Kemarin saya mencoba untuk memulai kebiasaan mengurangi konsumsi beras yang mulai populer belakangan ini. One Day No Rice adalah kegiatan yang belum lama dicanangkan oleh Walikota Bandung Ridwan Kamil dalam rangka mendorong tumbuhnya konsumsi pangan alternatif.
Sebagaimana diketahui, konsumsi beras bangsa Indonesia mencapai 130 kg per tahun per kapita dan angka ini jauh di atas Jepang (30 kg), Malaysia (90 kg) dan Thailand (70 kg). Tingginya konsumsi beras ini dapat menyebabkan banyak efek samping. Terutama obesitas, yang dekat dengan sejumlah penyakit degeneratif seperti jantung koroner dan diabetes.
Minggu sebelumnya, saya sempat mempraktekkan "One Day No Rice" ini di mana keluarga kebetulan sedang memasak kue tradisional Aceh yang diberi nama "Leughoek". Kue berbungkus daun pisang ini sepintas terlihat seperti timphan namun dengan ukuran sedikit lebih besar dan berisikan campuran pisang, parutan kelapa dan sagu. Sementara di hari Senin kemarin, beberapa bungkus kecil bihun dan mie kuning, beberapa sendok sari kurma, air putih yang cukup dan beberapa buah Pisang Suasa (bahasa Indonesia apa ya pisang ukuran jumbo ini) cukup mengenyangkan buat seharian.
Ternyata pemirsa, gerakan membudayakan pangan alternatif ini sudah lama diterapkan di sejumah daerah. Sebut saja di kota Depok, di mana sang walikota Nur Mahmudi Ismail telah selama empat tahun mampu bertahan untuk tidak makan nasi. Bagi masyarakat sendiri didorong untuk membumikan gerakan "Selasa Tanpa Nasi". Beliau sendiri mengomentari pengalamannya mencoba "berpuasa nasi putih" selama empat tahun dengan kalimat "ternyata tidak membuat mati". Hehehe, wah jadi penasaran saya jadinya.
Bayangkan saja, warung-warung yang ada di Kota Depok didorong untuk tidak menjual nasi pada hari Selasa. Sebagaimana diceritakan oleh seorang pemilik rumah makan kepada Antara TV, kendala yang mereka hadapi adalah pangan alternatif yang mereka sediakan harganya sedikit lebih mahal daripada nasi. Namun lama kelamaan dengan berbagai kreativitas menciptakan menu, akhirnya mereka dapat membantu pemerintah mewujudkan "Selasa Tanpa Nasi".
Beberapa menu yang mengandung karbohidrat dan mengenyangkan antara lain: jagung, sagu, umbi-umbian seperti ubi dan ketela/ubi ungu. Berbagai variasi penyajian menu juga dapat dilakukan, seperti halnya "Leughoek" yang merupakan kombinasi sagu, pisang dan parutan kelapa dan gula. Untuk itu, kreativitas dapur keluarga dalam menyulap menu sederhana jadi istimewa bisa sangat membantu.
Balik lagi kepada pencanangan One Day No Rice dari Walikota Bandung Ridwan Kamil, yang telah didahului oleh Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail lewat gerakan Selasa Tanpa Nasi-nya. Kang Emil -- julukan Ridwan Kamil -- menyarankan bagi umat Islam untuk mengkombinasikan kegiatan "One Day No Rice" ini dengan kegiatan berpuasa Senin - Kamis. Wah, ternyata banyak juga ya cara mengurangi konsumsi nasi putih.
Agak mundur ke belakang, pada tahun 1998. Saat itu Presiden B.J. Habibie dalam sebuah ceramah yang disiarkan secara nasional membuat sebuah kalkulasi, yaitu apabila bangsa Indonesia yang mayoritas muslim berpuasa setiap hari Senin dan Kamis, maka cukup banyak beras yang dapat dihemat sehingga kita tidak perlu lagi mengimpor beras. Sehingga secara tidak langsung kita telah membantu pemerintah.
Saya juga mengingat salah satu sabda Nabi Muhammad yang menjelaskan bahwa bagi Bani Adam (manusia) sebenarnya tidak perlu makan sekenyang-kenyangnya namun cukuplah sekedar takaran tertentu saja. Dalam kesempatan yang lain dijelaskan: "sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk air, sepertiga untuk udara". Sebagaimana diketahui pula, Nabi Muhammad adalah pribadi yang sangat menjaga kesehatan sehingga hingga akhir hayatnya hanya pernah dua kali saja terserang sakit berat.
Pada intinya kita mesti proaktif dalam mencari tahu dan mempelajari ilmu gizi seimbang dari ahlinya, sehingga kita memperoleh informasi yang lengkap dalam menjalankan pola hidup yang sehat dan seimbang. Termasuk dalam menjalankan "One Day No Rice" ini, jangan sungkan untuk mencari tahu menu-menu yang dapat dijadikan alternatif yang mengenyangkan dan aman dari ahlinya.
Sekedar berbagi.
Banda Aceh, 5 May 2015
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "One Day No Rice"
Post a Comment