Sebuah gambar seribu cerita. Seringkali, gambar bisa bercerita lebih banyak daripada kata. Seperti untaian bait-bait puisi yang irit bisa lebih mampu menjelaskan rasa daripada berjuta kata dalam bab buku yang lama. Sepanjang hari kedua di Sabang, aku bersama temanku berusaha menyelami panorama Krueng Raya, sebuah gampong atau desa di Kota Sabang yang terkenal dengan pesona matahari terbenam Pulau Klah. Pesona yang bisa memanjakan mata siapa saja, layaknya bidadari yang belum tersentuh.
Aku menghirup udara nan segar di Pulau Weh, Sabang. Tak terkirakan rasa syukur akhirnya bisa sampai ke sebuah pulau yang disebut-sebut memiliki kekayaan bahari berupa jenis ikan terindah. Andai saja aku memiliki kesempatan untuk menyelaminya. Tanjakan demi tanjakan kami tempuh, dalam tempo yang tak terlalu lama. Kecekatan sang supir, seorang teman warga Sabang, membawa kami menuju ke Gampong Krueng Raya Sabang. Hanya berjarak sekitar 5-10 menit dari pusat kota Sabang, sampailah kami pada salah satu tempat berburu foto sunset termenarik di Sabang.
Pulau Klah, begitulah namanya. Berada di seberang Pulau Weh tempat kami sedang berdiri memandanginya berdiri tegak menantang ombak. Pada beberapa sisinya terlihat pantai pasir putih. Di pulau tersebut telah banyak dilakukan pengambilan batu gunung, sehingga tidak sulit menemukan warga setempat yang bekerja sebagai buruh pemecah batu. Dengan peralatan seadanya, mereka bekerja demi mencari sesuap nasi. Padahal, dahulu di Gampong Krueng Raya ini merupakan salah satu desa nelayan terbesar dan memiliki peralatan melaut dengan teknologi tercanggih pada masanya, apabila dibandingkan dengan gampong-gampong lainnya di Kota Sabang.
Berikut foto-foto yang berhasil saya "amankan" dari perjalanan menuju Gampong Krueng Raya, Sabang.
#weh #sabang #feeltheisland
Penampilan batu karang seperti ini banyak ditemui di Gampong Krueng Raya, Sabang. Tampak sebuah perahu yang dicat berwarna kuning. Gampong Krueng Raya Sabang adalah satu desa nelayan yang mengalami dampak langsung tsunami Aceh pada 26 Desember 2004.
Keasrian alam hutan lindung Gampong Krueng Raya, Sabang. Pesona yang belum tersentuh bak bidadari yang perawan.
Ini adalah sebuah lapangan sepakbola mini yang hanya ada 10 hari dalam satu bulan. Lapangan sepakbola mini ini terbentuk oleh surutnya air laut secara berkala di sebuah garis pantai di Gampong Krueng Raya. Hal ini merupakan sebuah kearifan lokal yang dapat menjadi obyek wisata.
Budidaya rumput laut di Gampong Krueng Raya Sabang. Potensi rumput laut ini sangat besar apabila dikembangkan sebagai sumber pendapatan masyarakat melalui ekonomi kreatif dan industri kreatif. Tampak pada latar belakang foto Pulau Klah.
"Jadi cowok itu harus kuat, Azhar! Never give up!"
Mungkin begitulah pesan yang disampaikan awan mirip Superman yang tiba-tiba muncul saat aku sedang asyik menikmati cantiknya panorama Gampong Krueng Raya, Sabang.
Bagi kamu yang penasaran dengan foto indah sunset Pulau Klah, yang belum sempat kami abadikan, ada beberapa foto yang bisa dinikmati juga dari berbagai sumber.
Banda Aceh, 18-19 Oktober 2014
Artikel keren lainnya:
Bagus bg azhar...sabang memang sungguh mmpesona salah satu ciptaan NYA yg luar biasa...
ReplyDeleteKerennya! Jadi lah berangkat ke sabang :D
ReplyDelete