Kerajinan budaya daerah Aceh
terus berkembang seiring dengan upaya serius dari Dinas Pariwisata dan
Budaya Daerah Aceh dalam mempromosikan potensi wisata halal di Aceh.
Upaya perbaikan sarana dan prasarana pariwisata di Aceh dapat mendorong
bertumbuhnya industri kerajinan budaya daerah yang pada akhirnya dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat.
Salah satu produk kerajinan budaya daerah Aceh pernah menjadi mahakarya
di masa silam adalah tenun songket Aceh. Namun masa depan mahakarya
sejak abad 16-17 Masehi ini terancam punah. Padahal di masa lalu, tenun
songket Aceh menjadi primadona yang digunakan keluarga kerajaan dan kaum
bangsawan, sebagaimana tertulis dalam Hands of Writing (Tangan-tangan
Terampil) karya Barbara Leigh, seorang warga negara Australia yang
pernah lama menjadi peneliti di Aceh. Faktor utama kemunduran industri
bidang kriya ini adalah kegiatan menenun dianggap tidak menjanjikan
secara finansial oleh kalangan generasi muda.
Foto: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitKu781rMh_YByvEskz41vOeA9L9pClmwqrjAB5BgQqJ_hv7QxYnZ8CrjGCKeZINySo_wkaTmlBbMKFcRtgaDtL-pCE1-pO4Y4epRn_f0nUW4dh4Nz9ntghBhfpHUR7vAmZrlMpgr_70Y/s640/11352326_1458232664471070_742071682_n.jpg
Tidak ingin diam dan berpangku tangan, bersama-sama dengan teman dari
beragam latar belakang saya mendirikan komunitas I Love Songket Aceh.
Mulanya kami berinisiatif mengangkat tenun dari Desa Siem, Aceh Besar
dan tidak menutup kemungkinan untuk mengangkat tenun dari daerah lainnya
di Aceh.
Impian kami suatu saat tenun songket Aceh dapat kembali mendunia. Ada
tiga langkah yang sedang dan akan kami upayakan guna mencapai visi
tersebut.
Pertama; menyelenggarakan seminar dan kajian mengenai upaya pelestarian
tenun songket Aceh. Sejauh ini kami sudah menyelenggarakan DIskusi
Gathering Tenun Songket Aceh (DGTSA) pada 31 Oktober 2015 di Aula Museum
Aceh yang juga merupakan peluncuran perdana komunitas kami. Tema yang
diangkat adalah "Melestarikan Songket Aceh sebagai Mahakarya Kerajinan
Budaya Aceh" yang menghadirkan para narasumber dan juga diisi dengan
fashion show bersama tenun songket Aceh karya pengrajin Songket Nyakmu
dari Desa Siem, Aceh Besar. Selain itu bersama-sama dengan Panitia event
akbar Festival Kota Kita 2016, tepatnya pada 3 Mei 2016 kami
menghadirkan fashion designer Fitri Aulia bersama sejumlah narasumber
lainnya dengan mengangkat tema "Peluang dan Tantangan Industri Kerajinan
Budaya Aceh". Pada 26 Agutus 2016, saya dipercaya mengisi sesi "Fashion
Kreatif Daerah" dalam FGD Quadro Helix yang diselenggarakan pemerintah
Aceh bekerjasama dengan Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) di Hotel Hermes
Palace Banda Aceh.
Foto 2:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-xeMkOFiGHRk6vs73FcoW2rhKg6sDLx6e-FSymrG13E6Bj8u-aqliieiGvwTot8p105GFoXHnp81bB8RixVI00QGbL-oDo7UUJlZ_MWhJ-zXtrFhgha0qokBDARwkwGP3e5HB4ksdJlM/s640/11140250_10205233403735548_3171922783566432743_n.jpg
Kedua; Saweu Pengrajin atau Silaturahmi Pengrajin. Dengan adanya
kegiatan silaturahim dengan pengrajin, kami dapat menginventarisir
permasalahan yang ada dan bila memungkinkan dapat meneruskannya kepada
pemerintah dan pihak berkepentingan (stakeholder). Selain dengan
pengrajin tenun songket Aceh di Kabupaten Aceh Besar dan Kota Banda
Aceh, kami juga menjalin komunikasi dengan pengrajin hasil kerajinan
budaya lainnya, antara lain sulam bordir dataran tinggi Aceh, sulam
benang emas (kasap) Aceh, peci (kupiah) Aceh, dan sebagainya.
Ketiga: Kolaborasi Komunitas. Kami sadar gerakan sadar budaya dan sadar
karya ini tidak akan mungkin berjalan sendiri. Kami membangun komunikasi
dengan berbagai pihak sambil berupaya mengkolaborasikan upaya-upaya
untuk menjaga dan membuat songket Aceh dapat kembali mendunia. Kerjasama
dan kolaborasi yang sudah kami bangun antara lain dengan pihak
pemerintah dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Periwisata Aceh dan Museum
Aceh serta komunitas yang bergerak dalam pelestarian sejarah dan budaya
serta di bidang fashion kreatif daerah. Forum Kolaborasi Komunitas
(FKK) Banda Aceh serta kerjasama dengan sejumlah pihak antara lain media
penyiaran dan media online lokal di Aceh.
Foto 3:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeA5rqmfc6lj6dk8gMSei9pGPjpONQD2AMivH1exu_7FHcEW7IgHNFRDZCDfbpkSEDT_kV_j1sAzmR-tCDlRzdSrLo_90l6zuHjDhQ7FIwNd3BJdF651qBiNdrOWFRoAX-zjQZm87SvA/s640/IMG_20160610_115859.jpg
Hal yang menarik perhatian kami adalah motif-motif tenun songket Aceh
sangat indah dan beragam. Sementara upaya menjaga kekayaan warisan
budaya tersebut belum begitu serius dan masif. Di sisi lain, referensi
dari literature yang tersedia juga masih sangat terbatas.
Di balik kesulitan ada kemudahan. Perkembangan teknologi, informasi dan
komputer (TIK) membuat kita mudah terhubung dengan orang-orang yang
bergerak di bidang garapan (concern) yang sama. Melalui sosial media
kami terus menyuarakan keberadaan tenun songket Aceh dan kerajinan
budaya daerah lainnya sehingga dapat kembali digemari oleh kalangan
muda. Kunjungi laman fanpage kami "I Love Songket Aceh", twitter
@lovesongketaceh dan instagram @ilovesongketaceh untuk memperoleh
informasi lebih lanjut. Juga blog kami
http://ilovesongketaceh.blogspot.co.id
"Kekayaan alam pada suatu hari akan habis, namun warisan budaya akan
terus lestari selama generasi penerus masih mencintai dan menjaganya.
Melestarikan tenun songket Aceh berarti kembali menghidupkan kemegahan
tenun songket nusantara di masa lalu, di mana kita berasal dari sebuah
peradaban yang besar."
Foto 4:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5NY6tBixhGYg6lNMdGsNwoxgS7emn3MDO-zgTzwtyBMWChj13ou5D4HA_Gs-5sr-x4iEQZu7FIIhkpW8dQx0s9tvvjCtEcPrsx5XtsZkh8629p6neNwnXCnZlL4dYCAxMHJgz-XiPgDg/s640/12074915_10205117875527415_7221768488262899010_n.jpg
Foto 5:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTNJmnZqYP9iq6K8bIkr18UMF3rVPA0F_LA24NZ9ozSWcmDFJ0AlHGkrpHvRS4tPNu7N8T6vsEKiboPDuxlo6Ul5q7TjhdtYMxehiN8d5yy1IXDACSOrKvus-3YFDfOIck3iMPGaGR8Do/s1600/photo785710296700399052.jpg
Dukung perubahan ke arah yang lebih baik dalam kontes Differentiation Lenovo Contest. Masuk ke link
dan search "Azhar Ilyas" serta vote/like profil saya bila berkenan.
Kontes ini masih terbuka sampai 31 Januari 2017. Terima kasih.
Salut!!!
ReplyDeleteSemoga dengan daya upaya yang ada, bisa memberikan hasil yang nyata dan bermanfaat bagi nusa dan bangsa!
mantap kang, lanjutkan terus demi indonesia heheheh.
ReplyDelete