Ini adalah kisah perjuangan sahabat-sahabat yang benar-benar menginspirasi. Yang satu -- sebut saja namanya Tommy. Banyak berperan mencintai kota kelahirannya. Ia mengambil peran mempertemukan orang-orang, menemukan potensi dan menuangkan ide-idenya dalam kanvas karya dengan cara yang sangat mudah diterima. Ia maestro dalam setiap ide dan karyanya dan cara ia membangun komunikasi dengan orang-orang yang berada di lingkarannya.
Apakah ia membuat tembok sehingga orang-orang kini memandangnya sebagai Bintang? Sama sekali tidak. Saat teman-temannya meminta kiat agar bisa memiliki keterampilan komunikasi semacam itu, ia hanya berujar, bahwa ia memaksakan dirinya untuk bisa terampil dalam berkomunikasi.
Aha! Itu kata kuncinya: pembiasaan!
Ada lagi seorang teman, sebut saja namanya Arman. Arman punya kepribadian yang sangat supel. Dari keterampilannya berkomunikasi ini ia sangat ditunggu-tunggu kehadirannya. Sepertinya, menurutku, ia paling pantang melihat ada seseorang merasa suntuk ataupun murung. Ada-ada saja joke yang dibuatnya untuk bisa membuat kami tertawa. Ia juga seperti setengah bisa membaca pikiran dan "menjebak" seseorang untuk berbagi cerita, persis seperti talkshow Just Alvin.
Paling mudah mengenali ia ketika sudah duduk dan ngobrol bersama. Pernah teman-temannya mencoba untuk mendiamkannya dalam sebuah perjalanan jauh. Sayangnya, dari situlah mereka baru mengetahui. Ternyata tidak memiliki teman ngobrol adalah hal yang membuatnya kesepian. Ya ternyata ada juga yang bisa nembuatnya terlihat ganjil.
Aha! Selalu ada sisi dua mata uang di balik kelebihan seseorang, yang bisa membuat kita lebih bersimpati.
Saya rasa kisah seorang sahabat super lainnya dapat menjadi penutup. Sebutlah ia bernama Iman. Sepertinya terlihat sangat menutup diri. Pembawaan yang selalu tenang. Tapi punya langkah dan tujuan yang pasti. Kami sering berdiskusi masalah-masalah mulai dari tugas akhir kami yang sempat terhambat hingga diskusi keagamaan.
Suatu hari ia pernah bercerita bahwa kini dirinya tak lagi ngoyo alias ngotot dalam bercita-cita. Ia mulai menjalani hidup secara lebih menikmati, lebih menghargai waktu demi waktu. Tidak lama setelah kepulangan sang Ibunda, ia pun bertemu dengan jodohnya dan melangsungkan pernikahan. Ia menyempurnakan separuh agama.
Ternyata, ikhlas menjalani adalah kunci pembuka kesuksesan. Satu "aha" lagi yang dapat kita koleksi dari sahabat-sahabat yang menginspirasi.
Senang bisa mengenal kalian, Alhamdulillah ...
Banda Aceh, 15 April 2015
Artikel keren lainnya:
Pemilihan nama dan teman yang baik, semoga tertular ya :)
ReplyDeleteOf course Bang Hijrah, aamiin, aamiin :)
Delete