Sebuah motivasi super yang disampaikan oleh Mario Teguh menyebutkan, dengan memperluas pergaulan maka kita akan menemukan bahwa ternyata ada banyak sekali orang-orang baik di sekeliling kita. Dunia yang barangkali terasa begitu sempit dan menyesakkan, dengan memperluas pergaulan kita akan menemukan pelajaran-pelajaran berharga. Orang-orang shalih tersebut akan menularkan semangat kebaikan kepada kita laksana penjual minyak wangi yang menebar keharumannya pada sesama.
Sahabat yang baik, sebagaimana sering digambarkan dalam berbagai kata-kata mutiara, bukanlah seseorang yang selalu mendukung langkah kita tetapi ia tetap akan menegur kesalahan-kesalahan kita. Sahabat yang baik selalu mengenali kebiasaan-kebiasaan kita, pola pikir kita, dan bersamanya pula kita akan lebih mudah menemukan kejanggalan pada diri kita. Kejanggalan, manakala sikap kita telah goyah dari pendirian untuk tetap menjaga nilai kebaikan dalam langkah-langkah kita. Kejanggalan ketika sanjung saji dan puja puji serta kemewahan dunia telah membuat kita lupa dan terombang-ambing dalam perbuatan-perbuatan tercela.
Selepas shalat maghrib tadi saya mendapat postingan foto wallpaper
dari seorang sahabat di jejaring sosial facebook, sebuah wallpaper yang
berisikan nasehat. Nasehat tersebut dikirim ke inbox saya sehingga saya
pun penasaran dan membukanya.
Postingan seorang teman di jejaring sosial.
Pemirsa,
sahabat yang baik barangkali nasehat-nasehatnya akan sangat
menjengkelkan hati manakala hati telah tertutupi oleh dosa dan kesalahan
yang telah membiasa dalam keseharian. Meskipun nasehat tersebut
disampaikan dengan cara-cara yang santun, penuh hikmah dan
kebijaksanaan. Ketika perasaan itu yang kita rasakan, maka tidaklah rugi
jika kita mencoba untuk mengevaluasi diri kita sendiri.
Evaluasi tersebut dapat dimulai dengan berupaya untuk memahami tuntutan-tuntutan hidup kita selama ini kepada orang-orang di sekitar kita. Mengapa demikian? Dalam sekedar pemahaman penulis, seringkali terjadi bahwa kita menuntut perubahan sikap kepada orang-orang di sekeliling kita. Sebagai akibatnya hubungan dengan orang-orang di sekeliling kita perlahan-lahan menjadi memburuk. Padahal jika kita evaluasi kembali perubahan sikap tersebut pertama kalinya harus kita tuntut kepada diri kita sendiri, baru kemudian permasalahan-permasalahan kita baik secara langsung ataupun bertahap menemukan solusinya.
Lagi-lagi upaya untuk lebih mendengarkan dengan hati tentang kebutuhan-kebutuhan orang-orang di sekitar kita adalah kata kunci untuk menemukan solusi tersebut. Membersamai orang-orang yang shaleh yang bergerak kepada kebaikan adalah menemukan suara-suara hati yang jernih, yang menuntun kepada jalan yang lurus. Semoga dapat kita temukan sahabat-sahabat yang baik, yang shaleh yang senantiasa menuntun kita kepada kebaikan dan menjadi penghalang dari perbuatan-perbuatan tercela sebagaimana yang telah disabdakan oleh Nabi Muhammad Saw tersebut.
Semoga bermanfaat bagi saya dan para pemirsa.
Banda Aceh, 28 Januari 2014
Artikel keren lainnya:
aamiin.. semoga dalam hidup ini selalu ada teman-teman kita yang sangat super dan menuntun kita pula dalam kebaikan. hehe
ReplyDeleteAamiin :-)
Delete