Ini adalah kebiasaan saya di masa awal-awal mengikuti kuliah dulu. Saat itu sebenarnya saya masih mengalami kondisi yang sangat galau. Galau untuk menentukan pilihan jurusan dalam rangka melanjutkan studi. Namun pada akhirnya pilihan saya jatuh ke jurusan Manajemen.
Sempat merasa limbung juga dengan pilihan baru saya ini.
Hal yang ingin saya bagikan di sini adalah cara saya memotivasi diri untuk kembali bangkit dan meneruskan kuliah. Setiap hari saya menuliskan jadwal harian. Jadwal harian yang
mungkin terkesan sangat sepele
sebenarnya. Saya mempelajari dari sebuah buku tentang Manajemen Waktu karangan Alan Lakein yang menceritakan bagaimana cara membuat jadwal harian. Membuat jadwal harian berbeda dengan jadwal acara penting. Membuat jadwal harian cukup dengan selembar kertas yang kemudian bisa dibuang, berbeda dengan pengingat yang membutuhkan agenda khusus untuk menyimpannya.
|
toonclips.com |
Semuanya adalah hal yang normal sebenarnya, namun ketika dilakukan manfaatnya terasa begitu bermakna. Apalagi bagi mahasiswa yang memiliki banyak sekali waktu luang di luar jam perkuliahan. Pada akhirnya saya pun mengikuti berbagai ekstra kurikuler baik bersama teman-teman di Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Al-Mizan maupun di Himpunan Mahasiswa Manajemen (HMM) di kampus kami.
Hal yang membedakan jadwal harian yang saya buat adalah; saya menyisipkan kata-kata mutiara pembangkit semangat di bawah jadwal harian tersebut. Kata-kata motivasi tersebut akan mengawal semangat saya sepanjang hari (
cie, cie,
kayak multivitamin
aje, hehehe). Jadwal harian tersebut selalu saya kantongi dan saya bawa kemanapun saya pergi. Kadang saya menulis pendek: "sabar adalah kunci kesuksesan," "keep smiling" atau hal-hal yang 'biasa-biasa saja' seperti "tetap semangat ya", "PeDe aja lagi!", dan sebagainya. Lebih banyak kalimat-kalimat pendek sih, sayang tidak terdokumentasi karena saya sudah terlanjur membuangnya.
Tanpa saya sadari di situ saya telah memulai proses belajar menulis saya. Satu-satunya sisa kenangan tersebut adalah jadwal harian saya pada tanggal 20 Januari 2005, atau saat saya masih mengungsi di rumah saudara saya di Indrapuri, setelah tsunami. Memang waktu itu belum ada kata-kata motivasinya, atau saya tidak membiasakannya lagi. Namun jadwal harian tersebut menjadi semacam buku harian tersendiri bagi saya. Saya yang pernah merasa jatuh dalam titik terendah dalam hidup, lalu bangkit kembali untuk meraih mimpi dan cita.
Memotivasi diri sendiri lewat jadwal harian, memotivasi diri lewat tulisan. Meski suatu saat kelak tulisan ini tak akan menjadi berarti lagi.
Teruslah menulis, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat senantiasa. Aamiin.
Banda Aceh, 03 Januari 2014
Artikel keren lainnya:
Menulis pendek-pendek adalah jalan menuju tulisan yang panjang-panjang.
ReplyDeletegutlak ;)
Trims Kak Eky. Saya juga udah lama ndak buat jadwal harian. Mulai hari ini mau dibiasakan lagi ... :)
ReplyDeletesip, keren nyoe ..
ReplyDeletesangat memotivasi :D
Alhamdulillah, Zikrul ... :)
ReplyDeleteWaw. amazing. hehe
ReplyDeleteTerima kasih, Bapak Guru Alvawan. :-)
ReplyDeleteHmm, bisa juga tuh, makasih gan sudah di share :)
ReplyDeletehttp://goo.gl/wEocbT
Terima kasih kembali sudah berkunjung :-)
Deletethx 4 sharing, saya juga lagi belajar untuk itu mas, kalau boleh tau apa judul buku nya Alan Lakein dan di mana saya bisa mendapat kan nya ya, semoga anda bisa lebih sukses dengan pola pikir yang sudah anda lakukan mas. salam
ReplyDeleteSaya memperolehnya di toko buku di Banda Aceh, seingat saya judulnya "Manajemen Waktu".
ReplyDelete