Kemerdekaan yang kita rasakan pada hari ini, tidak lepas dari perjuangan para pahlawan. Sebagaimana ungkapan populer: Jasmerah; jangan melupakan sejarah! Kita seolah diingatkan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu mengenang dan menghargai jasa para pahlawannya. Tidak semena-mena, berlaku adil saat menjadi pimpinan dan taat menjalankan perintah manakala menjadi bawahan.
Salah seorang sosok teladan pejuang kemerdekaan yang menjadi bahasan kita kali ini adalah panglima TNI pertama kalinya, Jenderal Besar Raden Soedirman atau yang lebih dikenal dengan Jenderal Soedirman (EYD: Sudirman). Lahir di Purbalingga pada 24 Januari 1916 dari keluarga sederhana, di mana ayahnya bekerja sebagai buruh pabrik gula dan ibunya seorang keturunan Wedana Rembang. Ia kemudian diadopsi oleh Raden Tjokrosoenaryo, asisten Wedana Rembang yang masih merupakan saudara dari ibunya.
id.wikipedia.org
Soedirman tumbuh sebagai seorang pemuda yang terampil dalam memimpin dan berorganisasi serta dikenal sebagai figur seorang muslim yang taat. Ia memulai pendidikan formalnya di Sekolah Taman Siswa yang dilanjutkan dengan HIK (Sekolah Guru) Muhammadiyah, Surakarta namun tidak sampai tamat. Soedirman aktif di organisasi Pramuka Hizbul Wathan, menjadi guru di sekolah menengah HIS Muhammadiyah di Cilacap dan menjadi wakil ketua Pemuda Muhammadiyah Karesidenan Banyumas.
Masa pendudukan tentara Jepang di Indonesia menjadi awal bagi karier kemiliteran Soedirman. Ia mengikuti pendidikan calon
daidanco atau komandan PETA di Bogor. Setelah lulus, ia menjadi komandan di Kroya. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, gejolak-gejolak terus bermunculan terutama dari Belanda yang masih ingin menjajah Indonesia. Maklumat Pemerintah pada 1 November 1945 menyebabkan bermunculannya pasukan-pasukan bersenjata dari berbagai unsur ideologi, agama dan latar belakang sosial. Kehadiran Jenderal Soedirman bersama Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang dibentuk pada 15 Oktober 1945 telah dapat mempersatukan berbagai laskar tersebut dalam mengokohkan perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
prokimal-online.blogspot.com
Melalui Kongres TKR pada 12 November 1945, Soedirman diangkat sebagai Panglima Besar TKR dengan pangkat jenderal, sementara Oerip Sumohardjo (EYD: Urip Sumoharjo) yang telah aktif di kemiliteran sejak sebelum Soedirman lahir diangkat sebagai Kepala Staf. Jenderal Soedirman memimpin perang Palagan Ambarawa menghadapi pasukan Inggris dan tentara sekutu NICA pada bulan November hingga Desember 1945. Pada tanggal 12 Desember 1945, Soedirman melancarkan serangan serentak terhadap pos-pos Inggris di Ambarawa sehingga akhirnya tentara Inggris mundur ke Semarang. Setelah kemenangan tersebut, Presiden Soekarno kemudian melantik Soedirman sebagai Jenderal pada 18 Desember 1945.
Selama tiga tahun berikutnya, Soedirman turut menyaksikan kegagalan proses perundingan dengan Belanda antara lain melalui perjanjian Linggarjati dan Renville. Akibatnya Indonesia harus mengembalikan sejumlah wilayahnya kepada Belanda dan menarik mundur 35.000 tentara. Ia juga menghadapi pemberontakan dari dalam. Sembari memimpin perjuangan bangsa Indonesia untuk mengusir penjajahan, Jenderal Soedirman juga berjuang untuk menghadapi infeksi paru-paru akibat tuberkulosis yang dideritanya. Akibat penyakit ini, salah satu sisi paru-parunya terpaksa dikempeskan pada bulan November 1948.
strategi-militer.blogspot.com
Beberapa hari setelah Soedirman keluar dari rumah sakit, tepatnya pada 19 Desember 1948, Belanda melancarkan Agresi Militer II untuk menduduki Yogyakarta. Ketika para pemimpin politik berlindung di Kraton Sultan, Soedirman beserta sekelompok kecil tentara dan dokter pribadinya melakukan perjalanan ke arah selatan untuk memimpin perlawanan gerilya selama tujuh bulan. Mulanya pasukan Belanda menguntit mereka, namun Soedirman beserta pasukannya berhasil kabur dan mendirikan markas sementara di Sobo, dekat Gunung Lawu. Dari tempat inilah, Soedirman memimpin komando kegiatan militer di Pulau Jawa, antara lain Serangan Umum 1 Maret 1949 yang dikenal dengan Supersemar di Yogyakarta yang dipimpin oleh Letkol Soeharto yang kemudian menjadi Presiden di masa berikutnya.
Pada bulan Juli 1949, Soedirman dipanggil kembali ke Yogyakarta. Presiden Soekarno melarangnya untuk tetap memimpin perlawanan terhadap Belanda oleh karena penyakit TBC yang diidapnya kembali kambuh. Soedirman pensiun dan pindah ke Magelang. Sang Jenderal kemudian wafat pada 29 Januari 1950, sekitar satu bulan setelah Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada Konferensi Meja Bundar tanggal 27 Desember 1949. Beliau dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta.
id.wikipedia.org
Jenderal Soedirman telah memberikan teladan bagi semangat perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan. Selama tujuh bulan bergerilya, ia memimpin pasukannya dalam kondisi sakit dan lemah serta nyaris tanpa perawatan medis yang memadai. Ia memimpin perlawanan dengan rute dari Yogya, Surakarta, Madiun hingga Kediri. Ia sempat berkata, "Kalau saja zaman damai, saya akan menuruti saja perintah dokter (untuk beristirahat--penulis). Tapi, kalau dalam masa perang seperti ini, harap dimaafkan saya menyalahi nasehat dokter. Sebab, saya harus mengikuti siasat perang."
Jalur perlawanan gerilyanya sepanjang 100 kilometer (62 mil) yang ditempuhnya menjadi jalur wajib yang harus ditempuh taruna Indonesia sebelum lulus dari Akademi Militer. Sebagai penghargaan atas jasa-jasanya, Jenderal Soedirman diabadikan dalam uang kertas rupiah edisi tahun 1968, dan juga pada nama sejumlah jalan, universitas, museum dan monumen. Pada tanggal 10 Desember 1964, Jenderal Soedirman ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia. Pada tahun 1997, bersama-sama dengan Jenderal H.M. Soeharto dan Jenderal A.H. Nasution, Jenderal Soedirman memperoleh gelar Jenderal Besar Anumerta dengan lima bintang.
Sebuah film dengan judul Jenderal Soedirman rencananya akan diluncurkan dalam rangka memperingati ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-70 pada bulan Agustus 2015 mendatang. Sebagai pemeran Jenderal Soedirman yaitu Adipati Dolken yang membintangi film Sang Kiai (2013). Dalam film kolosal yang disutradarai oleh ini juga melibatkan sejumlah artis ternama seperti Baim Wong dan Mathias Muchus.
21cineplex.com
entertainment.harianterbit.com
Film ini telah digarap dengan sangat serius ditandai dengan pengerjaan naskah yang cukup lama yaitu sekitar 8 bulan dan keterlibatan tentara dari Kopassus dalam mengarahkan akting para pemain. Sangat menarik untuk dinantikan bagaimana film ini akan menghadirkan kembali suasana perjuangan besar Jenderal Soedirman yang sangat menginspirasi bagi kita dalam mengisi kemerdekaan dengan segenap cita dan karya.
Banda Aceh, 19 Mei 2015
Referensi:
Adipati Dolken Ikuti Latihan Mliliter Untuk Film Jenderal Soedirman
, http://www.21cineplex.com/m/slowmotion/adipati-dolken-ikuti-latihan-militer-untuk-film-jenderal-soedirman,5537.htm
Biografi Singkat Jenderal Soedirman,
http://www.tuanguru.com/2012/10/biografi-singkat-jenderal-soedirman.html
Film Kolosal Jenderal Soedirman Kado 70 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia,
http://entertainment.harianterbit.com/entertainment/2015/01/20/16932/100/24/Film-Kolosal-Jenderal-Soedirman-Kado-ke-70-Tahun-Kemerdekaan-Republik-Indonesia
Soedirman
, http://id.wikipedia.org/wiki/Soedirman
Belum ada tanggapan untuk "Jenderal Besar Raden Soedirman"
Post a Comment