Ya. Entah mengapa aku merasakan keinginan seperti itu, lagi. Inginnya keluar dari rutinitas menulis yang sebenarnya tidak rutin juga. Berkhayal menuju ke negeri fantasi tanpa ada kegiatan tulis menulis. Mungkinkah?
Tapi, alangkah sepinya dunia semacam itu. Kita bertemu, merangkai kata. Lalu menyimpannya dalam memori hingga lupa.
Kita harus mempertanggungjawabkan apa yang kita tulis. Seringkali aku mengulang-ulang dan menperterngiang-ngiangkan hingga mungkin pembacanya mulai lupa dan bosan.
Saat terjebak dalam diskusi penting, saat tulisan sendiri harus mengevaluasi dirinya sendiri. Saat kesalahpahaman terjadi, tapi untungnya meski tak selalu ada ruang untuk berjernih lagi.
Sebenarnya tak benar-benar ingin berhenti menulis. Kadang teori-teori itu menjemukan, inginnya terus menulis. Lalu salah pun masih dapat kembali. Andai mesin waktu bisa wujudkan itu semua.
Hei, bukankah dengan menulis kamu telah mewujudkan mesin waktumu sendiri? Kamu bisa menjelajahi kembali masa lalu melalui apa yang telah kamu tuliskan?
Dari waktu ke waktu apakah kamu menjadi lebih mendewasa. Atau semakin kekanak-kanakan? Apakah semakin mengerti arti diri atau centang perenang terombang-ambing dalam hidup tanpa arah?
Saat mengambil jarak dari keseharian. Biarkan tulisan-tulisanmu menjadi juri yang paling jujur tentang sebuah perjalanan. Perjalanan itu, perjalanan ke dalam diri sendiri.
Banda Aceh, 5 September 2015.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "See Your Memories"
Post a Comment