungkin sederhana tapi bisa menjadi solusi tersebut adalah mencantumkan nama beasiswa di belakang nama mahasiswa penerima beasiswa tersebut, sejak ia menerima beasiswa sampai dengan sebelum kelulusan. Dengan demikian, dipastikan tidak ada mahasiswa yang menerima beasiswa lebih dari sekali sehingga terjadi keadilan dan pemerataan dalam penerimaan beasiswa.

Ada lagi contoh lainnya. Ketika ditanyakan solusi apa untuk menghentikan tayangan yang tidak mendidik bahkan cenderung merusak bagi moral anak, Anies lagi-lagi menawarkan solusi yang cemerlang. Ia menyarankan agar masyarakat menemui dulu para pemasang iklan untuk tayangan program tersebut dan meminta agar pemasang iklan tersebut menghentikan pemasangan iklannya untuk program tersebut. Dengan sendirinya acara tersebut akan kehilangan sumber pendapatan terbesarnya dan program tersebut tidak akan lagi ditayangkan di televisi.

Hal yang paling membuat saya salut adalah saat menyaksikan acara "Siapa Berani ke Potlot" di SCTV yang dipandu oleh Slank saat Anies Baswedan hendak menandatangani 13 poin Manifesto--Manifesto ini adalah intisari dari filosofi lagu-lagu Slank selama ini. Saat itu Anies menawarkan pada poin pertama dari manifesto tersebut, yaitu "Kita Harus Kritis" menjadi "Kita Harus Kritis dan Tetap Optimis."

Menurut Anies, seringkali ketika kita bersikap kritis yang muncul justru sikap pesimis. Di sisi lain orang juga masih banyak yang menyalahartikan sikap optimis dengan kesan pro pada pemerintah atau status quo. "Republik ini harus kritis terus, tapi jangan hilang optimisnya," ujar Anies ketika itu. Hal yang membuat kagum adalah cara Pak Anies mengutarakan pendapat dan menjelaskan ide-idenya dengan sangat santun dan cerdas.




Ikut Turun Tangan berarti mendukung orang baik lebih banyak; lebih banyak orang baik untuk bersama-sama terlibat dalam pemerintahan. Seperti yang diungkapkan oleh teman-teman yang telah lebih dulu bergabung, bahwa tadinya rasa skeptis membayangi dalam benak mereka saat diajak membahas masalah politik.

Selama ini banyak orang baik namun memilih menghindar dari politik, sehingga begitu banyak permasalahan bangsa yang tidak tertangani dengan baik. Semoga gerakan Turun Tangan ini memberikan sejuta harapan bagi bangsa Indonesia untuk lebih berjaya di masa mendatang. Bagi saya pribadi, inspirasi untuk berjuang sepenuh pengabdian itulah yang sejatinya menghidupkan kebanggaan kita sebagai sebuah bangsa hingga detik ini.




Bagi Anies yang juga cucu pejuang A.R. Baswedan, mengikuti konvensi pencalonan Presiden sebuah partai politik pada saat ini adalah sebuah bukti dari upayanya untuk turun tangan melunasi janji kemerdekaan. Anies memilih untuk menerima tantangan untuk ikut turun tangan dan bukan sekedar berlipat tangan mengkritik kondisi bangsa yang sedang terpuruk pada saat ini.

Anies Baswedan hadir ketika kita sangat merindukan kehadiran sosok seorang pemimpin yang dapat menjadi inspirator bangsa. Menjadi lilin di tengah kegelapan adalah jauh lebih terhormat daripada sekedar mengutuk kegelapan. Konon lagi membiarkan kegelapan itu semakin menjadi.

Dalam video berikut kamu bisa menyimak perjalanan Anies Baswedan, sosok yang banyak menginspirasi banyak generasi penerus bangsa. Video ini adalah hadiah ulang tahun dari seorang relawan, namun bagi seorang Anies Baswedan, hadiah yang sesungguhnya adalah pertemanan yang terus menjadi inspirasi di perjalanan bersejarah ini.




Bagi kamu yang ingin bergabung dengan relawan Turun Tangan bisa bergabung di sini: http://aniesbaswedan.com/ikut-turun-tangan

Bagi kamu yang ingin tahu lebih jauh tentang Anies Baswedan bisa melihat di sini: http://aniesbaswedan.com/biografi-anies-baswedan

Pejuang bukan? Hadapi!


Banda Aceh, 16 Mei 2014
Pukul 00.21

Artikel keren lainnya:

6 Tanggapan untuk "Pejuang Bukan? Hadapi!"

  1. Walaupun Konvensi memutuskan Dahlan Iskan, tapi Relawan Turun Tangan tetap optimis bahwa kita, negara kita, akan bisa mendapatkan pemimpin yang tepat :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga. Karena sesungguhnya tidak ada yang sia-sia ... :-)

      Delete
  2. Replies
    1. Semoge lewat gerakan Turun Tangan ini bersama-sama bangsa Indonesia bisa menuju kepada arah perubahan... Tidak lagi berlipat tangan atas kondisi yang melanda, memberi sumbangsih sesuai kapasitas dan kapabilitas kita masing-masing ...

      Delete