Beranda · Wisata · My Extraordinary Life · Menu 2

Kaleidoskop Cinta Kita

Embun pagi belum lagi berani menyembunyikan diri ketika di pagi Senin yang cerah itu aku mengirim sebuah pesan ke handphonemu. Kata demi kata itu mengalir begitu saja dari mobile phone-ku. Aku masih merasa belum benar-benar terjaga, ketika setelah sekian lama aku menerima kenyataan bahwa apa yang aku harapkan selama ini--bahwa kau juga mencintaiku --pupus.

Tuhan, malangnya nasibku. Apa salahku hingga seorang seperti dirimu tega-teganya menghancurkan asa yang telah sedemikian lama kurajut dalam hatiku.

Aku telah rela memangkas semua ambisiku semata-mata untuk menjadi primadona di hatimu. Aku tanggalkan semua sikap egoku, sikap high-profile-ku yang selalu ingin jadi pusat perhatian para cowok yang terpukau oleh segenap pesonaku. Hanya agar kau mau sedikit saja memperhatikanku. Hanya untuk kita bisa saling berbagi cerita suka dan juga duka. Hanya agar kau bisa menjadi kekasihku...

Tapi ini apa yang aku dapatkan. Kau masih saja diam membisu seperti patung di Tugu Pancoran. Ingin rasa aku menuangkan semua bait demi bait ini dalam IPad-ku. Bahwa kau tak semestinya memperlakukan aku seperti ini.

Musnah sudah semua harapku. Kini, biarlah pesan ini memberimu sebuah arti tentang sembilu. Pergilah, kau. Pergilah selamanya dari hatiku...

Dan semoga aku akan segera menemukan pengganti dirimu.

SOMEONE LIKE YOU 1

Artikel keren lainnya:

Perjalanan Berkreasi dan Berbagi ala "Piyoh"

Bagi teman-teman yang tinggal atau sudah pernah berkunjung ke Aceh barangkali tidak asing dengan kata yang belakangan sangat familiar ini; piyoh. Sejauh yang saya tahu, piyoh merupakan kosakata bahasa Aceh yang merupakan kata kerja yang bermakna ajakan untuk mampir atau istirahat melepas lelah sejenak. Namun dewasa ini Piyoh telah berkembang sebagai hasil kreativitas yang unik dan menarik sebagai icon pariwisata yang dikenal luas.

Bermula dari kejelian Hijrah Saputra Yunus atau juga akrab disapa Heiji dalam menangkap peluang pasar, Piyoh lahir dalam “wujud” kaos alias t-shirt yang cukup digemari sebagai cenderamata bagi para wisatawan di kota di mana Piyoh bermula, yaitu Sabang. Saat itu memang telah ada produk sejenis yang dijual sebagai cenderamata, namun Piyoh memberikan banyak pilihan dalam desain grafis dan tulisan yang terdapat pada kaos tersebut yang terbilang sangat unik dan kreatif.

Kaos Piyoh (sumber: buzzerbeezz.wordpress.com)

Pemilihan kata-kata yang terdapat pada kaos tersebut juga cukup unik dan terbilang sangat kreatif. Misalnya saja pada kalimat, “Terus aku harus bilang “Weh” gitu?” di mana kata “wow” yang biasanya ditulis dalam ungkapan populer tersebut digantikan dengan kata “Weh” yang merupakan nama sebuah pulau tujuan wisata yang dikenal dengan keindahan panoramanya di ujung Barat Indonesia itu.

Beberapa kata lainnya yang diambil dari istilah yang tak jarang merupakan kritik sosial yang disampaikan dalam bahasa yang tidak menggurui bahkan dapat menginspirasi, seperti misalnya "Cang Boh Panah" yang menggambarkan sebuah ungkapan dalam bahasa Aceh yang bermakna berbicara "ngalor-ngidul" tanpa arah atau substansi yang jelas ataupun "Bek Jampok Beuh" yang bila diartikan bermakna "Jangan tinggi hati" atau menganggap diri sendiri paling baik sehingga sukar menerima nasehat. Wah, jadi pingin nih, bergabung dengan kelas-kelas pelatihan kreatif Piyoh.



Corat-coret Piyoh
(Sumber: Facebook Piyoh Design)

Seiring berjalannya waktu, sepak terjang Piyoh sebagai sebuah brand name terus menggema tak sebatas di kawasan kota Sabang, tempat Piyoh lahir dan dibesarkan. Piyoh juga mengusung visi dan misi mulia dalam rangka menggerakkan rasa kemandirian, kreativitas dan kesetiakawanan sosial dari generasi penerus yang berjiwa muda. Pemilihan nama Piyoh sesuai dengan brand personality yang sepertinya sengaja dibangun sebagai semangat dan upaya nyata Heiji sang penggagas Piyoh dalam memperkenalkan pariwisata melalui desain grafis dan tulisan. 

Kamu pastinya penasaran dong, dengan produk-produk dari Piyoh ini. Selain kaos, ada pula produk lainnya hasil kreatif yang unik dan menarik. Kamu bisa berkunjung ke laman facebook: Piyoh Design dan Piyoh Toys atau twitter: @misterpiyoh. Dalam beberapa kesempatan Heiji tak segan menuturkan bahwa salahsatu rahasianya sehingga Piyoh bisa berkembang dan dikenal luas seperti saat ini adalah karena aktif dalam pemasaran dunia maya (online marketing) melalui berbagai situs jejaring komunitas seperti facebook dan twitter.



Beberapa produk dari Piyoh Design. Di samping kaos, juga dihasilkan aksesoris seperti gantungan kunci, pin, boneka kokoru, dan produk lainnya.
(Sumber: Facebook Piyoh Design)


Menggalakkan Semangat Berwirausaha

Nah, pemirsa, demikian ulasan saya mengenai asal usul Piyoh. Besar harapan saya kiranya agar dapat dimenangkan. Dan atas segala perhatian saya ucapkan terima kasih.

Bercanda nih pemirsa. 

Soalnya lagi hangat-hangatnya nih isu penerimaan calon pegawai negeri sipil alias CPNS, jadi saya kutip saja kalimat yang juga kalimat penutup pada surat lamaran CPNS tersebut. Omong-omong PNS, sampai saat ini banyak orang masih beranggapan bahwa pekerjaan tersebut menjanjikan keamanan finansial. Bisa terlihat dari panjangnya antrian pelamar CPNS dan bursa kerja di mana pun event tersebut digelar.

Nah, kita bisa belajar dari Piyoh bahwa ternyata rezeki juga bisa datang dari mana saja. Bermula dari sebuah ide, kita bisa mengembangkan ide tersebut menjadi sesuatu yang bernilai uang. Kadang-kadang saya suka memplesetkan kepanjangan PNS menjadi Penjual Nasi Soto, (hehehe) untuk menyemangati dan menyadarkan saya bahwa selalu ada jalan keluar meskipun kita tidak memperoleh sesuatu yang dianggap sebagai sumber rezeki yang "pasti". Selama kita mau berusaha dan kreatif dibarengi dengan do'a in-sya Allah akan selalu ada jalan untuk berhasil. Seperti pesan seorang guru saya yang bisa juga disingkat YUS: Yakin Usaha Sampai!

Dewasa ini pemerintah menggalakkan apa yang disebut dengan ekonomi kreatif dalam membuka banyak lapangan pekerjaan, yang pada akhirnya akan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Di kampus almamater saya Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala, telah didirikan Inkubator Usahawan Muda guna mencetak generasi enterpreneur sedini mungkin. Seperti diungkapkan Dahlan Iskan, Menteri Negara BUMN yang juga pernah mengecap sukses sebagai pengusaha, dengan berwirausaha sedini mungkin maka akan banyak pengalaman gagal yang diperoleh. Dan dengan banyaknya pengalaman gagal itu maka dapat dijadikan pelajaran berharga sehingga suatu saat nanti bisa menjadi pengusaha sukses.



Hijrah Saputra Yunus, si Papa Piyoh
(Sumber: Facebook Piyoh Design)

Apa yang telah dilakukan Heiji bersama Piyoh adalah menemukan masalah dan membuatnya menjadi sebuah peluang. Seperti dituturkannya dalam beberapa artikel mengenai Piyoh yang lagi-lagi saya temukan lewat jasa Mbah Google, keinginan Heiji berbisnis pada mulanya untuk menanggapi keluhan seorang temannya yang kesulitan menemukan produk yang dapat dijadikan cenderamata atau souvenir. Namun tidak sedikit tantangan dan keraguan yang diperolehnya saat merintis usahanya bahkan dari orang-orang terdekat, lantaran usaha serupa telah banyak yang mencoba namun hal itu dijadikannya sebagai motivasi yang melecut semangatnya untuk menghasilkan berbagai karya yang kreatif dan inovatif. 

Dalam entrepreneurship alias kewirausahaan, apa yang dilakukan Heiji bersama Piyoh Design adalah upaya untuk meningkatkan nilai dari suatu ide, barang dan atau jasa. Bukan sekedar berbisnis, Heiji juga memadukan Piyoh dengan berbagai kegiatan sosial. Heiji juga tak segan berbagi ilmunya dalam berbagai kesempatan, seperti yang dilakukannya bersama komunitas Aceh Berkebun dan juga program Kado untuk Rosa.

Sumber: hijrahheiji. blogspot.com

Bagi Heiji, di samping bisa berpromosi, keikutsertaan Piyoh dalam berbagai event tersebut juga merupakan tanggung jawab keilmuan yang diemban oleh pemuda asal Sabang yang beroleh segudang prestasi di bidang desain, entrepreneur dan kepariwisataan. Tak heran jika Piyoh yang dibidaninya beroleh gelar hospitality entrepreneur, suatu tipe pengusaha yang terbilang masih jarang ditemukan. Barangkali itu setara dengan hasil-hasil karya Heiji yang juga sarjana Fakultas Teknik jurusan Perencanaan Wilayah dan Tata Kota Universitas Brawijaya, Malang ini yang terbilang juga unik dan sangat kreatif. Hasil yang diperolehnya tidak terlepas dari motivasi Heiji di mana berbisnis diniatkan untuk berbagi kebaikan bagi sesama.

Seperti anjuran agama, agar kita menjadi sebaik-baik makhluk dengan cara menjadi semakin bermanfaat bagi lingkungan sekitar kita. Maka demikian pula harapan kita agar dapat menjadikan kisah sukses Heiji si Papa Piyoh sebagai inspirasi bahwa ternyata banyak sekali hal-hal yang bermanfaat yang dapat kita lakukan untuk orang-orang tercinta dan lingkungan di sekitar kita. Semoga dapat kita ikuti jejak langkah Papa Piyoh untuk mempersembahkan yang terbaik dalam hidup kita. Seperti kata seorang motivator: be the first, or be the best! Jadilah yang pertama, dan kalau tidak bisa jadilah yang terbaik. 


Sumber: hijrahheiji.blogspot.com

Nah, karena jam sudah menunjukkan pukul enam sore, saya pun pamit dari hadapan pemirsa. Soalnya saya mau piyoh hek alias istirahat break dulu. Jangan lupa ya piyoh-piyoh alias mampir-mampir ke laman facebook Piyoh untuk melihat dan memesan karya-karya yang unik dan menarik dari Heiji.

By the way, karena ini juga hari ulang tahunnya Heiji, sekaligus nih kita ucapkan selamat milad. Semoga semakin bermanfaat dan kian menginspirasi banyak orang dengan semangat berkarya dan kreativitasnya.

^_^


Banda Aceh, 25 September 2013
Pukul 18.00 WIB


Diikutsertakan dalam Lomba Karya Bareng Piyoh 2013 dan meraih Juara 1 untuk Kategori Blog:


By: Hijrah Saputra Yunus

Referensi:




Artikel, "Mengintip Rahasia Sukses Sarjana Planologi ini Mengelola Piyoh Design", http://atjehpost.com/read/2012/12/23/32604/17/7/Mengintip-Rahasia-Sukses-Sarjana-Planologi-Ini-Mengelola-Piyoh-Design


Keterangan tambahan:

Foto-foto kaos Piyoh dari buzzerbeezz.wordpress.com dan kata-kata motivasi Hijrah Saputra dari hijrahheiji.blogspot com ditambahkan pada 1 Desember 2015.


Artikel keren lainnya:

Belum Ada Ide

Maksud hati ingin menulis. Tulisan yang bagus-bagus. Habisnya baru saja bergabung dalam komunitas Gam Inong Blogger nih, pemirsa. Lihat blog punya teman-teman yang produktif banget. Jadi termotivasi buat menulis dan menulis lagi. Setelah Ramadhan tahun 2012 lalu ikut sebuah seminar workshop kepenulisan online dan dikenalkan dengan situs komunitas penulis Kompasiana, ini adalah kali kedua saya mendapatkan moment "AHA".

"AHA" di sini berarti "Ayo, Har. Ayo nulis lagi!"

Sengaja hari ini pantangan-pantangan diet saya langgar demi bisa makan yang manis-manis. Biar bisa cespleng pikirannya seperti ujaran seorang teman. Namun lantaran sepanjang hari ini cuaca cerah dan kurang minum air putih, eh malah sakit kepala dan rada-rada dehidrasi.

Makanan manis memang lebih mudah membuat dehidrasi, sehingga kita mesti minum air putih lebih banyak dari biasanya. Konon lagi dalam cuaca terik. Hal ini yang sering kita abaikan pada saat liburan akhir pekan. Sehingga hari Senin pun ketika kembali bekerja kondisi badan jadi rada-rada agak kurang fit dan kurang bersemangat. Setidaknya itu yang saya peroleh dari membaca buku karangan dr. Friedman Batmanghelidj yang mengungkap beragam misteri dehidrasi dan manfaat air putih bagi kesehatan dalam pandangannya sebagai seorang dokter.

Siang tadi sambil duduk-duduk santai saya telah membuat sebuah mind map. Dan karena tak ada ide yang muncul saya pun berupaya membaca sebuah buku manajemen tentang Kepemimpinan Yang Efektif karangan John Adair dan membuat sebuah resume dari sebuah kuesioner yang disediakan dalam format sebuah mind map.

Sore ini pun, saya membolak-balik harian Republika kemarin yang ada di sebelah tempat duduk saya di hadapan komputer tempat saya menulis sekarang. Mana tau ketemu ide. Ada tulisan pakar ekonomi syari'ah Adiwarman Makarim dalam rubrik Analisis yang menulis sebuah kolom dengan judul "Hakuna Matata" yang dicuplik dari sebuah film animasi (?) Disney, The Lion King. "Hakuna matata" yang merupakan sebuah slogan yang berarti, "jangan khawatir".

Baris demi aris kubaca. Isinya tentang ditundanya rencana pengurangan pengguyuran pasar dengan dolar AS dari 85 miliar dolar AS per bulan menjadi 60 miliar dolar AS per bulan. Penundaan tersebut menyebabkan pasar di negara-negara lain seperti di Turki dan sejumlah negara di Asia terimbas dampak positif, ditandai dengan penguatan mata uang mereka terhadap dolar AS maupun indeks bursa saham di lantai bursa, termasuk pula indeks bursa saham di Amerika Serikat (AS). Ternyata AS sendiri masih belum bisa menjamin kapan krisis ekonom yang melanda negaranya akan berhenti, sehingga kucuran dolar AS tersebut tetap dibutuhkan agar jumlah pengangguran di negara tersebut dapat dikurangi.

Mendengar nama Adiwarman Makarim saya teringat peristiwa beberapa tahun silam. Saat itu saya baru diterima di Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala. Saat itu kondisi di Banda Aceh sedang dalam pemberlakuan darurat militer lantaran konflik antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan pemerintah dan tidak mudah membuat sebuah acara berskala nasional dan mengundang pemateri pakar nasional ke Banda Aceh karena memerlukan perizinan dari birokrasi setempat. Namun Alhamdulillah sebuah Seminar Nasional Ekonomi Syari'ah berhasil kami gelar dengan mengundang pakar ekonomi syari'ah Bapak Adiwarman Makarim.

Sempat pula bersama teman-teman di Badan Eksekutif Mahasiswa Ekonomi mengundang pakar ekonomi nasional lainnya, Iman Sugema. Saya bersyukur bisa memperoleh pengalaman bekerjasama dalam sebuah tim. Suatu hal yang mustahil rasanya bila selama kuliah saya memilih untuk bercengkrama dengan bahan kuliah saja. Jurusan Manajemen yang jadi pilihan saya membuat saya merasa perlu untuk beraktivitas dalam keorganisasian. Aha, malah jadi curhat begini, pemirsa.

Judulnya masih tertulis "Belum Ada Ide". Hmm, dari teman-teman ada nggak saran "sesuatu" yang bisa menyentuh hati untuk ditulis. Ya, sudahlah begini saja ya, judulnya. Segini dulu pula tulisannya.

Jalan sore dulu, ah. Sama sepeda saya. Udah lama dianggurin (bukannya dibuat jadi anggur, lho, tapi dibiarkan tidak terpakai). Mana tau nanti dapat inspirasi, ilham, ide, pencerahan atau yang sebangsa dan setanah air dengannya.

Kring-kring !

^_^

Artikel keren lainnya:

Kalah dan Menang Itu Luar Biasa, Bung!

Dalam perjalanan hidup kita, setiap keberhasilan yang kita peroleh tidak dapat terlepas dari kegagalan. Di balik manisnya kesuksesan, ada saja setumpuk kegagalan yang kita lalui. Ketika kita belajar berbicara, kita melalui sejumlah kegagalan dalam mengucap huruf dan merangkai kata dan kalimat. Ketika kita belajar berjalan, terjatuh, terantuk, terpeleset, adalah serangkaian kegagalan yang pernah kita lalui. Hari berganti hari, kegagalan demi kegagalan kita hadapi lagi, begitu juga keberhasilan…



"Cup, cup, cup. Udah, dong. Jangan lama-lama nangisnya."


“Kekalahan, sama nilainya seperti kemenangan dalam hal mengguncangkan jiwa dan membiarkan kemuliaan keluar.” (Anonim).

Bagi Michael Jordan, legenda Basket asal Amerika Serikat yang sukses bersama timnya Chicago Bulls meraih gelar NBA, yang dimaksud kegagalan bukanlah mengalami kekalahan melainkan tidak adanya keberanian untuk mencoba. Simak saja penuturannya berikut ini:

“I’ve missed more than 9000 shots in my career. I’ve lost almost 300 games. 26 times, I’ve been trusted to take the game winning shot and missed. I’ve failed over and over again in my life. And that is why I succeed.”
(Saya gagal dalam melakukan lebih dari 9.000 tembakan dalam karir saya. Saya kalah dalam hampir 300 pertandingan. 26 kali saya diberi kepercayaan untuk melakukan tembakan penentu kemenangan, namun saya gagal. Saya mengalami kegagalan berulang kali dalam hidup saya. Dan karena itulah saya dapat berhasil).



  
Sayangnya, sebagaimana fitrah manusia yang telah diciptakan dalam keadaan berkeluh kesah, kita kerap kali mengeluh dan merasa bosan untuk kembali bangkit dan berusaha setelah datangnya suatu kegagalan. Kegagalan, yang telah menjadi bagian dari proses keberhasilan semestinya dapat mampu memberi sejumlah umpan balik yang tak ternilai harganya. 

Luqman Haqani dalam bukunya Kamu Juga Bisa Gagal memberitahu bahwa ada enam langkah yang perlu kita ambil jika kita harus mengalami kegagalan, yaitu kesadaran, evaluasi, koreksi dan perubahan, konsolidasi, perencanaan dan aksi.

Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah menyadari bahwa kita sedang mengalami kegagalan. Tanpa kesadaran ini akan sulit bagi kita untuk melangkah kepada langkah selanjutnya. Langkah berikutnya adalah evaluasi, yaitu mencari tahu kesalahan apa yang sudah kita lakukan. Selanjutnya hasil evaluasi tersebut menjadi bahan untuk dapat melakukan koreksi dan perbaikan.

Langkah selanjutnya adalah mengkonsolidasikan upaya perbaikan tersebut kepada pihak yang dapat membantu terlaksananya perbaikan tersebut. Selanjutnya perencanaan yang lebih matang daripada masa sebelumnya dapat kita lakukan berdasarkan umpan balik yang kita peroleh dari kegagalan tersebut. Akhirnya, apapun perencanaan itu haruslah diimplementasikan dengan suatu aksi atau tindakan nyata…

“Kesempatan yang kecil seringkali merupakan permulaan dari pada usaha yang besar.” (Demostenes, dikutip dari buku Bila Anda Fikir Bisa, Anda Pasti Bisa Melaksanakan dan Meraih yang Anda Inginkan)

Tengok saja bagaimana pelatih Barcelona Josep ‘Pep’ Guardiola meramu kembali timnya menjadi sebuah tim yang disegani dunia. Berbekal pengalaman sebagai pemain kelas dunia dan kesuksesan melatih tim Barcelona B, hari pertama kepelatihannya di La Liga Spanyol musim 2008/2009 tidak berjalan mulus. Sebuah kekalahan tipis seakan mencoreng harapan yang disematkan kepadanya.

Namun perjalanan masih panjang bagi seorang Pep. Dengan semangat dan sikap mau terus menerus belajar dari siapapun dan kapanpun, Pep berhasil mengakhiri empat tahun masa kepelatihannya dengan 14 gelar juara di berbagai kompetisi. Kesuksesan ini pun menular kepada kesuksesan tim nasional Spanyol yang berhasil merengkuh berturut-turut gelar Juara Eropa 2008, Juara Piala Dunia 2010 dan Juara Eropa 2012.



"Nanti pas di tikungan belok kiri, terus belok kanan, jalan terus sampai ketemu persimpangan.
Nah, dari situ belok ke kiri terus tanya sama Pak Bejo, Kepala Hansip di situ..."

  
Janganlah sama sekali menilai sesuatu itu tidak mungkin atau pasti mengalami kegagalan. Norman V. Peale, pengarang buku best seller “Bila Anda Fikir Bisa, Anda Pasti Bisa Melaksanakan dan Meraih yang Anda Inginkan, menuliskan tiga rumus dalam mengembangkan daya pikir kreatifnya, yaitu:

Pertama; tulislah di atas kertas tiga keinginan Anda yang paling besar, dengan memberi angka nomor urut kepada masing-masingnya. Bacalah daftar itu setiap harinya.

Kedua; gunakan satu jam tiap harinya untuk merenungkan dan menganalisa pekerjaan Anda. Lakukan hal ini setiap hari dan pada waktu kurang dari lima tahun, maka Anda akan terampil benar pada bidang pekerjaan Anda ini.

Ketiga; gunakanlah satu jam setiap hari untuk menghadapi selembar kertas dan catatlah setiap ide yang melintas dalam benak Anda. Maka Anda akan temukan ide-ide yang mengejutkan yang dapat membuat pekerjaan Anda berhasil begitu pula penghasilan Anda dapat meningkat.

Sebuah kisah inspirasi lainnya adalah penulis terkenal asal Inggris, JK Rowling. Belajar menulis sejak usia 6 tahun, Joanne Rowling atau yang lebih dikenal JK Rowling melalui berbagai penderitaan hidup sampai ia pernah masuk dalam daftar warga Inggris yang harus mendapat santunan dari Negara karena kemiskinan serta harus pula mengalami perceraian. Lantaran tidak memiliki cukup uang untuk memfotokopi naskahnya, Rowling harus menyalin ulang naskah tersebut dengan menggunakan mesin ketik manual. Setelah berbagai penolakan yang dilaluinya, akhirnya naskah tersebut diterbitkan, dicetak ulang bahkan difilmkan sehingga kini dinikmati di seluruh dunia. Hari ini kita mengenal tokoh rekaannya Harry Potter dan kawan-kawan dan kisah hidupnya telah menginspirasi begitu banyak orang.



"Aku hanya pergi 'tuk sementara. Bukan tuk meninggalkanmu selamanya."

  
Seperti dikemukakan oleh pakar peta pikiran (Mind Map), Tony Buzan, bahwa tujuan yang tepat bagi kita melakukan percobaan demi percobaan dalam upaya kita bukanlah untuk menjadi selalu berhasil. Tujuan yang tepat bagi kita untuk tetap mencoba adalah  “untuk menjadi lebih baik dalam setiap percobaan.”

Tetap semangat, kawan, it’s just the beginning!!

Dan seperti kata partner kursus bahasa Inggris saya: don’t play-play…!!! and with blessing of God you’ll find your way!!!





Banda Aceh, 12 Juli 2012
Pukul 04.09
Juga ditampilkan pada Kompasiana.com dengan akun azhar_ilyas
Ilustrasi ditambahkan pada 27 September 2013

Artikel keren lainnya:

The Urgency of Entrepreneurship Training for Youth

“Entrepreneurship is neither a science nor an art. It is a practice,” said Peter Drucker. Today, many students who graduate from their college face big problems to get a job because of the mismatch between the skill and job vacancy available. In the other side, many fresh graduate don’t prepare any soft skill required to be value-added for looking for a job. Today, youth just prepare themselves to get a job as civil servant. As solution, now our government and many entrepreneurs have partnership project that socialize the spirit of entrepreneurship for youth. There are three main reason why youth must participate in entrepreneurship training earlier, i.e.: to know how they to manage a business, to practice what they learn in college and to reduce unemployment rate by open new job vacancy.

The first reason why youth must participate in entrepreneurship training is to practice what they learn at institutional education. Entrepreneurship training is a great chance for youth to practice their knowledge at school or college. It is because in entrepreneurship training they are funded and assisted to run a small business project. When they are involved in entrepreneurship training, they can practice many lessons from their college. In addition, our school college not only gives them knowledge but also values and soft skills, for example computer and language skills. Many urgent values such as honesty, discipline and determination are gave for youth while their study at their school or college. A little or more of soft skills also have been given to them as local content.

The second reason why youth must participate in entrepreneurship training is for them to know how to manage a business. First, how to manage our money is the most urgent part of all because a business can’t be run without managing financial aspects. Entrepreneur should practice good accounting and well managed budgeting to control their finance. Second, skill of managing human resources is an urgent factor for keep a good relationship with workers. Many psychological techniques are required by an entrepreneur to communicate with workers such as for negotiating salary or job description. Third, a business should design a very effective and efficient system of production. A sustainable process from planning, organizing, actuating and controlling and taking feedback to re-planning should be practiced by an entrepreneur to get the best quality of product. Finally, we must consider for demand and supply in market in order to avoid losses by making STP and marketing mix analysis. In STP analysis, an entrepreneur should do segmenting, targeting and positioning of his potential consumers before produce and sell. An entrepreneur should also look at four marketing mix, i.e.: product, promotion, price and place.

Another reason for it is to reduce unemployment rate by opening new job vacancy. In order to making new job vacancy, a few institutions like banking make a project to develop many youth entrepreneur. Wirausaha Muda Mandiri (WMM) is a project by Bank Mandiri which has been funding and creating many young entrepreneurs who have shown their best potential. For example, a group of students at Economic Faculty of Syiah Kuala University open their own job vacancy by opening fresh drink business named “Juztrue” at campus park. They make many kind of juice drinks with very unique and funny names so that their product is famous for consumer. Another example is Elang Gumilang, who ran his business on low interest houses to be a very prospective business and it has inspired many young entrepreneur. He created many job vacancies from developing houses until selling it. By creating an own business, an entrepreneur would be expected to open many new job vacancies to reduce unemployment rate.

In summary, youth must participate in entrepreneurship training earlier for three reasons; to know how they to manage a business, to practice what they learn in college and to reduce unemployment rate by open new job vacancy. So that, it is urgent for youth to participate in entrepreneurship training.

Banda Aceh, 19 Juli 2012

Pukul 04.39

Artikel keren lainnya:

Saat Tak Tersisa Harapan, Tak Tersisa Ketakutan

Pagi itu 26 Desember 2004.

Seperti biasanya Ahad pagi, maka tak ada suasana anak-anak pergi ke sekolah. Para orang tua melakukan kegiatan sebagaimana biasanya. Ada yang menghabiskannya di rumah bersama keluarga. Ada pula yang bertamasya ke Pantai Ulee Lheue, yang hanya berjarak sekitar 4 km dari pusat kota Banda Aceh. Di lapangan Blang Padang, dekat pusat kota, sedang diadakan suatu even lomba lari massal.

Pukul 08.07, bumi bergetar hebat. Orang-orang lari berhamburan keluar rumah untuk menghindari adanya bangunan yang rubuh. Khawatir dan cemas. Kami terayun-ayun dalam gempa mahadahsyat itu. Jangankan berlari, berdiri saja tak kuat. Bahkanuntuk berlari keluar rumah saja langkah ini sempat terpaku begitu lama. Suara gemuruh besar diiringi dentuman-dentuman dari suara bangunan yang rubuh dan berderik-derik membuat siapapun menjadi gemetar.

Sempat bertanya dalam hati, jika benar ini kiamat mengapakah tak terlihat matahari terbit di barat. Lalu pandangan sebentar-sebentar ke langit mengharap gempa segera berhenti sambil melihat-lihat apakah langit telah terbelah?

Kira-kira sepuluh menit lamanya, kemudian gempa pun berhenti. Kami terhenyak sesaat. Belum reda rasa takut, sebuah gempa besar lagi mengguncang selama beberapa detik saja, lima belas menit kemudian. Lalu sebentar kemudian aku terheran-heran, karena tiba-tiba saja telah ada keributan dari jalan raya.

“Ada apa, Kak?”, aku bertanya kepada seorang tetangga sebelah rumahku yang sedang menggendong keponakannya.

“Tidak tahu, mereka bilang ada air naik.”

“Air apa?”, aku tak lagi menunggu jawabannya karena tetanggaku itu juga tampak amat kebingungan. Aku berlari untuk melihat ke jalan raya yang jaraknya hanya 100 meter saja dari rumahku.

Dari kejauhan terlihatlah puluhan bahkan mungkin ratusan orang berlari-lari seperti dikejar setan. Amat gaduh suasananya. Entah apa yang mereka teriakkan. Ada seorang lelaki bertopi membawa sebuah kardus, lalu terjatuh, lalu diambilnya lagi sambil terus berlari. Dari balik jembatan di belakang mereka rupanya telah ada kejaran ombak tsunami yang siap menyeret mereka.

Mendengar kata air laut aku segera berlari ke rumah. Mengajak Mamak dan Bapak berlari. Saudara-saudaraku sedang ke pusat kota untuk melihat-lihat kondisi pasca gempa, jadi hanya ada aku, Bapak dan Mamak. Kami naik ke rumah tetangga sebelah karena mereka memiliki lantai dua yang cukup tinggi dan membantu menaikkan barang-barang mereka di lantai satu tanpa memikirkan lagi rumah kami yang perlahan-lahan direndam oleh air tsunami tersebut.

Perlahan-lahan air pun mulai masuk ke rumah itu. Di lantai dua itu kami tak sedetik pun dapat tenang. Mamak mengambil wudhu’ lalu shalat sunat. Bapak yang agak telat sampai karena melihat-lihat dulu keadaan di sekitar rumah. Air di sekitar rumah kami memang hanya air yang sudah tak terlalu deras lagi. Tak ada tiba mayat, tak ada tiba sampah-sampah reruntuhan rumah dan bangunan seperti halnya wilayah-wilayah lain yang berjarak hanya beberapa kilometer saja dari tempat tinggal kami. Barangkali karena gelombang besar itu telah sempat menghantam rumah-rumah dan gedung-gedung bertingkat lainnya sebelum air sampai ke tempat kami. Namun tinggi air yang sempat mencapai sekitar 2 meter itu membuat kami tak mampu bergerak kemana-mana.

Di atas rumah tetangga berlantai dua yang baru saja direnovasi tersebut berulang kali kalimat-kalimat thayyibah terucap. Aku, Mamak dan Bapak sudah saling mengucap maaf. Di lantai dua tersebut, berulang kali goncangan gempa susulan terjadi. Kami hanya bisa pasrah dan terus menerus menyebut nama Ilahi. Berdo’a agar masih diberi kesempatan untuk bertemu kembali dengan orang-orang yang kami kasihi.

Dua jam kemudian berlalu. Kami perlahan-lahan mulai dapat mendengar kabar yang pasti. Malam harinya rasanya tak ada yang dapat memejamkan mata. Karena masih khawatir dan gempa susulan pun terus terjadi. Semua sepertinya saling bercerita.

Malam itu, aku teringat kembali mimpi yang kualami beberapa minggu sebelumnya. Dalam mimpi itu aku mengikuti lomba lari, menyusuri rute yang terasa begitu lama. Sampai akhirnya aku jadi pemenang. Lalu kalungan medali itu oleh seorang Bapak. Dan saat aku menatap ke belakang, kosong. Yang aku ingat dalam mimpi itu, sama seperti hari tsunami tersebut, bahwa hari itu matahari bersinar cerah. Aku bersama adikku hanya bisa menduga-duga, barangkali maksud dari mimpi itu adalah aku diselamatkan oleh Allah Swt. dalam bencana itu. Tak terbayangkan jika hari itu aku jadi ke kampus mengikuti kuliah tambahan. Namun bila mengingat kuasa Allah Swt. hanya rasa syukur dan sabar saja yang dapat kita perbuat.

Sungguh, saat itu kami tengah diuji dengan ujian yang teramat dahsyat. Tidak sedikit mereka yang kini sebatang kara, menduda atau menjanda setelah hampir seluruh anggota keluarganya menjadi korban dalam musibah tersebut. Rumah-rumah dan mata pencaharian mereka pun luluh lantak oleh tsunami.

Atas Rahmat Allah Swt., Aceh Kini Tersenyum Lagi

Berbagai bantuan telah disalurkan dari berbagai wilayah baik dari saudara-saudara kami di nusantara maupun dari masyarakat internasional. Hal ini menggambarkan betapa tingginya solidaritas kemanusiaan yang dihadirkan melalui sebuah peristiwa bencana alam maha dahsyat, gempa bumi 9,0 SR – gempa terkuat dalam 40 tahun terakhir – mendera di dasar Samudera Hindia posisi barat laut Sumatera. Hentakannya membalapkan tsunami paling besar dalam sejarah, menghantam penduduk sepanjang tepian Samudera Hindia, dari Asia, pantai Afrika Selatan bahkan gelombangnya menderap menyapu Pantai Amerika.

Tragedi Ahad, 26 Desember 2004 itu memang pantas membuat kita shock,histeris, depresi, bahkan sebagian besar korban hidup terganggu kejiwaannya. Kengerian pada jam-jam pertama pasca gempa dilaporkan secara langsung oleh reporter Metro TV Najwa Shihab dengan emosional, dengan isak tangis, dengan kata-kata terbata-bata. Jiwanya tampak terguncang hebat di tengah banjir sampah dan gunungan mayat yang campur aduk berserak-serak. Penonton pun tak kuasa menahan tangis.

Dan dari kengerian itulah, kita memanen hikmah. Sehingga kapal tanker yang terlempar jauh ke darat, mobil yang terbelit kabel listrik, mayat-mayat yang terkapar, terapung, tersangkut… bukan lagi panorama yang meremas hati. Pemandangan itu adalah sinyal-sinyal Ilahi agar hidup memaknainya untuk meningkatkan kualitas kehidupannya.

Seperti masjid-masjid yang tetap kokoh di tengah kehancuran. Dan sebaliknya pasar yang porak poranda seisinya; apakah ini isyarat agar masjid kelak seramai, bahkan lebih ramai ketimbang pasar. Dan jalan-jalan yang terbelah itu, apakah mempertanyakan jalan hidup kita selama ini; luruskah kita membuat jalan berkelok itu. Sungguh, pada mayat yang bergelimpangan, maut berkata tak mengenal waktu, tak mengenal tempat, tak mengenal siapa kita.

Atas rahmat Allah Swt., pada tanggal 15 Agustus 2006, hampir dua tahun setelah peristiwa Tsunami, ditandatangani perjanjian kesepahaman (Memorandum of Understanding) perdamaian antara Gerakan Aceh Merdeka dengan pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hasil ini menjadi anugerah terbesar bagi rakyat Aceh, sehingga rakyat Aceh mulai dapat menatap kembali masa depannya, dari suatu wilayah yang terisolasi dan tercabik-cabik dalam konflik berkepanjangan, menjadi wilayah yang berisikan di dalamnya kesejahteraan dan perdamaian abadi.

Tsunami mengajarkan kami, bahwa bahkan dalam puncak suatu badai, saat tak tersisa harapan, tak tersisa lagi ketakutan. Dalam malam yang kelam pun, saat terkelam adalah saat di mana fajar akan segera menyingsing. Di balik kesulitan, ada kemudahan.

“Maka sesungguhnya beserta kesulitan, ada kemudahan. Sesungguhnya, beserta kesulitan ada kemudahan.” (Q.S. Al-Insyirah (94): 5-6)

Kota Banda Aceh kemudian berbenah dan merias kembali dirinya dengan wajah yang lebih cantik dan menarik berlandaskan syari’at Islam. Puncaknya adalah kegiatan Visit Banda Aceh Year 2011 yang lalu. Berbagai kegiatan diselenggarakan untuk menunjukkan kepada dunia rasa terima kasih mendalam dari kami rakyat Aceh, atas segala bantuan dan perhatian yang telah diberikan kepada kami dalam merangkai kembali mimpi-mimpi yang sempat tergoyahkan oleh nestapa.

Kini, kami mulai menata lagi satu per satu batu bata impian dan harapan itu. Agar kami sebagai generasi muda kelak dapat mewarisi pelajaran dan pengalaman berharga tersebut dalam membangun mimpi Aceh, serambi Mekkah yang cantik dan menarik berlandaskan syari’at Islam. Semoga.


"Aku tertidur dan bermimpi bahwa hidup ini adalah kesenangan.
Aku terbangun dan melihat bahwa hidup ini adalah sebuah pengabdian.
Aku bertindak, dan lihatlah, pengabdian memang menyenangkan."
(Rabindranath Tagore)



Banda Aceh, 15 Agustus 2012
Pukul 23.40
Tepat Peringatan 7 tahun perdamaian Aceh

Referensi Pendukung:
Sunaryo A. Nurbowo, (Ed.), Mengukir Asa di Serambi Mekkah, Jakarta: Dompet Dhuafa Republika, 2006.

Artikel keren lainnya:

Kisah Motivasi Duke Kahanamoku Juara Renang Olimpiade

Namanya Duke Kahanamoku. Ia adalah seorang juara renang dunia kelahiran Hawaii pada 24 Agustus 1890. Lahir dari keturunan ningrat di Hawaii, dulunya ia adalah seorang remaja yang sangat suka keluyuran di sepanjang pantai Hawaii. Ayahnya adalah seorang polisi bernama Duke Halapu Kahanamoku, di mana nama depan “Duke” tersebut diberikan oleh seorang uskup bernama Bernice Pauahi yang merupakan pengagum Pangeran Alfred, Duke of Edinburgh, yang mengunjungi Hawaii saat kelahiran orang tuanya di tahun 1869. Duke Muda menghabiskan masa mudanya di Pantai Waikiki di mana dia mengasah kemampuannya dalam berselancar dan berenang.



 Duke Kahanamoku (1890 – 1968)


Pada tahun 1912 ia menjuarai jarak 100 meter gaya bebas dalam pertandingan Olympiade Stockholm di Swedia. Delapan tahun setelah itu, ia merebut kembali gelar tersebut pada Olympiade Antwerp di Belgia, meskipun saat itu telah banyak pesaing yang jauh lebih muda darinya. Pada Olimpiade di Antwerp, Belgia tersebut Duke juga memenangkan medali emas untuk kelas 4×200m gaya bebas relay. Pada tahun 1924 ia menang lagi untuk ketiga kalinya, jika sekiranya Johny Weis Muller tidak mengalahkannya. Tetapi perbedaannya dengan Johny hanya sebatas rambut saja. Dia juga bermain untuk tim polo air Amerika untuk Olimpiade musim panas 1932.


 

The Salt Lake Tribune memuat berita mengenai Duke pada tahun 1913.


Tak hanya hebat dalam olahraga renang di mana ia telah menyumbangkan 5 medali olimpiade, Duke juga mempopulerkan olahraga selancar. Selama kariernya sebagai perenang, Duke berkeliling dunia untuk mengikuti berbagai kejuaraan internasional. Selama perjalanannya dari suatu kompetisi ke kompetisi lainnya di cabang olahraga renang itulah, Duke juga mempopulerkan olahraga berselancar yang sebelumnya hanya dikenal di Hawaii. Penampilannya berselancar dalam Sydney’s Freshwater Beach pada 23 Desember 1914 secara luas diakui sebagai peristiwa yang memegang peranan penting dalam memperkenalkan olahraga berselancar di Australia.

Pada tahun 1925, saat ia tinggal di Newport Beach, California, Duke pernah melakukan penyelamatan dengan papan selancar paling dikenal dalam sejarah. Menggunakan papan selancar, ia mampu melakukan penyelamatan cepat bolak-balik untuk menyelamatkan 8 orang nelayan. Saat itu dari 29 nelayan yang terbalik bersama kapal mereka setelah diterjang ombak besar dalam perjalanan menuju ke pelabuhan, 17 orang nelayan tidak selamat, sementara 4 orang nelayan lagi diselamatkan oleh dua peselancar lainnya.

Penduduk kota Hawaii kemudian mengangkat Duke sebagai sheriff, kepala keamanan setempat, selama tahun 1932-1961 sebagai penghargaan atas jasa-jasanya yang besar dalam mengharumkan nama bagi warga sebangsanya. Pada tahun 1940, ia menikahi Nadine Alexander yang senantiasa menemaninya ke manapun ia berkunjung. Ia juga sempat muncul di berbagai program televisi dan film, seperti Mister Roberts (1955).

Duke Kahanamoku adalah seorang yang cenderung bersifat pendiam, tidak suka banyak bicara. Tetapi jalan pikirannya sangat bijaksana. “Rahasia sukses seseorang terletak pada soal latihan praktek, sekali lagi praktek,” ujarnya. Untuk menjadi seorang atlit perenang biasa, orang boleh saja setengah-setengah. Akan tetapi untuk menjadi seorang juara mutlak, maka kita harus mengerahkan segenap tenaga kita tanpa ada kecualinya.

Pada 22 Januari 1968, Duke meninggal pada usia 77 tahun akibat serangan jantung. Ia telah meminta agar dikuburkan di dasar laut. Sebuah upacara kemiliteran dilakukan. Sepuluh buah perahu telah berderet-deret melakukan upacara penguburan itu, di teluk sebuah pulau. Abu jenazahnya telah dibuang dengan sebuah upacara kebesaran ke Samudera Pasifik, tempat di mana ia sering sekali berenang semenjak menjadi juara dunia termasyhur. Kemudian kesepuluh perahu itu berpaling balik menuju ke darat, sambil berlomba satu sama lainnya seraya mengerahkan seluruh tenaga mereka, meniru gaya dan semangat berlomba Duke, sang pelopor yang mereka puja itu sepanjang masa.

Norman V. Peale, pengarang buku Bila Anda Fikir Bisa, Anda Pasti Bisa Melaksanakan dan Meraih yang Anda Inginkan berpendapat bahwa Duke dapat menjadi pelajaran bagaimana orang yang selalu mencoba dan mempraktekkan sesuatu, adalah pelaku sesuatu. Mereka tidak pernah membiarkan kesempatan berlalu dengan sia-sia. Mereka tidak pernah membiarkan diri mereka terjerumus dalam kemelut yang berkepanjangan. Mereka justru hadapi tantangan hidup ini dengan gagah berani. Mereka menentang ketidakadilan, melawan kejahatan, mengisi kehidupan dengan hal-hal yang berguna, karena mereka selalu memiliki motivasi. Mereka senantiasa mencoba dan mencoba.




Oleh karena itu teruslah berjalan, mencoba, berbuat, dan milikilah keyakinan penuh agar Anda dapat senantiasa bisa bertahan dan unggul dalam setiap situasi dan kondisi.

"Sukses adalah hasil dari serangkaian proses mencoba dan mencoba, untuk menjadi lebih baik dalam setiap percobaan." (Tony Buzan)

Sumber:
1. Bila Anda Fikir Bisa, Anda Pasti Bisa Melaksanakan dan Meraih yang Anda Inginkan, Norman V. Peale, 1982.
2. en.wikipedia.org

Foto-foto:
1. en.wikipedia.org
2. bragg.com

Banda Aceh, 27 Juli 2012
Pukul 13.43

Artikel keren lainnya:

Sudahkah Sepakbola Menjadi Budaya di Indonesia?

Selama ini kita sudah sepakat dengan definisi budaya yang kita pelajari dari sekolahan: hasil rasa, cipta dan karsa manusia. Bangsa kita juga sudah sepakat bahwa keramahtamahan adalah budaya kita, kekhasan anak nusantara. Tapi tidak halnya dengan korupsi. Peranggapan bahwa ia sudah menjadi budaya bangsa ini masih menjadi hal yang diperdebatkan. Dari sebuah literatur yang pernah saya baca, batasan korupsi itu sendiri tidak begitu jelas (baca: abu-abu) sehingga sementara orang bisa menilai suatu tindak korupsi sebagai tindak korupsi sementara kelompok yang berkorupsi memiliki alasan-alasan untuk meyakinkan hal tersebut bukanlah tindak korupsi.

Tetapi baiklah, kali ini kita tidak sedang membahas korupsi, akan tetapi sepakbola. Kedatangan tiga klub liga premier Inggris: Arsenal, Liverpool dan Chelsea untuk menguji kualitas anak-anak nusantara dalam keterampilan menggocek bola menjadi topik hangat belakangan ini. Dan pernyataan Jose Mourinho, pelatih klub Chelsea menggelitik saya untuk mengkaitkan sepakbola dengan budaya.

Dalam suatu kesempatan wawancara, Jose Mourinho mengatakan bahwa kembalinya ia ke Chelsea dengan membawa segudang pengalaman, lantaran ia baru saja kembali dari menukangi dua klub besar dengan latar belakang budaya sepakbola yang berbeda. Kedua klub itu adalah Inter Milan dari Italia yang mewakili budaya sepakbola yang sangat mementingkan strategi dengan Real Madrid dari Spanyol yang mementingkan keindahan.


 

Konferensi Pers Klub Chelsea FC sebelum Pertandingan Eksibisi
Antara Indonesia Selection melawan Chelsea FC


Nilai-nilai! Hal itulah yang semestinya kita pelajari dari sepakbola Eropa yang telah ratusan tahun berkembang dan melahirkan sebuah perpaduan antara disiplin, seni, manajemen dan sains olahraga. Ketegasan dalam menerapkan aturan dan penghargaan atas independensi wasit begitu dijaga oleh otoritas sepakbola yang berwenang sehingga berbagai bentuk penghinaan ataupun tindakan yang dinilai berupaya mempengaruhi independensi wasit tersebut dapat diganjar hukuman berat melalui penetapan sanksi yang tegas.

Namun nilai-nilai tersebut juga tak akan berarti bila hanya diterapkan oleh wasit, pemain dan otoritas yang berwenang. Masih ada suporter yang dengan jumlahnya yang masif dapat saja menjadi penentu arah dari pertandingan yang berusia minimal 90 menit itu. Sebuah kerusuhan yang mungkin saja dipicu oleh hal-hal sepele sudah cukup untuk menyudahi kerja keras dari latihan berbulan-bulan para pemain di lapangan. 

Ketegasan wasit dan kelapanghatian penonton sering jadi kambing hitam. Wasit sudah cukup tegas, namun penonton membuat ulah lantaran kecewa karena timnya kalah bisa saja terjadi. Jika sepakbola Eropa yang jadi acuannya, memang tetap saja ada peluang hal semacam itu terjadi. Sebut saja kerusuhan antara tifosi Lazio dan AS Roma dalam derby capitale beberapa waktu silam. Meskipun demikian, hal tersebut merupakan pengecualian, lantaran dalam pertandingan besar serupa macam derby Manchester atau el-clasico antara Barcelona dan Real Madrid tetap ada perdebatan mengenai ketegasan wasit, namun penonton tetap mampu mengendalikan emosi sehingga tidak berujung pada kerusuhan.

Dalam upaya mereka untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022–meskipun gagal pada akhirnya lantaran Qatar yang terpilih sebagai penyelenggara even tersebut–Inggris juga telah berhasil mewujudkan stadion-stadion sepakbola mereka sebagai yang teraman di dunia. Mereka sepertinya belajar banyak dari kerusuhan yang terjadi pada tahun 1980-an di mana jumlah pengunjung stadion membludak yang menyebabkan pendukung Liverpool tewas dalam tragedi Heysel.

Dengan stadion yang aman di mana penonton dan pemain hanya terpisah oleh jarak yang cukup dekat, hal ini memungkinkan penonton mengajak serta keluarga mereka untuk menonton sepakbola sebagai pilihan hiburan. Terlebih Liga Inggris kini merupakan liga terbaik di mana para bintang dari seluruh dunia bermain dalam banyak big match dan menampilkan berbagai pertandingan yang menghibur.



Perayaan juara liga Premier Inggris musim kompetisi 2011/2012 
oleh tim Manchester City di mana para penggemar harus menunggu 
kepastian juara hingga menit -menit terakhir


Peran media juga teramat penting dalam mendukung perkembangan pemain. Di Inggris, para pemain muda dapat bermanjakan pujian bak selebriti, namun dalam seejap dapat berbalik arah menjadi kritik yang menjatuhkan. Hal ini bisa saja menyebabkan tekanan psikologis yang menyebabkan mereka sulit berkembang. Meski demikian ada juga hal yang tak patut dicontoh oleh pemain kita, seperti misalnya kebiasaan pemain muda mereka yang digosipkan suka keluyuran.

Peran media adalah hal yang membuat liga Inggris menjadi tontonan yang menarik. Hal ini dikarenakan media Inggris cenderung sangat “gila data” statistik pertandingan. Hal ini menyebabkan klub menjadi mudah mengevaluasi kinerja pemain dan melakukan perbaikan secara berkesinambungan atau apa yang disebut dengan “Total Quality Management”. Meskipun pada akhirnya berdampak buruk pada sepakbola Inggris lantaran para pemain lokal jarang diberi kesempatan bermain, namun hal tersebut menjadikan liga Inggris menjadi tontonan yang menarik dan tidak diragukan kualitasnya. Belum lagi dengan perkembangan sains olahraga, di mana tak jarang klub menjadikan rekaman pertandingan sebagai bahan evaluasi dalam menentukan strategi untuk pertandingan berikutnya.



Akuisisi klub D.C. United yang bermain di Major League Soccer (MLS), USA
Tampak Erick Thohir (kiri)


Pada akhirnya, kita berharap ujicoba ini dapat menjadi pemicu bagi segenap insan sepakbola di tanah air untuk merencanakan ulang arah sepakbola Indonesia di masa mendatang. Langkah Erick Tohir membeli klub Major League Soccer (MLS), D.C. United dalam rangka “belajar sampai ke negeri Amerika” merupakan langkah yang semestinya bermakna besar dalam transfer ilmu pengetahuan khususnya pengelolaan manajemen olahraga. 

Agar alih-alih menjadi beban bagi pembangunan, sepakbola justru dapat mewujudkan kesejahteraan insan sepakbola khususnya para pemain, pelatih dan ofisial. Dan juga sebuah tontonan berkualitas yang menghibur bagi segenap masyarakat Indonesia tentunya. Semoga.

Banda Aceh, 19 Juli 2013

Pukul 00.15

Artikel keren lainnya: