Biasanya saya menulis satu artikel satu hari, kali ini karena hari
pree maka tambahlah satu tulisan bonus.
Kali ini tentang kegalauan saya memilih klub bola untuk didukung.
Musim lalu saya menyukai Arsenal. Lantaran Arsenal selalu saja menjual pemain bintangnya sehingga kesulitan untuk berprestasi, saya memilih Liverpool yang saat itu baru dipercaya melatih
The Reds setelah sukses menukangi Swansea pada musim sebelumnya.
Saat itu saya menulis status:
Arsenal, kamu boleh juara. Tapi Liverpool tetap di hatiku.
Agak lebay,
kan? Tapi begitulah. Liga Inggris kini dipenuhi para bintang setelah klub-klub Italia terkena imbas krisis moneter sampai-sampai nyaris bangkrut. Salah satu klub Italia tersebut, Inter Milan baru-baru ini diakuisisi oleh pengusaha media dari negara kita, Indonesia, Erick Thohir.
Chelsea juga menarik lantaran ditukangi oleh pelatih merangkap motivator -- lantaran senantiasa berkomentar dengan kalimat-kalimat positif termasuk saat mengalahkan Barcelona di semifinal Liga Champions 2011/2012. Sayang di liga Inggris musim yang lalu dia kurang sukses dan harus digantikan oleh Rafa Benitez.
Musim ini Arsenal harus takluk dari Aston Villa di kandangnya sendiri di pertandingan pembuka. Meski kalah dengan skor 1-3, namun permainan mereka sudah lebih berkarakter. Saya merasa mereka bermain menyerang dan lebih efektif meski sayangnya Aston Villa lebih beruntung karena strikernya Christian Benteke sedang on fire. Saya berfirasat mereka akan bangkit di pekan-pekan berikutnya. Meskipun pelatih Arsenal Arsene Wenger kembali menjadi bulan-bulanan media lantaran keringnya prestasi Arsenal (baca: gelar) selama beberapa tahun terakhir.
Di luar perkiraan banyak pengamat, Arsenal berhasil memperoleh pemain bintang baru di detik-detik terakhir transfer musim panas ini. Mesut Oziel, sang playmaker dan raja
assist dari Real Madrid berpindah klub ke Arsenal dengan mahar 42,5 Juta Poundsterling. Madrid terpaksa mengorbankan pemainnya tersebut setelah membeli pemain termahal dunia, Gareth Bale dari Tottenham Hotspur dan berkepentingan menyeimbangkan neraca klub.
Transfer tersebut menggemparkan jagad persepabolaan Liga Inggris sampai-sampai Jose Mourinho membatalkan kesepakatan peminjaman Demba Ba ke Arsenal lantaran khawatir dengan potensi kekuatan baru tim asuhan Arsene Wenger tersebut. Benar saja, Arsenal memulai pekan-pekan selanjutnya dengan sejumlah kemenangan beruntun. Arsenal juga meraih sukses yang sama di Liga Champions meski bersaing dalam grup neraka yang dihuni Borussia Dortmund, Olympique Marseille dan SSC Napoli.
Bagaimana dengan Liverpool?
Mereka mengawali musim yang tidak terlalu mengecewakan setelah sempat berada di puncak klasemen sebelum digusur oleh Arsenal yang sedang bangkit. Sayangnya dari beberapa penampilan, Liverpool terlihat belum stabil.
Ada beberapa faktor yang bisa menjadi bahan evaluasi Rodgers. Termasuk kedatangan sejumlah bintang baru baik dengan status pembelian ataupun pinjaman. Brendan Rodgers berulang kali melakukan rotasi untuk memberi kesempatan yang sama bagi semua pemain. Brendan saat ini juga mencoba formasi barunya yaitu 3-5-2 untuk menghadirkan permainan menyerang sekaligus menjaga keseimbangan menyerang dan bertahan. Liverpool juga kerap kali kebobolan melalui upaya
set piece atau bola-bola mati dari lawan.
Faktor lainnya adalah ketergantungan kepada Steven Gerrard yang mulai menua meskipun Brendan sudah melakukan hal yang tepat dengan memberi kesempatan bergantian bagi Jordan Henderson dan Joe Allen. Posisi playmaker pun sudah diembankan kepada Philippe Coutinho yang sempat cedera selama satu bulan. Victor Moses yang baru dipinjam dari Chelsea kerap memberi ruang bagi lini depan Liverpool untuk berkreasi. Duet Luis Suarez dan Daniel Sturridge pun kian subur (hingga pekan ke-12 kedua penyerang ini telah mengoleksi masing-masing 9 gol).
Masalah besar bagi Liverpool adalah di sektor pertahanan. Kedua sisi full back dan juga gelandang bertahan Liverpool seringkali terlambat menutup manakala centre back ikut naik menyerang. Brendan juga masih belum bisa menentukan pemain bertahan utamanya antara Kolo Toure, Mohammed Sakho, Daniel Agger dan Martin Skrtel. Sektor fullback kiri juga menjadi pusat perhatian lantaran antara Jose Enrique, Jon Flanagan dan Aly Cissokho yang telah coba dimainkan dalam sistem rotasi Brendan ketiganya mengalami pasang surut penampilan.
Barangkali ini bukan musim Liverpool jika menilik hasil derby semalam antara Liverpool dan Evertonyang berakhir imbang 3-3, di mana lini pertahanan Liverpool kerap panik dan dibuat kucar-kacir oleh pemain Everton. Kecuali Brendan mampu menemukan formula yang tepat, sebab seperti diutarakan Alex Ferguson, juara Liga Premier Inggris musim ini adalah setidaknya membutuhkan 80 poin untuk memastikan gelar. Saat tulisan ini dibuat Arsenal telah mengumpulkan 28 poin atau 35% dari asumsi poin yang dibutuhkan tersebut.
Sementara Manchester United mulai bangkit begitu pula tetangganya Manchester City yang siap merangsek ke posisi atas klasemen kapan saja.
Tetap berjuang ya, Liverpool. You'll Never Walk Alone. I always support you!
Banda Aceh, 24 November 2013
Artikel keren lainnya:
Aku kurang suka nonton bola :D
ReplyDeleteIya, Kak ... Nemenin suami Kakak aja, khan ? :)
ReplyDelete