Hari ini, di Hari Pohon Sedunia, di hari yang sama masyarakat Aceh kehilangan salah satu bukti sejarah monumentalnya. Nyaris seperti bukti-bukti sejarah sebelumnya, kita kerap kali "ribut sebentar" setelah kehilangan.
Tapi masyarakat tidak dapat sepenuhnya dipersalahkan. Lebih-lebih untuk kali ini, di mana dua puluh empat jam sebelumnya media massa menampilkan pohon penanda sejarah itu masih utuh. Tak tersentuh oleh proyek renovasi mesjid dengan anggaran tidak sedikit tersebut. Baca lebih lanjut di sini: http://www.ferhatt.com/2015/11/sedihnya-pohon-kohler-ditebang.html?m=1
auliahack87.wordpress.com
Para pelaksana proyek beralasan penebangan dilakukan demi pembangunan payung raksasa di halaman Mesjid Raya Baiturrahman. Pembangunan pondasi payung raksasa tersebut mengharuskan penggalian pondasi sedalam 4 meter. Baca selengkapnya di sini: http://aceh.tribunnews.com/2015/11/20/pohon-kohler-sangat-bersejarah-di-pekarangan-mrb-ditebang
Sedikit saya angkat sejarah -- yang dengan sangat menyesal saya katakan belum banyak saya akrabi. Seorang sahabat yang lebih sering bergelut dengan matematika dan bahasa Inggris bahkan berterus terang bertutur bahwa ia bukanlah penyuka sejarah. Meski demikian, kita tak boleh lupa bahwa bangsa yang besar dapat menghargai sejarah perjuangan para pahlawannya.
id.wikipedia.org
Setelah menelusuri beberapa sumber di dunia maya, mafhumlah kita bahwa pohon yang ditebang -- yang lazim disebut pohon Kohler -- memang bukanlah pohon "aslinya". Pohon sejenis yang menjadi penanda tewasnya panglima perang yang memimpin 3.000 tentara Belanda tersebut sudah meranggas hingga mati.
Pada tanggal 14 Agustus 1988 Gubernur Provinsi Aceh Ibrahim Hasan kala itu mengambil inisiatif menanami pohon serupa. Pohon tersebut di Aceh dikenal dengan Bak
Geulumpang. Sementara para sejarawan Belanda menamainya "Kohlerboom" atau Pohon Kohler.
Di bawah pohon yang terletak di dekat pintu masuk sebelah utara Masjid Raya Baiturrahman tersebut, masyarakat umumnya menjadikan tempat berteduh sambil berekreasi bersama keluarga. Sebuah prasasti menjadi saksi bisu sejarah mengenai peristiwa tewasnya Jenderal Kohler di tempat tersebut pada 14 April 1873, saat tentara kerajaan Aceh berhasil menggagaltotalkan Agresi Militer I pasukan Belanda di Aceh.
iloveaceh.tumblr.com
Saat peresmian prasasti tersebut, lazimnya seorang bocah kecil tentunya belum dapat menjangkau jalan pikiran mendiang Gubernur Ibrahim Hasan. Mengapa beliau memandang perlunya pendirian prasasti dan penanaman kembali Bak Geulumpang untuk mengenang salah satu episode paling heroik dalam Perang Belanda di Aceh tersebut. Beberapa tahun berselang, beliau turut memprakarsai pula pendirian menara Masjid Raya Baiturrahman yang kemudian dikenal sebagai Tugu Modal.
Tentulah upaya-upaya tersebut dapat dimaknai sebagai
penghargaan atas peristiwa bersejarah yang pernah mengharumkan nama Aceh di seantero dunia internasional. Tak sebatas sebuah kisah, namun lebih sakral lagi yaitu nilai-nilai kepahlawanan generasi pendahulu dalam mengusir penjajahan dalam membela agama, bangsa dan negara yang dapat diwariskan pada anak cucu kita kelak. Masjid Raya Baiturrahman memiliki fungsi sebagai penutur sejarah lintas generasi, di samping fungsi utamanya sebagai sarana beribadah Umat Islam.
Merunut sejarah, peristiwa tewasnya Jenderal Kohler ternyata sempat menjadi "trending topic" kala itu. Tewasnya sang pucuk pimpinan "kaphee" menggemparkan seantero Belanda dan bahkan Eropa. Maka wajarlah jika tidak sedikit yang menyayangkan penerbangan Bak Geulumpang tersebut. Tidak kurang Walikota Banda Aceh Illiza Sa'aduddin Djamal yang mengatakan kekagetannya. http://aceh.tribunnews.com/2015/11/20/wali-kota-astaghfirullah-pohon-kohler-kok-ditebang
quotescloud.com
Entah bagaimana harus menutup tulisan ini. Semoga generasi setelah ini mau belajar untuk tidak lagi jatuh dalam lubang yang sama. Dan selamat Hari Pohon. Saya baru menyadarinya saat postingan yang lewat di sosial media saya memberitahukan hari ini hari apa ...
facebook.com
Banda Aceh, 20 November 2015.
Diedit pada 21 November 2015.
Referensi pendukung:
http://aceh.tribunnews.com/2015/11/20/pohon-kohler-sangat-bersejarah-di-pekarangan-mrb-ditebang
http://aceh.tribunnews.com/2015/11/20/wali-kota-astaghfirullah-pohon-kohler-kok-ditebang
http://www.ferhatt.com/2015/11/sedihnya-pohon-kohler-ditebang.html?m=1
Tambahan:
Saat mengecheck folder foto dari kamera smartphone, saya menemukan foto ini. Tiga hari sebelumnya, tepatnya 17 November 2015 saya melewati Masjid Raya Baiturrahman dan ingin mengabadikan Masjid yang pernah termegah di Asia Tenggara ini dalam beberapa jepretan. Sambil menumpang sebuah becak di sebuah siang terik saya menangkap moment pohon ini sebelum ditebang pada Jum'at, 20 November 2015.
|
Suasana Masjid Raya Baiturrahman dalam masa renovasi. Tampak pohon geulumpang "Kohlerboom" sebelum ditebang. |
Ditambahkan pada 27 November 2015.
Artikel keren lainnya:
Bener bener bikinkagum :) Semog amal ibadahnya di terima
ReplyDelete