Beranda · Wisata · My Extraordinary Life · Menu 2

Kampung Harapan

Namaku Syama’un. Aku tinggal di kampung Horribe, sebuah kampung yang penuh dengan tawa dan canda. Secara perawakan orang mudah mengenaliku oleh karena penampilanku yang agak kucel; rambut gondrong, cambang tidak terurus dan juga berpenampilan seadanya. Maksudku mereka bisa mengenaliku dari kaos oblong kuning cerah yang saban hari aku kenakan.

Jika kamu belum pernah mendengar tentang nama kampungku ini, kamu boleh bertanya jika kamu sempat mampir kemari. Tentu, kamu jangan menanyai warga dengan nama yang aku sebutkan tadi. Sebut saja Kampung Harapan. Aku lebih suka menyebutnya Horribe karena nama itu mirip dengan nama seorang pemain sepakbola idolaku asal Meksiko, Horribe Peralta. Hehehe 

Setiap pagi kamu bisa menemui aku duduk di warung Bang Mansur. Aku menikmati pagi sambil menyantap ubi goreng dan secangkir kopi manis hangat. Di hadapanku biasanya aku membentangkan surat kabar lokal untuk semakin memperhangat suasana pagi.  Sebenarnya hal itu tidak perlu aku lakukan. Mau tahu kenapa? Karena suhu udara di Kampung Harapan akhir-akhir ini begitu menghangat. Apalagi sebabnya kalau bukan pemilihan kepala kampung yang akan berlangsung minggu depan.

Artikel keren lainnya:

Piano

Kumainkan tuts demi tuts piano
Kulagukan dengan lirih suara hatiku
Pada kerlip bintang-bintang di langit
Sungguh indah menghibur jiwa

Apakah begini kehidupan di kota
Sikat-sikut sana-sini
Agar tergapai sebuah posisi
Bilangan tahun terasa ternikmati

Panorama yang tersaji seakan membenarkan saja
Hati yang lugu tak mampu menerima, katanya
Biar saja sepenuh sandiwara
Kita jalani suka demi duka

Artikel keren lainnya:

Kumpulan Banner Lomba 2014

Postingan ini khusus memuat banner lomba untuk keperluan saya dan rekan blogger yang terkendala dalam mengupload banner lomba.

1. Lomba Menulis Kebencanaan 2014

(Masih ujicoba & belum berhasil untuk gambar 1 yang masih format png dan baru berhasil untuk gambar jumbo dalam format jpeg)


Gambar 1
Sumber: http://www.tdmrc.org/id/lomba-menulis-kebencanaan

Artikel keren lainnya:

Tanah Perempuan

Nyoe keuh cerita nanggroe nyang cidah
meugah man saboh donya
teumpat lahe para pahlawan utama
nyang gigeh usee penjajah

Bak trok masa nanggroe cidah
dicabik senjata syedara
darah roe menghamboe
nyawong pih gadoh

Uroe pih jijak watee pih meuganto
bah mantong keneuk khem
Ie laot teuka jisampoh mandum
Abeh mandum nyang tinggai keunangan

:Udep pih lam luka

Inilah kisah tentang tanah yang indah
termasyhur di penjuru dunia
tempat lahir para pahalwan utama
yang gigih mengusir penjajah

Namun tiba masanya tanah indah
dicabik senjata saudara sendiri
darah pun tumpah meresap
jiwa merana pergi

Hari berlalu waktu berganti
baru saja sejenak ingin tersenyum
gelombang laut menghapus segala
tak ada yang tersisa hanya kenangan

: Sekujur hidupku luka


Artikel keren lainnya:

Ketika Huruf Setelah Huruf M Pergi

Gurat demi gurat ceria di wajahmu, Mamak. Aku tatap ia letih tapi terus bertasbih.
Tatap tegasmu Bapak, selalu ada. Meski pahamku selalu berusaha gapai ia.
Tulis, tulis, tulis.
Paham aku tak tahu, tapi aku harap ia sampai.

Empat masa berlalu, agar aku memahami.
Sebuah isyarat saja lalu aku terima.

* * *

Salam, pemirsa. Kita bersua kembali. Apa kabar semoga pemirsa sehat selalu. Saya mau curhat, pemirsa. Ada satu huruf telah terlepas dari keyboard laptop saya. Saya harap dapat segera memperoleh solusi. Beberapa hari berlalu, saya update status memakai bahasa Merkurius. Betapa oh betapa.

Ketika huruf setelah huruf m pergi, maka saya berusaha memadu kata secara berbeda. Saya berusaha walau dalam artikel berjudul "Ketika Huruf setelah Huruf M Pergi" saja, saya memadu kata meski tiada huruf setelah huruf m.

Saya sudah beberapa kali coba tulis kata tapi harus rela mula lagi dari pertama. Terus saja. Lama-lama saya seperti terbiasa berbahasa Melayu sahaja. Hehehe. Rasa juga seperti baru belajar tulis-baca.

Di Sabtu malam ramai suara musik dari kafetaria seperti seirama suara di hatiku. (Sedikit gombal, deh padahal tak tahu lagi meramu kalimat seperti apa). Sabtu malam syahdu diisi pula diskusi agama oleh para muballigh di televisi. Sabtu malam syahdu aku di muka laptopku kembali berusaha meramu kata demi kata, kalimat demi kalimat, paragraf demi paragraf, meski tidak ada lagi huruf setelah huruf m.



Beurawe, Kutaraja, 21-06-2014

Artikel keren lainnya:

Kreasi Unik ala Twibbon yang Nge-Trend di Masa Kampanye Pilpres 2014

Di masa kampanye Pilpres ini sangat nge-trend seorang public figure memasang fotonya bersamaan dengan assesoris dari Twibbon untuk menunjukkan pilihan capres dan cawapres-nya untuk Pilpres 2014 ini. Efek sampingnya adalah seorang teman sangat ingin dibuatkan sebuah kreasi spesial untuk foto profile-nya. Padahal keahlian saya di bidang edit-mengedit sebatas menge-"cut" dan menge-"crop" gambar yang sebenarnya belajarnya itu juga karena kepepet yaitu sewaktu pendaftaran CPNS tahun lalu dalam rangka menge-crop pas photo saya.

Oke, ya, kanan dikit. E e ee, kiri lagi. Yak! (Serasa tukang parkir, hehehe). Akhirnya, jadilah sudah sebuah gambar manis pendamping foto profile temanku tersebut.


Gimana hasilnya, pemirsa?

Artikel keren lainnya:

Mau Nyoblos Tapi Namamu Belum Terdaftar?



Artikel keren lainnya:

Demam Piala Dunia di Masa Kecilku

Pemirsa, apa kabar? Semalam saya begadang menonton siaran sepakbola Piala Dunia 2014 di Brasil yang memainkan pertandingan Belanda vs Spanyol. Pertandingan ini teramat seru karena mempertemukan dua finalis Piala Dunia edisi sebelumnya yaitu tahun 2010 di mana Afrika Selatan menjadi tuan rumah. Meski hanya menyaksikan dari rumah namun riuh-rendah suara penonton acara nonton bareng sudah menggema di penjuru kota Banda Aceh, terutama setiap kali ada goal yang tercipta ataupun peluang berbahaya.

Piala Dunia yang sempat saya saksikan pertama kali adalah Piala Dunia 1994. Saat itu jumlah tim hanya 24 negara dan dibagi ke dalam enam grup. Saya menyaksikan pertandingan pembuka Grup D antara Argentina melawan Yunani sampai akhir babak pertama yang berkesudahan 2-0. Saya pergi tidur karena sudah larut dan menebak asal skor pertandingan yang ternyata benar, 4-0. Di tahun tersebut Diego Armando Maradona harus pulang lebih awal karena terlibat kasus doping, padahal Argentina merupakan salah satu favorit juara.

Penyelenggaraan Piala Dunia 1994 ditandai juga dengan pembuatan kliping foto-foto dari surat kabar oleh kakak saya. Foto-foto itu memenuhi setengah isi buku gambar. Pada tahun 1998 saya melanjutkan untuk mengisi kliping tersebut. Sayang beberapa tahun lalu karena tak tahan dengan debunya saya memutuskan untuk membuangnya ke tempat sampah.

Artikel keren lainnya:

The Cloud Shows (TFP Ronde 44)

Foto-foto berikut sekedar menangkap pemandangan langit di Banda AcehSekedar menampilkan foto-foto dari folder pribadi saja. Dalam foto pertama awan sepintas seperti membentuk orang, sedangkan pada foto selanjutnya awan membentuk gambaran seperti cendawan.  Gambar diambil dengan menggunakan kamera pada handphone Samsung Chat t-322.







Banda Aceh, 12 Juni 2014


Keterangan:
Foto-foto ini diikutkan pada Turnamen Foto Perjalanan Ronde ke-44 dengan tema "awan".Kamu bisa mengikutkan karya fotografimu dengan menyimak ketentuan-ketentuan di link berikut: http://gatedelhi.wordpress.com/2014/06/08/turnamen-foto-perjalanan-ronde-44-awan/ . Karya kamu ditunggu sampai dengan 15 Juni 2014 jam 23.59.

Artikel keren lainnya:

Tak Sempurna

Dalam perjalanan ini kita mencari akan harapan dan impian kita, atau bergerak menghindar dari ketakutan-ketakutan kita. Kita bertindak karena harapan, berarti melakukan motivasi dengan pamrih sebenarnya. Kita takut, juga begitu. Tidak ada yang salah dengan pamrih, selama berpamrih kepada Sang Maha Membalas Kebaikan.

Operet kehidupan yang kita jalani akan melalui adegan demi adegan, melalui scene demi scene, dengan dimensi waktu dan tempat yang telah diberikan dengan takaran yang telah ditetapkan lima ratus tahun sebelum kita dilahirkan ke dunia.

Selalu ada rahasia di balik penciptaan. Sering kita menemukan itu di sekeliling kita, tak jauh dari kita. Saat berjalan-jalan ke rumah sakit misalnya, kita diingatkan berulang-ulang akan nikmat sehat dan bisa beraktivitas dengan nyaman. Semua adalah anugerah meski sesuatu itu dianggap kelebihan ataupun kekurangan.

Artikel keren lainnya:

Do'a Ibu

Bersama
Ku mengerti bahwa arti perjalanan ini
Ada dalam sepanjang tasbihmu saat ku di kandungan
Namun tak ku mengerti kerap kali aku abai padamu

Bersama
Aku menyadari beban yang kau pikul
Saat melihat mereka bertambah usia
Namun acap kali kusakiti hatimu

Ibu
Bersama do'amu
Akan ku mulai kembali perjalanan ini
Setelah sekian lama menepi

Ibu
Bersama do'amu
Lepaskan kedua sayap pemberani kecilmu ini
Mengarungi angkasa raya perkasa

(Kasih ibu kepada beta
Tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi tak harap kembali
Bagai sang surya menyinari dunia)


Banda Aceh, 7 Juni 2014

Artikel keren lainnya:

Seperti yang Kumau

Sungguh aku hanya mencoba 'tuk jalani
Tanpa bisa berpikir arah layar
Kau dan aku tidaklah sama
Kini sudah memadu kisah yang baru

Kadang aku berpikir
Bukankah bisa saja sang fajar
Tak pernah mempertemukan kita di sini
Di bawah arah matahari pukul sembilan

Lalu apalah gunanya sesal
Kita telah dipertemukan
Dan persahabatan telah menjadi hadiah dari Tuhan
Hiasilah hati dengan kemaafan


Banda Aceh, 7 Juni 2014
Menjelang adzan maghrib

Artikel keren lainnya:

I Liebster You, My Blogger Friends!

Pemirsa, pagi tadi di pagi yang sebenarnya tidak cerah--cuaca lumayan dingin setelah hujan mengguyur mesra kota Banda Aceh sejak semalaman--saya membaca postingan artikel dari Kak Fardelyn Hacky yang dibagikan di grup Gam Inong Blogger. Ternyata si Kakak sedang berbagi Award persahabatan para blogger yang tersohor itu yang bermana eh bernama Liebster.



Penampakan Liebster


Suasana meriah yang disampaikan oleh sosok Liebster itu benar-benar telah membuat hangat suasana pagi yang dingin tersebut. Saya membaca dengan penuh rasa ingin tahu. Meskipun setelah membaca semuanya saya tidak menemukan nama saya di sana. Percayalah, saya tidak kecewa. Hanya saja, saya merasa ini semua terlalu cepat.

(Mulai buyar, deh, pemirsa, hehehe)

Baiklah, kembali ke laptop. D siang harinya Kak Harie Khairiah datang dengan postingan yang sama untuk menyapa para pengunjung setia laman facebook Gaminong Blogger. Wow, ternyata. Saya masuk dalam 11 sobat blogger yang dibagikan Liebster Award, icon yang sudah dikenal luas sebagai tanda persahabatan di dunia per-blogger-an. Setidaknya, itulah hal yang saya ketahui kurang dari 1x24 jam ini.

Artikel keren lainnya:

Bermimpi Lebih Besar, Kisah Sukses Charles Bonar Sirait

Beberapa hari yang lalu saya menyaksikan sebuah acara talkshow, Sarah Sechan, di Net TV. Malam itu salah satu pembicara tamu yang dihadirkan adalah seorang artis yang telah lama menekuni bidang public speaking, Charles Bonar Sirait.

Charles yang sudah menelurkan buku di bidang Public Speaking ini berbagi sejumlah kiat yang diterapkannya untuk menjadi sosok pribadi yang mencapai kesuksesan dalam berbagai bidang. Dalam usia yang masih sangat muda, Charles Bonar Sirait dikenal sebagai seorang presenter. pembicara publik, politisi dan seniman (artis).

Hal tersebut diakuinya tidak diperoleh dengan mudah. Untuk karier di bidang politik di mana ia tergabung dengan sebuah partai politik nasional misalnya, ia telah melakoni profesi sebagai presenter atau pemandu acara dalam berbagai acara berkaitan dengan politik di sejumlah televisi seperti TVRI sejak belasan tahun silam. Jika hari ini Anda melihat Charles bisa dengan begitu lancar menguraikan analisa-analisa politiknya maka itu bukan karena semata kebetulan namun karena ia telah melalui proses belajar dan perjuangan keras.

Artikel keren lainnya:

Suatu Hari di Kedai Kopi

Suatu hari di kedai kopi. Ingatkah engkau hai sahabat. Ketika di masa lalu kita duduk bersama. Menanti waktu ke waktu. Masa kuliah tahun pertama di mana begitu banyak waktu luang. Kita duduk bersama. Meneliti harian lokal Serambi. Membaca kata demi kata mulai dari laman utama, surat pembaca hingga karikatur Gam Cantoi yang penuh canda.

Suatu hari di kedai kopi. Ingatkah engkai hai sahabat. Dalam jamuan seorang rekan. Menikmati bersama kebersamaan. Walau di masa sebelumnya tak pernah bersua. Menikmati panas dan hujan sebagai teman seperjalanan.

Suatu hari di kedai kopi. Ingatkah hai sahabat. Kita pernah memperbincangkan kondisi negeri. Kita juga membicarakan arah masa depan. Kita impikan sebuah menara cita-cita. Yang berdiri tegak di tengah padang rumput hijau. Sebuah cita-cita menjadi sarjana.

Suatu hari di kedai kopi. Ingatkah kawan. Di mana matahari dan bulan menjadi saksi. Kita pernah di sana. Pernah meniti asa. Merekam cita-cita. Menggapai harapan bersama semesta.


Banda Aceh, 4 Juni 2014
Pukul 07.18
Di rumah, di Beurawe. Dalam suasana Banda Aceh diguyur hujan deras.

Artikel keren lainnya:

Surat Cinta Untuk FLP

Aku tak tahu bagaimana bisa mengenalmu sekian lama, tapi tak pernah menyapamu. Tak pernah tergerak sedikit pun inginku untuk mengajakmu bersama ke dalam kehidupanku.

Aku tak tahu mengapa. Aku tak tahu alasannya.

Jika purnama yang ku tunggu, bukankah purnama selalu hadir setiap asa itu tiba. Setiap kali dari corong pengeras suara atau dari mading-mading kampus Engkau menyampaikan sayembara itu. Sayembara untuk datang dan memenangkan hatimu.

Aku tak jua tergerak.

Bahkan ketika dengan segenap dayamu kau hadirkan mereka yang selalu ada di mimpi-mimpiku. Penulis-penulis kenamaan itu. Di sekelilingku berseliweran brosur-brosur penunjuk arah untuk menujumu. Menyambut dekapan santunmu.

Aku masih membisu.

Tidak pernah ada cinta yang aku mengerti seperti ini. Bahkan jika aku bertanya padamu. Harus dengan aksara dan kosakata apa aku menjelaskannya.

Hujan, panas, malam dan siang. Lalu aku terjaga. Terjaga di bawah suara gemuruh itu. Gemuruh yang mengguncangkan siapa pun yang menyaksikannya.

Ku ambil buku dan pena. Kumasukkan d ransel saat berlari dari amuknya. Kutuangkan rasa demi rasa yang mewarnai hatiku.

Aku gembira. Aku berdaya.

Aku bahagia kini telah kutemukan kembali cintaku yang lama. Cinta yang membuncah saat aku menggoreskannya dengan sebilah pena.

Tahun demi tahun berlalu. Aku duduk manis seperti ini. Di depan layar monitor. Mengisi bait demi bait. Memenuhkannya dengan kata.

Sampai suatu ketika. Pengumuman itu tiba. Dari dunia maya aku ketahui. Sebuah buku merah marun menyapa. Hai pecinta, datanglah kepadaku. Sambut aku. Buktikan cintamu.

Tidak butuh waktu lama, seperti halnya saat berkompetisi merangkai kata. Aku tidak menunggu saat terakhir itu tiba. Belum lagi aku melihat betapa panjangnya formulir yang harus kuisi. Entah bagaimana, rasa malas itu sirna. Aku melengkapinya. Kata demi kata.

Saat pengumuman itu tiba, lalu saat di hari terakhir, aku masih dengan lelahku menyiapkan semua. Lalu tergopoh-gopoh aku hadir di Rumah Cahaya, berkumpul bersama sahabat baru di Inaugurasi FLP Aceh 2014.

Di sini aku menyaksikan kebersamaan itu terjalin bergitu mesra. Kami yang tak pernah saling kenal, lalu dipertemukan oleh satu kecintaan yang sama. Kecintaan pada gores-menggores pena.

Di bawah udara sejuk Lubuk Sukon mula bertemunya.

Lalu aku kembali bertanya-tanya. Apa sebabnya sekian lama aku menunggu dan baru kini kita dipertemukan.

Apa?
Apa?
dan Apa?

Mengapa?
Mengapa?
dan Mengapa?

Bagaimana?
Bagaimana?
dan Bagaimana?

Kini.
Kita sudah berada dalam sudut simetris jarak yang sama.
Berdansa, bernyanyi dan menarikan.
Mimpi-mimpi kita.

Tentang sebuah dunia yang penuh warna.
Tentang suka dan duka ukhuwah di seluruh penjuru dunia.
Tentang memahami dari dalam diri.
Tentang peduli, tentang semuanya.

Jika ini memang benar rindu.
Rindu yang telah tertanam sekian lama.
Izinkan aku mengucap syukurku.
Di penghujung malam yang syahdu.

Aku berharap, meski cinta sejatinya tak boleh berharap.
Kisah cinta ini adalah penuntun jalinan makna.
Untuk merangkai bait demi bait.
Yang mengantarku ke syurga-Nya.

Aku berharap, karena cinta harus memilih.
Bahwa aku memilihmu tiada lain tiada bukan.
'Tuk menyirami makna sebuah jariyah.
Untuk merangkai cinta Ilahi di dalam sanubari.


Banda Aceh, 4 Juni 2014
Pukul 04.49

Artikel keren lainnya:

Dasasila Singapura: 10 Pesan Ridwan Kamil di Forum Walikota Dunia 2014


Pemirsa, baru-baru ini Ridwan Kamil yang dikenal dengan sejumlah karya-karyanya di bidang arsitektur dan kini menjadi Walikota Bandung diundang dalam World Cities Summit Mayors Forum 2014 (Forum Walikota Dunia 2014) yang diadakan sejak 31 Mei s.d. 5 Juni 2014 di Singapura. Forum Walikota Dunia 2014 ini merupakan ajang pertemuan bagi 400 walikota dan pemimpin muda dunia.

Dalam Forum Walikota Dunia 2014 tersebut, Ridwan Kamil terpilih sebagai walikota terbaik dunia bersama-sama dengan 11 walikota lainnya. Hal ini tentunya sangat membanggakan bagi kita rakyat Indonesia bahwa ide-ide dan program-program cemerlang yang beliau terapkan selama ini dapat menjadi role model bagi pembangunan kota-kota di era globalisasi ini.

Artikel keren lainnya:

Yang Sering Terlupakan

Kita sering bilang peduli ini peduli peduli itu. Perhatian dengan urusan ini-itu. Seluruh isi Dunia dalam Berita mulai dari Jakarta sampai Singapura, dari London sampai Washington, semua jadi bahan perhatian.

Tapi adakah kita peduli. Pada mereka yang selalu membersamai. Keluarga, sahabat juga tetangga. Silaturahim yang sebenarnya tak dapat terganti begitu saja oleh miliaran karakter di dunia maya.

Berbahagialah bila kita masih tersadar. Sungguh, bila boleh iri pasti akan iri rasanya kepada mereka yang mampu menata itu semua. Memberi waktu--yang bukan sekedar sisa waktu--bagi mereka yang sering terlupakan.

Apa harus menunggu saat perpisahan tiba lalu menyesali. Menyesali percakapan harmonis yang tak pernah terjadi.

Teman, barangkali kebahagiaan yang kita cari itu ada di detik ini. Ada di saat ini. Ada bersama orang-orang yang ada di sekeliling kita. Tidak jauh-jauh dari tempat dudukmu kini.

Dan kadang kita memang perlu mengambil jarak dari semua kesibukan untuk bertanya ke dalam diri. Meski juga jangan terlalu lama, karena hidup harus terus berjalan.


Banda Aceh 2 Juni 2014

Artikel keren lainnya:

Satu Puisi Saja

Satu puisi saja
Ayolah ku ingin kau mengarang lagi
Menuliskan bait untuk diri
Kerana rindu akan puisi

Ayolah menulislah lagi
Tulis sesuatu dari hati
Agar bisa menyapa hati-hati yang menginderai
Biar mungkin lelah menghalangi

Hari yang berlalu
Musim yang berganti
Telah terpatri dalam puisi
Memori rasa di dimensi waktu

Kini malam menjelma
Waktunya kembali pulang
Mengambil masa berehat
Untuk dapat bangkit kembali


Banda Aceh, 2 Juni 2014

Artikel keren lainnya:

Sejatinya

Sejatinya
Siapa
Hanya
Jawaban

Sejatinya
Jalan
Kuteruskan
Senyuman

Sejatinya
Embun
Melagukan
Rindu

Artikel keren lainnya:

Kehidupan Umat Islam di Sri Lanka

Berkunjung ke Sri Lanka maka akan tersaji sejumlah keragaman multietnis. Di Sri Lanka, negara pulau dengan luas 66 ribu kilometer persegi yang juga dikenal dengan Ceylon ini merupakan tempat singgah yang digemari bagi para pelancong dari lintas etnis, suku, bangsa dan agama. Keberadaan muslim di negara dengan penduduk sekitar 20 juta jiwa ini merupakan minoritas, di mana jumlahya berkisar 10 persen saja.

Meskipun jumlah penduduk Muslim di Sri Lanka tergolong minoritas--hanya berkisar 10 persen dari jumlah populasi--Sri Lanka memiliki sekitar 5.000 masjid yang dikelola oleh komunitas, umumnya oleh etnik Melayu dan Moor. Crescent Rating, sebuah lembaga pengamat wisata halal yang berpusat di Singapura menulis setidaknya untuk ibukota Sri Lanka, Colombo, terdapat 24 masjid.

Muslim Sri Lanka juga sudah memiliki lembaga sertifikasi halal bernama The All Ceylon Jamiyyathul Ulama (ACJU). Meskipun belum tergabung dalam gabungan lembaga sertifikasi halal internasional, World Halal Council, lembaga yang berdiri sejak tahun 1924 ini adalah lembaga yang bersifat independen dan tidak sekedar mengurusi kehalalan makanan namun juga bidang lainnya seperti layanan perbankan, layanan sosial dan pendidikan.

Artikel keren lainnya: