Pemanfaatan sosial media dapat dimanfaatkan untuk meng-create perubahan sosial. Gampong Tanyoe yang dalam bahasa Indonesia berarti Desa Kita ini merupakan sebuah upaya sederhana dalam menggerakkan kembali urbanisme warga.
Sederhananya, kita diminta mengumpulkan foto-foto tentang tempat atau kegiatan unik di sebuah gampong. Foto-foto tersebut -- katakanlah 3-4 foto -- kemudian dilengkapi dengan foto diri bersama tulisan singkat tentang nama, nama gampong dan tagar #gampongtanyoe.
|
Foto dan aksi warga dalam #gampongtanyoe |
Selaku warga kota Banda Aceh, saya menyambut baik gagasan yang dikembangkan oleh ICAIOS tentang mempromosikan keunikan gampong (baca: desa) melalui tagar #gampongtanyoe.
Gampong Tanyoe menyadari manfaat positif teknologi informasi dalam menyebarkan informasi dan gagasan terkait pembangunan pedesaan. Sebagai tujuan akhirnya adalah meng-create perubahan sosial namun tetap dengan cara yang menyenangkan.
Pemanfaatan sosial media untuk memperkenalkan kekhasan sebuah desa atau gampong, adalah cara yang mengasyikkan untuk mengajak keterlibatan masyarakat dalam urbanisme warga. Beragam sosial media seperti Instagram dan Facebook dapat dimanfaatkan warga untuk menyebarkan info dan gagasan seputar #gampongtanyoe.
|
Foto dan aksi warga dalam #gampongtanyoe - www.instagram.com
|
|
Foto dan aksi warga dalam #gampongtanyoe - www.instagram.com |
Pemanfaatan sosial media untuk meng-create perubahan bukanlah sesuatu hal yang baru. Teknologi dapat diibaratkan sebagai pisau bermata dua dengan segala manfaat positif dan negatifnya. Dengan banyaknya pengguna sosial media dan jaringan internet yang relatif cepat di Kota Banda Aceh, tentunya merupakan peluang untuk memanfaatkannya bagi perubahan sosial.
Jika kita mengambil perumpamaan sosiolog terkemuka Bapak Imam B. Prasodjo, efek sosial itu ibaratnya orang bertepuk tangan. Satu orang bertepuk tangan maka yang lain akan mengikuti dan terciptalah sebuah aksi massal orang-orang bertepuk tangan. Dengan melibatkan sosial media diharapkan dapat memberikan efek berganda (multiplier effect) bagi perubahan sosial.
Jika kita mengambil perumpamaan dari sosiolog terkemuka Bapak Imam B. Prasodjo, efek sosial itu ibaratnya orang bertepuk tangan. Satu orang bertepuk tangan maka yang lain akan mengikuti dan terciptalah sebuah aksi massal orang-orang bertepuk tangan. Dengan pelibatan sosial media diharapkan dapat memberikan efek berganda (multiplier effect) bagi perubahan sosial.
Ide-ide sederhana namun dikemas secara menarik seperti Gampong Tanyoe dapat menjembatani kesenjangan aspirasi dan informasi yang selama ini menjadi salah satu biang keladi mandeknya pembangunan desa.
Yuk terlibat dalam mengabarkan keunikan dan keunggulan tempat dan aktivitas di gampong kita dalam aksi foto bertagar #gampongtanyoe. Kalau bukan sekarang, kapan lagi. Kalau bukan kita siapa lagi. :)
Banda Aceh, 10 Februari 2016.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Gampong Tanyoe #GampongTanyoe: Urbanisme Warga yang Menyenangkan"
Post a Comment