Judul artikel ini berasal dari sebuah tulisan Arvan Pradiansyah dalam bukunya Life is Beautiful.
Memaafkan itu menyembuhkan.
Sejatinya dalam ajaran agama, kita dibolehkan untuk membalas yang sepadan, namun apabila kita memaafkan maka hal itu adalah lebih baik bagi kita.
Hari ini seorang teman mem-posting di status facebook-nya tentang sebuah kisah membalas keburukan dengan kebaikan. Dia mengisahkan seseorang pendakwah dan motivator yang senantiasa diikuti oleh seorang pendengar yang selalu mengkritik apapun yang disampaikannya dalam berbagai kesempatan dakwah. Seorang lainnya senantiasa mengkritiknya di media massa. Namun kedua orang yang berlaku buruk tersebut dibalasnya dengan kebaikan, sehingga di kemudian hari mereka berbalik menjadi jama'ah pengikut dakwahnya. Orang tersebut adalah Hasan Al-Banna. Beliau meniru keteladanan yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw.
Kemarin saya juga membaca sebuah postingan dari Aslan. Aslan ini adalah teman saya di grup Gam Inong Blogger. Dia menulis sebuah cerita tentang Hikmah dari Sebuah Pohon.
Dalam sebuah baitnya ia menceritakan bahwa sempat terbersit di hatinya rasa kesal. Rasa kesal yang ia tumpukan pada dedaunan pepohonan yang meskipun sudah berulang kali ia sapu namun tetap saja jatuh dan jatuh lagi. Akhirnya ia menyadari, bahwa tak ada gunanya merasa kesal. Bukankah pohon itu juga makhluk Allah, yang tiada mampu untuk mengendalikan dirinya bahkan pada dedaunannya sendiri yang jatuh kapan saja.
Pemirsa, pernahkah kita merasa kesal kepada sikap seseorang sehingga bahkan tidak sekejap pun kita berhenti membencinya. Merasa kesal. Merasa emosi sampai memuncak tidak terkendali lagi? Pada akhirnya kemarahan tersebut akan balik dan menghantam syaraf-syaraf kita tak terkendalikan, dan bisa jadi bakal merusak hari-hari indah kita.
Barangkali tidak ada salahnya kita juga mencoba bertanya -- meskipun terlihat dalam pikiran kita bukanlah kita yang bersalah -- bukankah setiap orang juga pernah berbuat salah. Bukankah diri kita juga pernah berbuat salah dan kita ingin agar orang lain memaafkan kita?
Sebuah muhasabah.
Banda Aceh, 18 November 2013
Pukul 22.53
Artikel keren lainnya:
Animasinya lucu, gk jd angry bird lg tapi patient bird :)
ReplyDeleteoke.. mari semua kita lapangkan dada untuk saling memaafkan :D
ReplyDelete"Kadang kita memaafkan orang lain bukan karena mereka layak dimaafkan. Tapi kitalah yang layak mendapat kedamaian."
ReplyDeleteSaya juga menuliskan tentang memaafkan di blog saya :D
http://fardelynhacky.blogspot.com/2013/08/berkat-maaf-di-hari-raya.html
"Sejatinya dalam ajaran agama, kita dibolehkan untuk membalas yang sepadan, namun apabila kita memaafkan maka hal itu adalah lebih baik bagi kita" yups benar, memaafkan pilihan yang lebih baik terlepas kita yang salah atau mereka yang salah
ReplyDeleteterima kasih telah berbagi disini,semua :-)
Delete