Selepas menghadiri prosesi akad nikah dan walimah seorang adik sepupu di Jakarta, bersama rombongan keluarga aku melanjutkan perjalanan ke Bandung, di mana keluarga sepupuku telah menunggu. Menaiki bis Prima Jasa, kami menempuh perjalanan dari Jakarta menuju Bandung selama lebih kurang tiga jam lebih 30 menit. Suasana kerlap-kerlip lampu di malam hari dari kota ke kota lainnya dan AC yang dingin membuat kami beristirahat ria selama di perjalanan, berhubung suasana bis yang nyaman dan juga tidak dipenuhi penumpang.
Selasa malam, 20 Januari 2015, tepat menjelang tengah malam kami akhirnya tiba di rumah keluarga sepupu kami di Bandung. Setelah beristirahat, keesokan paginya kami sarapan ditemani nasi kuning dan nasi uduk sambil menyeduh teh hangat. Agenda kami di hari pertama di Kota Bandung adalah menuju Pasar Baru, Bandung.
Dalam perjalanan kami menyaksikan bagaimana pedagang di Kota Bandung tertata dengan begitu rapi dan teratur. Di Kota Bandung, kamu bisa dengan mudah menemui barang-barang hasil industri rumah tangga seperti tas, sepatu, pakaian lainnya dengan kualitas prima dengan harga relatif terjangkau.
Terdapat sejumlah pabrik tekstil di Bandung sehingga tak heran apabila tas, jaket, kaos dan pakaian lainnya juga amat mudah ditemui dengan berbagai merek dan ukuran. Beragam cenderamata buat oleh-oleh juga mudah ditemui di sini. Dari industri-industri rumahan tersebut para pedagang kemudian meningkatkan nilai barang tersebut dengan memberinya merek.
Setelah memarkir mobil dan shalat di sebuah Masjid di lantai atas Pasar Baru Bandung, serta menikmati makan siang yang dibawa dari rumah bersama keluarga kami sebelum mulai "menjelajahi" pasar tersebut. Aku menyempatkan diri mengambil sejumlah foto-foto pemandangan kota Bandung dari ketinggian di lantai atas. Dari jauh tampak Jembatan Surapati yang berdiri tegak. Juga sejumlah bangunan pencakar langit.
Berbeda dengan Jakarta di mana banyak pengelola berlomba-lomba mendirikan gedung pencakar langit seperti apartemen dan perkantoran, di Bandung kehadiran gedung-gedung tinggi agak dibatasi. Hal ini membuat pemandangan kota tampak relatif lebih indah, meskipun harga tanah relatif lebih mahal.
Para pedagang dengan ramahnya menyambut para pengunjung di Pasar Baru. Eum, sebenarnya para pedagang yang saya temui di Bandung boleh diacungi jempol karena terkenal dengan keramahannya. Tak heran banyak wisatawan senang berbelanja di sini.
Kedai-kedai makanan dan jajanan dengan mudahnya kamu temui apabila kamu sudah lelah berbelanja di sini. Berbagai menu masakan khas seperti rawon bisa dicicipi di sini. Saya kemudian teringat ucapan Gubernur Jawa Barat Bapak Ahmad Heryawan saat memperkenalkan wisata daerahnya, yang menyebut bahwa makanan khas Sunda hanya memiliki dua rasa yaitu enak dan sangat enak.
Bandung merupakan ibukota provinsi Jawa Barat yang dikenal luas dengan budayanya yang khas. Cerita-cerita rakyat juga banyak yang kita kenali dari pelajaran saat Sekolah Dasar seperti Legenda Dayang Sumbi dan Kabayan. Tidak sedikit seniman yang lahir dari Jawa Barat.
Banyak pula yang datang ke Kota Bandung untuk menuntut ilmu pengetahuan. Sejumlah perguruan tinggi ternama menjadi tempat memanjakan para pencari ilmu, seperti Institut Teknologi Bandung, Universitas Padjajaran, dan masih banyak lagi. Bandung juga belakangan menjadi salah satu kota yang dilirik dunia. Hal ini berkat keseriusan sang walikota, Muhammad Ridwan Kamil, sang arsitek yang menjadi inspirasi banyak orang dengan karya-karya dan program-programnya yang
brilliant.
Aku sering mengikuti perjalanan sepak terjang pengabdian tokoh yang menjadi deklarator Dasasila Singapura dalam pertemuan para tokoh pemimpin muda dari sejumlah negara beberapa waktu silam ini, di facebook
fanpage beliau. Di bawah kepemimpinannya, Bandung menjadi salahsatu kota dengan tingkat indeks kebahagiaan (
Index of Happiness) yang tinggi.
Setidaknya, itulah hal yang aku ketahui tentang kota Bandung. Di samping tentang para pemudinya yang
geulis pisan alias cantik-cantik. (Ups, hehehe).
Bandung juga dikenal sebagai kota hujan dan kota petir, seperti halnya kota lainnya di Jawa Barat seperti Bogor dan Cirebon. Dalam perjalanan pulang, kami sempat mendengar suara petir menggelegar saat sejumlah ruas jalan sempat dihampiri kemacetan. Saudara sepupuku menjadi pemandu perjalanan dengan menceritakan sejumlah tempat-tempat yang menarik untuk dikunjungi di Kota Bandung. Ada sejumlah tempat wisata yang menjadi target perjalanan kami selama lebih kurang tiga hari di Kota Bandung.
Malam harinya, kami menyambut kehadiran seorang Paman yang baru dapat bergabung dengan rombongan kami setelah menyelesaikan suatu urusan. Setelah menikmati menu makan malam yang disajikan, kami mengistirahatkan diri. Ditemani suasana kesejukan udara Kota Bandung, kami terlelap pulas untuk mempersiapkan kondisi fisik untuk perjalanan keesokan harinya.
Banda Aceh, 25-29 Januari 2015.
Baca Juga:
Unforgottable Moments in West Java (Oleh-oleh dari Bandung Bagian 2)
http://nowayreturn.blogspot.com/2015/01/unforgottable-moments-in-west-java-oleh_29.html
Pileuleuyan Paturay Patepang Deui (Oleh-oleh dari Bandung Bagian 3 - Tamat)
http://nowayreturn.blogspot.com/2015/01/pileuleuyan-paturay-patepang-deui-oleh.html
Belum ada tanggapan untuk "Wilujeng Sumping di Bandung! (Oleh-oleh dari Bandung I)"
Post a Comment