Beranda · Wisata · My Extraordinary Life · Menu 2

Tidak Ada Yang Tidak Bisa (Bagian Pertama)


Ini adalah sebuah judul buku tulisan Dahlan Iskan tentang kisah hidup seorang Karmaka Surjaudaja. Dahlan tergerak menuliskan biografinya karena memiliki sejarah yang sama: sama-sama pernah menjalani operasi cangkok hati. Awal mula kisahnya adalah ketika Dahlan baru tiga bulan selesai menjalani operasi transplantasi hati, atau setengah bulan setelah bukunya Ganti Hati beredar di pasaran. Karmaka pada akhir November 2007 itu terbang ke Surabaya untuk menemui Dahlan untuk saling bertukar pikiran mengenai kasus transplantasi hati Dahlan itu.

Meskipun Karmaka menuturkan maksud kedatangannya adalah bertukar pikiran -- setelah ia membaca kisah Dahlan -- namun Dahlan dapat menangkap maksud di balik diskusi mereka pada hari itu. Karmaka sebenarnya hendak mengingatkan Dahlan agar ia tidak melarutkan diri dalam pekerjaan berat lagi. Karmaka, menurut penuturan Dahlan, tampaknya bahkan lebih berkepentingan agar Dahlan berumur panjang dibanding bagi Dahlan sendiri. Dalam pengamatan Dahlan, Karmaka benar-benar seorang yang penuh semangat, enerjik dan sangat peduli serta tulus. Berkat sifat-sifat itulah kisah Karmaka dan perjuangannya berhasil menahkodai bank NISP selama puluhan tahun hingga menjadi sebuah bank ternama nasional seperti saat ini.

Artikel keren lainnya:

Tanpamu

Dan seluruh isi kota ini seperti telah bersekutu untuk mengingatkanku pada namamu.

Ya, hanya namamu.

Apalagi persekongkolan yang bisa kalian buat untuk membuat hatiku berhenti untuk memanggil-manggil namanya.

Di setiap lampu merah saat aku menengadah ke papan pamflet billboard, kulihat namamu.

Di televisi saat aku menyaksikan acara kesayanganku, lagi-lagi ada sesuatu yang menggiring hatiku menyebut namamu.

Lalu saat aku hendak berangkat ke kantor, aku bersiap-siap dan ku melihat namamu tercetak dalam nama merek roti sarapanku.

Sungguh, apakah seluruh isi kota ini sedang berkongs untuk membiarkanku jatuh dan tenggelam dalam lubang kesedihan ini.

Sementara mataku nyaris meredup cahayanya karena menahan kepiluan mendalam akan kepergianmu.

Sudah. Cukup. Jangan bilang apa-apa lagi. Jangan katakan apa-apa lagi.

Ini semua sudah selesai.

Ketika kamu memulai pertengkaran itu selesai.

Sebuah cinta yang tak pernah dimulai.

Dan untuk alasan yang tak pernah jelas ia harus sudah selesai.

Lalu ...

Apakah ini semua isyarat ...

Bagiku

Untuk pergi selamanya dari kota ini?

Selamanya?

Sampai kamu benar-benar hadir kembali di hidupku

Sebagai kisah yang baru

Tanpa kenangan-kenangan itu?

Aku bertanya

Entah pada siapa





Banda Aceh, 30 Oktober 2013
Pukul 22.48

Artikel keren lainnya:

Ketika Maher Sudah Mulai Bisa Berjalan

Ponakanku yang terkecil namanya Maher. Lengkapnya Maher Fathin Fahmi. Neneknya -- ibu abang iparku --yang memberi nama tersebut, karena semasa dikandung oleh ibunya -- kakakku -- Maher Zain sempat konser di Aceh. Tepatnya pada 10 Oktober 2012. Sore itu waktu 'ashar pada 21 Desember 2012 Maher dilahirkan. Maher hadir setelah kakak dan abang iparku lama menantikan kehadiran sang buah hati.

Sebagai seorang paman -- biasa dipanggil 'Ammi alias paman dalam bahasa Arab -- yang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, aku bisa menyaksikan masa-masa perkembangan Abang Maher -- panggilan sayang kami kepadanya. Kini sepuluh bulan sudah usianya.

Hari demi hari berlalu, Maher pun tumbuh dan berkembang. Dari mulanya jam tidurnya yang seringkali membuat papa-bundanya begadang, sampai saat ini ketika ia sudah mengikuti jam tidur normal. Alhamdulillah juga sampai saat ini ia tumbuh dalam keadaan sehat wal'afiat. Kini ia juga sudah bisa memakan nasi tim. Giginya sudah tumbuh dua buah dan kadang juga makan kerupuk atau biskuit yang dicelup ke dalam minuman.

:-)

Kemarin kami agak kelimpungan. Penyebabnya adalah Maher sakit demam sejak malam sebelumnya. Setelah sempat turun pada sore harinya, akhirnya kakak dan abang iparku membawanya ke dokter. Pada wajah dan badannya sudah mulai timbul bintik-bintik kemerahan. Kata dokter sakitnya karena virus, jadi tidak diberi antibiotik dan selain meresepkan obat, ia juga diberi bedak dingin.

Setiap kali anak sakit biasanya dia akan rewel, dan tidak mau diajak duduk. Maunya digendong terus mengitari rumah. Teringat juga dulu ketika menjaga ponakanku yang pertama, Naila. Ia menangis-nangis seharian dan tidak mempan dibujuk walau beragam cara telah kami lakukan. Barulah setelah dibawa ke dokter dan diobati ia bisa bermain  lagi.

Namanya anak-anak apabila sakit ya tidak mungkin diajak bercerita. Jadi tidak ada salahnya juga jika kita sedia termometer dan handuk kecil untuk mengkompres hangat. Asupan makanannya juga perlu diperhatikan. Soal kompres hangat ini juga merupakan hal yang baru kami ketahui sejak belasan tahun silam. Dulu kami masih percaya dengan kompres dingin yang ternyata malah tidak baik.

Wah, malah sudah jauh melebar ya pembicaraannya?

:-)

Hari ini Maher sudah mulai bisa berjalan. Barusan Neneknya -- ibuku -- melihat Maher sudah tumbuh lagi satu giginya. Aha, biasanya memang bayi bisa sampai demam jika sedang tumbuh gigi. Kalau sudah begitu kita paham aja, deh jika dia agak rewel. Mudah-mudahan cepat sembuh dan bisa bermain lagi bersama, ya Abang Maher?

:-)



Banda Aceh, 29 Oktober 2013
Pukul 09.10


Berikut saya sisipkan beberapa tautan artikel yang semoga bermanfaat dan dapat saling berbagi pengetahuan.

10 Pertanda Bayi Anda Sakit, http://majalahkesehatan.com/10-pertanda-bayi-anda-sakit/

Jurus Makan Saat Si Kecil Sakit, http://www.parentsindonesia.com/article.php?type=article&cat=kids&id=239

Artikel keren lainnya:

Maaf Blog-ku, Aku Harus Belajar

Maaf, ya blog. Malam ini aku tidak bisa memberimu perhatian lebih. Aku tidak bisa melayani sejuta permintaan untuk menuliskan ide-ide yang berseliweran di kepalaku. Puisi, resensi, ataupun ulasan berita surat kabar. Semua tergadai bersama angin.



Corat-coretku di Paint


Andai ada satu saja ide yang bisa aku tuliskan secara tuntas. Aku ingin bisa menulis hal-hal yang menarik. Hal yang mungkin saja bisa membuat pembacanya tersenyum riang atau meneteskan air mata tanda bahagia. Meskipun mungkin tidak untuk saat ini, tapi mungkin di lain hari.

Maaf ya Blog-ku. Malam ini aku tak dapat sepenuh hati mengisi. Kamu tau kan, masa ujian sudah dekat. Tinggal tujuh hari lagi. Belajarku belum serius benar. Malah cenderung membiarkan buku latihan soal-soal memperhatikanku dengan mata berkaca-kaca di samping layar monitor.



www.bookoopedia.com


Ya, semua ada waktunya ya, kan?

Udah dulu ya Blog-ku sayang. Jangan ngambek ya. Jangan sebel sama aku. Janji habis ini kita sering ketemuan lagi. Membagi hal-hal yang mungkin saja bisa membuat pembaca tersenyum riang atau meneteskan air mata tanda bahagia. Meskipun mungkin tidak untuk saat ini, tapi mungkin di lain hari.

Percaya, deh! Rindu ini hanya untukmu!




Do'a mohon dimudahkan urusan



Banda Aceh, 28 Oktober 2013
Pukul 21.30

Artikel keren lainnya:

Satu Demi Satu

Satu Demi Satu
Ku berjalan arungi waktu
Menyaksikanmu dari sini
Membangun mimpimu

Satu demi satu
Kau rangkai harapmu
Meski maya di mata semua
Kamu tahu asa itu ada

Satu demi satu
Coba ku beri seulas senyuman
Satu yang dapat kuberikan
Semoga bisa menguatkanmu

Satu demi satu
Semoga pelangi segera merekah
Di balik bintik hujan
Di balik mentari yang bersembunyi di awan


Banda Aceh, 27 Oktober 2013
Pukul 22.13

Artikel keren lainnya:

Menulis Membuatku Seperti Hidup Kembali

Namaku Azhar Ilyas, tinggal di Banda Aceh dan saat ini sedang asyik-asyiknya nge-blog. Saat ini aku bergabung dengan sebuah komunitas blogger "Agam Inong Blogger" di mana aku bisa saling berbagi inspirasi dan tips menulis dan nge-blog bersama komunitas "tukang cerita" di sana.

Dunia blog datang pertama kalinya padaku saat masa-masa menyusun tugas akhir sekitar tahun 2008. Saat itu situs jejaring sosial pertama yang aku kenali adalah Friendster, yang secara tidak langsung mengajakku kembali ke dunia penulisan. Entah dari mana awalnya, blog pertama pun lahir dengan nama http://azharterharu.multiply.com. Di situ aku tidak begitu ingat lagi apakah pernah menulis atau tidak, tapi aku sempat berteman dengan beberapa multiply-ers lainnya melihat-lihat tampilan blog mereka yang manis-manis yang berisi beragam tema mulai dari asmara, kesehatan, karier dan dan keuangan (lho, memangnya zodiak?)
Sayangnya seiring dengan terbatasnya wawasan di dunia per-blog-an blog ini pun tidak penah aku seriusi sampai multiply benar-benar menghilang dari peredaran alias tutup perusahaan sejak 31 Mei 2013.

Perjalanan nge-blog terus berlanjut pada tahun 2010. Aku membuat sebuah blog baru bernama http://zuazanazeger.blogspot.com/. Di blog ini aku mem-posting berbagai artikel copy-paste dan seingatku hanya sebuah artikel pembuka yang benar-benar merupakan tulisanku sendiri. Di sini aku mem-posting berbagai bacaan yang aku sukai seperti tips menulis, olahraga, dan juga kesehatan. Aku juga sempat membuat blog http://azharilyas.blogspot.com/ namun juga berisi artikel saduran.

Barulah saat-saat yang bersejarah itu tiba (duile), pada 8 September yang lalu seorang penulis berpengalaman Kak Fardelyn Hacky mengajak bergabung ke dalam sebuah komunitas baru Agam Inong Blogger yang beroperasi dari sebuah grup di situs jejaring sosial facebook. Di sini kami berbagi cerita, pengalaman dan inspirasi. Beragam pengalaman kuperoleh mulai dari ikut lomba blog pertama kalinya yang diadakan oleh Piyoh dan langsung juara. :)


Di sini kami juga berbagi banyak inspirasi dan tips nge-blog. Sejak saat itulah kisah cinta ini bermula. Aku jatuh cinta lagi pada blog dan mulai membiasakan menulis setiap hari.

Selamat Hari Blogger Nasional yang jatuh pada tanggal 27 Oktober 2013. Semoga kita terus saling berbagi inspirasi. :-)


Spanduk yang kreatif dan manis persembahan dari Bang Hijrah Saputra Yunus, pendiri dan pemilik Piyoh Design. Rekan kami juga di Agam Inong Blogger.

Artikel keren lainnya:

Istighfar

Lebih dari yang aku kira
Bukankah kita lama tak saling sapa
Ada rindu tapi ada juga beku
Ada kehangatan tapi sayup-sayup diterpa angin--
lalu

Aku pernah berbisik pada angin
Hadirkan teman yang setia
Saling bertegur sapa
Ingatkan aku jika aku salah--
lengah

Kini ceritakan padaku
Apakah aku sudah sedemikian salah--
langkah
Hingga angin yang ku berbisik padanya
Tak pernah lagi ingin membelaiku--
semesra yang dulu

Hitam, Putih, Abu-abu
Ceritakan semua wahai sahabat
Aku telah berjanji
Untuk mendengarkan semua itu

Aku tahu kamu lelah menyimpannya
Atau takut aku terlukai olehnya
Tapi aku telah berjanji
Akan kuterima setulus hati

Mata, Telinga, Lisan
Tangan, Kaki, Pikiran
Hati, Rasa dan Jiwa
Semuanya, ungkapkan

Yang lalu atau di hadapan
Kecil ataupun besar
Sembunyi atau dalam keramaian
Semuanya, ungkapkan

Dalam sujud ku berasa
Asa yang terus berkelana
Tersimpan dalam kantung hati
Sebagai bekalan dan kubawa pergi

Dalam diam aku teringat
salah dan dosa, tindak-tanduk tersilap
Bumi dan langit sudah menjadi saksi
Istighfar dan taubat pintu kembali


Banda Aceh, 26 Oktober 2013
Pukul 00.49

Artikel keren lainnya:

Rezeki Yang Tidak Disangka

Hari ini aku pergi silaturahim ke tempat seorang teman. Teman yang baru kukenal beberapa hari yang lalu. Umurnya selisih satu tahun saja denganku. Tapi tidak begitu lama sudah akrab. Lantaran temanku ini menjaga toko tak jauh dari tempat tinggalku. Ia menggantikan kakaknya yang pulang ke kampung halaman.karena sedang dalam masa hamil tua. Ia menceritakan tentang kehidupannya yang begitu penuh dengan perjuangan. Saat kuliah saja, ia nyaris putus kuliah lantaran ia tidak cukup biaya. Namun kesungguhannya untuk terus bekerja menyambung hidup tetap membara.

Di keluarganya, ia enam bersaudara. Ada beberapa orang kakak dan di keluarganya bagi laki-laki untuk keperluan sehari-hari sudah dibiarkan untuk mandiri, sedangkan bagi yang perempuan masih dibantu kebutuhannya oleh orang tua. Bagi warga dari daerah asalnya, hal tersebut merupakan suatu kewajaran. Apalagi saat itu masih berkecamuk konflik yang menyebabkan usaha orang tuanya dalam mengelola kebun miliknya tidak dapat berkembang sebagaimana layaknya. Maka merantau, bagi mereka yang punya kecukupan biaya adalah pilihan terbaik untuk bertahan hidup. Lantaran tidak memiliki biaya, ia tidak dapat meneruskan cita-citanya untuk merantau dan merajut kehidupannya sendiri di masa itu.

Setelah musibah gempa bumi dan tsunami Desember 2004, pemerintah memberlakukan masa tanggap darurat bencana yang dilanjutkan dengan rehabilitasi dan rekonstruksi. Berbagai program dan proyek diluncurkan baik bersifat infrastruktur maupun suprastruktur. Tak terhitung banyaknya bantuan yang datang ke Aceh baik melalui anggaran pemerintah maupun bantuan dari donatur internasional. Banyak pula di kalangan warga yang memperoleh rezeki dari kedatangan bantuan tersebut.

Suatu hari temanku bermain ke warung internet temannya. Dia bercanda dengan temannya dan dalam candanya ia mentertawai seorang bule yang sedang bermain internet-an di situ. Bule tersebut menghampirinya. Setelah bertanya satu-dua kalimat dan dijawab oleh temanku dalam bahasa Indonesia, salahsatunya adalah ia sedang putus kuliah. Temanku saat itu sedang mengambil kuliah D-2 dan tidak dapat diselesaikannya karena terbentur biaya.

Tidak disangka, tidak diduga, Sang Bule memberikan nomor handphone-nya kepada temanku itu. Lalu keesokan harinya ia menghubungi nomor tersebut dan pergi menemui Si Bule itu di tempat yang disebutkan. Ternyata Bule tersebut merupakan salah seorang pekerja sosial di sebuah organisasi LSM internasional. LSM internasional tersebut memiliki mitra kerja yaitu sebuah LSM lokal. Di LSM lokal itulah temanku pada mulanya diminta bekerja. Mengerjakan apa saja. Ia diminta untuk tinggal di kantor LSM lokal itu. Ada dua hari di awal mulanya ia diminta untuk mengecat bangunan tersebut. Tak lama kemudian segera saja ia dilibatkan dalam berbagai proyek penelitian atas survei lapangan. Ia pun berhasil merajut asanya untuk menyelesaikan kuliahnya bahkan kini telah menyelesaikan kuliah sarjana (S-1).

Sambil menjaga toko, ia menghidupkan laptopnya untuk mengakses internet. Aku memperoleh banyak ilmu juga darinya. Tentang kesungguhan dan arti hidup. Perjuangannya dalam menyelesaikan kuliah, dan juga bekerja keras memenuhi kebutuhan dirinya sendiri dan uang kuliah. Bahkan saat ini dia baru saja mengirimkan lamaran untuk menjadi fasilitator di Bener Meriah. Suatu daerah lainnya di Aceh yang baru saja diguncang musibah gempa pada 2 Juli 2013 yang lalu dan saat ini memerlukan rehabilitasi dan rekonstruksi dalam skala besar.

Aku menjadi terkagum. Lantaran bukan satu-dua kali aku mendengar kisah kesuksesan mereka yang bekerja keras dari keadaan "nothing" menjadi "something". Beberapa tahun silam aku pernah disengat oleh sebuah kisah seorang dokter yang ketika dalam masa perantauannya terpaksa harus puasa Nabi Daud alias sehari makan sehari berbuka untuk bisa bertahan kuliah di perantauan, di suatu tempat yang jauh dari keluarganya.

Ada juga di antara seorang pembeli yang masih tetanggaku juga. Dalam waktu empat tahun saja ia sudah menyelesaikan semua mata kuliahnya dan tinggal mengerjakan skripsi. Perjuangannya tidak kalah hebat. Di masa awal kuliahnya ia mengumpulkan kemasan air mineral bekas untuk dijual kembali. Setiap malam hari hingga pukul 3 pagi sebelum subuh ia sudah keluar untuk mengumpulkan kemasan air mineral tersebut. Tidak jarang karena keletihan ia tidak terbangun sebelum subuh sementara ia juga bertugas rangkap sebagai muadzin dan imam pengganti di meunasah (surau). Setiap kali warga ada hajatan, ia turut serta memasangi tenda yang disewakan oleh meunasah kami.

Beberapa tahun yang lalu ia membeli motor dari seorang warga di kampung kami dan menjadikannya becak pengangkut barang untuk mempermudah pekerjaannya. Ia membuktikan bahwa kesungguhan menjalani hidup akan berbuah manis pada akhirnya. Daripada mengeluh tak berujung atau bersungut-sungut tidak menentu untuk meminta sekedar belas kasihan.

Beberapa hari yang lalu, aku ingat menonton acara Mario Teguh yang menampilkan video youtube tentang perjalanan Kevin Skinner, seorang yang menjelaskan dirinya sebagai "unemployed farmer" dan "seorang penangkap ayam". Dengan topi terbalik, ia tampil di hadapan seisi gedung aula. Mungkin kisah ini tidak seistimewa jika itu bukan sebuah acara berating tertinggi di televisi; America's Got Talent 2009. Hari itu ia memukau seisi gedung dengan kemampuan bernyanyi dan kesediaannya untuk tampil percaya diri, apa adanya.

Tahun itu, Kevin Skinner tampil di final bersama Barbara Padilla di final America's Got Talent dan memenangkan salah satu ajang kontes pencarian bakat terbesar itu. Barbara sendiri diberitakan adalah seorang ibu yang sukses dalam perjuangannya melawan kanker payudara untuk bertahan hidup. Tahun itu pula di belahan bumi lainnya kita mendengar kisah yang sama dari seorang Susan Boyle yang sederhana yang juga kisah penampilan perdananya juga telah mampu memukau begitu banyak pemirsa di seluruh dunia bahkan telah ditonton puluhan juta kali di situs Youtube.

Claire Luna-Pinsker, seorang kontributor Yahoo di New York bahkan pada saat itu menulis artikel "Kevin Skinner: Chicken Catcher Now Money Catcher". Dalam tulisan tersebut Luna-Pinsker menyebut Skinner membagikan hati yang baik dan kepribadian yang hangat, yang penuh ketulusan dan apa adanya meskipun kehidupan seperti tidak berpihak kepadanya. Kisah Kevin Skinner merupakan kisah tentang seorang pekerja keras yang rendah hati yang bekerja hari demi hari pada suatu pekerjaan yang relatif tidak diimpikan oleh orang kebanyakan. Tidak banyak orang yang rela dirinya disebut atau dikenal sebagai seorang penangkap ayam.

Apakah kamu sudah pernah menyaksikannya?

Semoga bisa menginspirasi bagi kita semua ...



Banda Aceh, 25 Oktober 2013
Pukul 02.15

Artikel keren lainnya:

Aku Suka Matematika

Walau bagaimana pun aku mencoba
Aku harus mengakuinya
Kini tak lagi semudah yang dulu
Tapi aku suka dia
Matematika
Hitung menghitung
Tapi bukan hitung-hitungan
Beradu cepat bersama teman
Itu dulu sewaktu mula belajar
Menyelesaikan soal demi soal
Membahas segudang buku soal cerita
Warisan kakakku yang jago matematika
Adalah malam-malam yang menyenangkan
Di masa aku masih di bangku sekolah
Bahkan  beranjak remaja
Matematika adalah teman kencan
Malam mingguku
Bersama wangi kertas buku baru
Dibelikan Bapak untuk pendukung belajar
Aku suka kamu
Matematika
Dan kini setelah sekian lama
Aku kembali menyentuhmu
Menyapamu
Ada rasa rindu
Meski terbit juga engganku
Sekian lama tak mempelajarimu
Tahukah kamu matematika
Aku masih mencintaimu
Masih seperti yang dulu
Selamat bertemu lagi
Semoga dapat aku mengerjakanmu
Di hari ujian terbuka
Yang hanya tinggal hitungan minggu
Matematika
I love you ...



keepcalmandposters.com


Banda Aceh, 23 Oktober 2013
Pukul 11.19

Artikel keren lainnya:

Jangan Menyerah

Jangan menyerah, kawan
Kamu sudah setengah jalan
Apa guna aku mengajarkanmu arti mimpi
Mereguk kekalahan dan kemenangan--
beriringan

Jangan meyerah kawan
Kelak nanti akan kau lihat seutas asa
Di balik awan
Dari bilik jendela kamar hunian

Jangan menyerah kawan
Lihat, dan lihatlah lagi
Jalan yang sudah kita bangun kemarin
Takkan pernah ada bila dulu kau menyerah

Biarkan saja semua
Biarkan saja rasa
Kau tahu takdirmu urusan Tuhan
Usah kau topang dagumu walau sekejap


Banda Aceh, 23 Oktober 2013
Pukul 00.37

Artikel keren lainnya:

PLN Bersih, Nyala Misi Yang Tak Kenal Henti

Di kota Banda Aceh, jika malam harinya ada siaran BOLA, maka kami harus WASPADA terhadap pemadaman listrik akibat pemakaian yang mencapai beban puncak. Ini menjadi kendala terlebih bagi saya yang saat itu sedang berjuang menyelesaikan tugas akhir. Apa boleh buat, saya hanya bisa duduk-duduk saja di SERAMBI membicarakan berbagai problematika sosial-ekonomi di SEPUTAR INDONESIA. Sebatang lilin menjadi PELITA di tengah kegelapan. Masalah listrik memang sudah sejak lama menjadi PIKIRAN RAKYATHarapan saya, permasalahan kelistrikan dapat segera dibenahi dalam TEMPO yang sesingkat-singkatnya karena listrik merupakan SINAR HARAPAN bagi seluruh rakyat Indonesia.

* * * * *

Kisah di atas merupakan uneg-uneg saya kepada PLN beberapa tahun silam, ketika berjuang untuk menyelesaikan pendidikan di tingkat sarjana. Masalah pemadaman listrik memang menjadi momok bagi mahasiswa terlebih mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyusun skripsi. Belum lagi jika merunut beberapa tahun sebelumnya ketika masa konflik dan gempa bumi serta tsunami pada 26 Desember 2004 yang memporak-porandakan Nanggroe Aceh Darussalam di mana pemadaman listrik menjadi problematika sehari-hari.

Syukurlah secara berangsur-angsur kondisi tersebut mengalami perbaikan, ditandai pemadaman listrik yang semakin berkurang intensitasnya. Upaya rehabilitasi dan rekonstruksi pasca tsunami 2004 dan ditandatanganinya perjanjian damai pada tanggal 15 Agustus 2005 telah membuat masyarakat Banda Aceh menatap masa depan yang gemilang dengan penuh harapan. Berbagai event telah diselenggarakan antara lain Visit Banda Aceh Year 2011 dan sejumlah program pembangunan lainnya. Hal ini juga tidak terlepas dari perubahan dan transformasi yang terjadi di tubuh PLN yang telah dicanangkan sejak beberapa tahun silam.

Artikel keren lainnya:

Malam Ini Aku Enggan Menulis




thinkastock.com


Malam ini aku enggan menulis
Menuliskan apa saja tentangmu
Aku pikir hari-hari kita sudah habis
Meski kereta tua itu selalu mengantarkanmu
Ke depan jendela bilik tua ini
Tempat kamu dulu memukauku dengan gitarmu
Bait-bait lagu berdendang melayu
Waktu kita masih remaja dulu

Malam ini aku enggan menulis
Mengguratkan apa saja tentang dirimu
Dengan pena dan tinta
Kuas dan kanvas
Aku tak bisa
Aku pikir hari-hari kita sudah habis
Meski angin selalu membawa semua kenangan--
manis
Yang membuatku hilang arah

Malam ini aku enggan menulis
Di facebook dan twitter
Di kertas atau layar komputer
Atau bahkan sekedar mengukirmu di atas air
Delapan tahun sudah berlalu
Dan waktu tak akan pernah berputar kembali
Apa kamu berharap aku akan menulis
Aku pikir hari-hari kita sudah habis

Malam ini aku enggan menulis
Tapi biarlah sudah bait-bait ini merangkai dirinya
Malam ini aku enggan menulis
Karena tanpamu semua tak ada lagi makna
Malam ini aku enggan menulis
Ada pun hakikatnya engkau tiada
Malam ini aku enggan menulis
Aku pikir hari-hari kita sudah habis


Banda Aceh, 19 Oktober 2013
Pukul 21.54

Artikel keren lainnya:

15 Rahasia Agar Jodoh Didekatkan Allah: Kultwit Ahmad Rifai Rifan

Malam ini saya membuka facebook saya dan menemukan sebuah postingan dari fanpage-nya Mas Ahmad Rifai Rifan, seorang coach dan penulis yang cukup produktif. Beberapa buku yang telah diluncurkannya antara lain "Nikah Muda Siapa Takut", "Israil Bilang Ini Ramadhan Terakhirku", "The Perfect Muslimah", "Don't Cry Allah Loves You," "Saudagar Langit" dan "Tuhan, Maaf Kami Sedang Sibuk."

Dalam status tersebut beliau meyampaikan bahwa malam ini akan mem-posting sejumlah kultwit alias kuliah via twitter mengenai Rahasia Jodoh di akun twitter beliau @ahmadrifairifan. Berikut kutipannya sekaligus kita bahas di sini.

1. Taubati segala dosa. Bagaimana bisa satu waktu kau mengiba pada-Nya, tapi di waktu lain kau barengi dengan aktivitas yang mendurhakai-Nya? @ahmadrifairifan

Benar, pemirsa. Tidak mungkin satu hati diisi oleh dua kecenderungan. Paling tidak, saat kita sedang melakukan dosa maka keimanan sedang tidak berada di hati kita, seperti dijelaskan oleh Nabi Muhammad.

2. Siapkan ilmunya. Pingin naik haji, pelajari manasik haji. Pingin nikah, pelajari ilmunya. Tuhan akan mengabulkan hamba yang pantas menerima. @ahmadrifairifan

Saya rasa ini bagian yang sering diulang-ulang Om Mario. Tugas kita adalah memantaskan diri. Lalu perhatikan apa yang terjadi.

3. Jemput. Bukan nunggu ilmu, tapi cari ilmu. Bukan nunggu rezeki, tapi jemput rezeki. Jodoh juga gitu. Bukan nunggu jodoh, tapi jemput jodoh. @ahmadrifairifan

Seorang teman berkata singkat, padat dan jelas: "Jodoh itu di tangan Tuhan. Kalau tidak dijemput, ya di tangan Tuhan terus."

4. Jodohmu cermin dirimu. Saat kau damba jodoh yang mulia, maka jangan menghinakan diri dengan perbuatan yang tak pantas dilakukan orang yang mulia. @ahmadrifairifan

Pantaskah kita untuk jodoh yang baik? Tanyakan pada diri kita masing-masing. Perbaiki dan evaluasi jika masih ada sikap dan tindakan yang tercela yang masih kita pelihara.

5. Bermunajatlah pada-Nya: "Rabbii laa tadzarnii fardan." (Tuhan, jangan biarkan aku sendiri). Kalo nggak ngadu ke Tuhan, mau ke siapa lagi? @ahmadrifairifan

Tadi siang baca status teman, yang mengaku kagum pada adik letingnya yang udah melanglang buana ke luar negeri.
"Dek, apa resepnya bisa lulus beasiswa dan belajar ke luar negeri?"
"Berdo'a sama Allah, Kak. Apa lagi bisa kita perbuat?"

6. Rasulullah berkata, tiga orang yang do'anya pasti terkabul: do'a orang yang teraniaya, do'a musafir dan do'a orang tua pada anaknya. Manfaatkan itu. @ahmadrifairifan

Kemarin teman saya menulis sebuah status yang masih ada kaitannya dengan poin nomor 6 ini. Hindari sombong, kita tidak tahu bisa jadi kesuksesan yang kita peroleh pada hari ini adalah berkat do'a orang-orang di sekeliling kita.

7. Do'ain temanmu. Do'a muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang dido'akannya adalah do'a yang dikabulkan Tuhan. @ahmadrifairifan

Ssst, jangan bilang siapa-siapa ya? (Hehehe)

8. Luruskan niat. Nikah bukan hanya untuk meraih bahagia dunia, tapi lebih dari itu. Pernikahan muslim adalah ibadah yang mulia. @ahmadrifairifan

Sesungguhnya setiap amal beserta niatnya. Dan setiap kita akan memperoleh apa-apa yang kita niatkan. Demikianlah berdasarkan penjelasan Nabi Muhammad.

9. Sedekah. Ini mah nggak usah ditanya lagi faedahnya. Segala masalah tuntas dengan sedekah yang ikhlas. Dengan sedekah semua hajat bakal terkabul. @ahmadrifairifan

Kata Ustaz, jika tangan kanan memberi, tangan yang kiri jangan sampai tahu. Maknanya adalah jangan sampai kita merusak pahala sedekah atau pemberian kita dengan menyebut-nyebutnya (untuk memperoleh kebanggaan).

10. Istikharahi. Berdo'alah. Ya Allah, jika dia baik bagi agamaku, duniaku, akhiratku, tolong dekatkan hamba dengan cara-Mu. Jika tidak, jauhkan. @ahmadrifairifan

Dari seorang Ustaz, katanya jawaban yang diperoleh dari istikharah tidak mesti melalui mimpi. Namun bisa juga hadir melalui kemantapan hati. Nah, kalau kemantapan hati itu belum juga diperoleh, ulangilah lagi dan lagi istikharah kita di malam-malam penuh cinta selanjutnya.

11. Jangan malu minta bantu. Comblang itu halal, asal dengan cara benar. Khadijah mendekati Muhammad saja dengan perkara Maisaroh, kan@ahmadrifairifan

Ada yang mau coba? Atau udah coba? Atau sedang mencoba-coba?
#nanyamelulunihkayakinfotainment :-D

12. Tetaplah terhormat di masa penantian. Jomblo itu bukan aib. Jangan terpancing teman-temanmu yang mengisi masa penantian dengan cara tak halal. @ahmadrifairifan

Ya, jika belum mampu atau yakin untuk hubungan yang serius ya sebaiknya tidak perlu dilanjutkan.

13. Tawakkal. Percayalah bahwa kalau memang jodoh nggak akan kemanaKalo udah do'a, udah usaha, ya udah. Serahkan hasilnya kepada Allah. @ahmadrifairifan

Kerendahhatian adalah do'a yang paling mudah didengarkan oleh Allah. Masa sih dia menciptakan perut tapi lupa menciptakan pula pengganjal rasa lapar dan haus? Demikian pula pasangan hidup.

14. Jarang ada berlian di tempat sampah. Jemput jodoh baik di tempat baik-baik. Karena orang baik, lebih kerasan tinggal di komunitas yang baik. @ahmadrifairifan

Komunitas yang baik adalah yang beriman dan beramal shaleh serta saling menasehati kebaikan dengan kesabaran. Kita bisa merasakan bahwa semakin kita bergaul dengan mereka maka semakin meningkat pula kapasitas ilmu, keterampilan dan wawasan yang kita miliki. Ibaratnya berteman dengan penjual minyak wangi akan ikut menjadi wangi, namun bila bergaul dengan pandai besi ikut pula terpapar bau bakarannya (umpamanya).

15. Minta do'a pada banyak orang, para sahabat, orang shalih, keluarga. Jangan malu. Kita tak tahu, dari do'a yang mana pengabulan Tuhan itu datang. @ahmadrifairifan

Cukup jelas. Sama dengan poin nomor 6.

^_^





Banda Aceh, 18 Oktober 2013
Pukul 22.48

Artikel keren lainnya:

Senyumanmu Membuatku Seperti Hidup Kembali

Melalui tulisan ini aku ingin berbagi sebagian cerita-cerita itu. Cerita di mana istana tidak hanya bisa dibangun oleh permata-permata. Tetapi juga cinta. Berulang kali badai datang, namun semakin membuktikan kasih sayang yang tak hingga sepanjang masa itu nyata. Tak kenal lelah, tak kenal keluh kesah, selalu memberikan dengan sepenuh ketulusan.

Namaku Azhar. Aku lahir dan dibesarkan dalam keluarga yang penuh kasih sayang. Aku lahir dan dibesarkan di kota Banda Aceh, di ujung barat pulau Sumatera. Aku anak keempat dari enam bersaudara. Masa kecilku bisa digambarkan sebagai anak yang hidup dari keluarga sederhana. Bapakku seorang karyawan di sebuah BUMN Niaga. Ibu memilih profesi sebagai ibu rumah tangga.

Saat kecil aku merupakan anak yang boleh dibilang manja. Aku ingat aku masih ditunggui ke sekolah hingga kelas satu Ibtidaiyah (Sekolah Dasar). Aku baru berhenti minta ditunggui saat merasa malu ketika ada seorang murid perempuan yang baru di kelasku yang sering minta ditunggui oleh ibunya. Sekali waktu ia menangis sampai meraung ketika orang tuanya tiba-tiba tidak lagi terlihat di luar kelas. Sejak itu aku pun meminta agar Mamak tidak usah lagi menemaniku di sekolah.

* * *

Aku melalui masa-masa kecilku yang menyenangkan di kota Banda Aceh. Mamak adalah seseorang yang mendidik kami dengan penuh kesabaran dan ketulusan. Bersama-sama dengan Bapak, beliau mengajarkan kami bagaimana bersikap jujur dan berempati kepada orang yang hidupnya lebih susah. Beliau juga menjadi contoh bagi kami tentang ketegaran dan kesabaran dalam berjuang menghadapi kehidupan. Barangkali ini tidak terlepas dari latar belakang kedua orang tuaku.

Mamak lahir di sebuah desa di Indrapuri, Aceh Besar, 27 Kilometer dari kota Banda Aceh. Pada saat SMA, Mamak hijrah ke Banda Aceh untuk melanjutkan pendidikan ke SKAA Aisyiah, sekolah menengah kejuruan di bidang keterampilan keluarga. Semula Mamak ingin melanjutkan sekolahnya dan menjadi guru Taman Kanak-kanak (sekarang PAUD), namun akhirnya beliau memilih profesi sebagai seorang ibu rumah tangga.

Sementara Bapak juga lahir di Indrapuri. Sejak usia 10 tahun Bapak sudah menjadi yatim karena ayah beliau meninggal dunia. Sejak masa SMEP hingga SMEA (sekolah kejuruan bidang ekonomi) beliau tinggal di sebuah Panti Asuhan Seutui, Banda Aceh. Beliau kemudian kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala hingga menjadi Sarjana Muda. Berbagai pekerjaan dilakoni Bapak mulai dari menjaga warung nasi hingga akhirnya menjadi karyawan di sebuah BUMN niaga semenjak beliau kuliah. Kami juga pernah diajak untuk bersilaturahim dengan pengurus panti asuhan tempat ayahku dibesarkan tersebut.

Mamak sering sekali memberi sedekah kepada pengemis, walau hanya uang receh. Kebiasaan tersebut terus berlanjut hingga kini. Mamak selalu mudah terenyuh apabila menyaksikan mereka. Di sekolah kami dulu juga sering diadakan pengumpulan bantuan makanan manakala ada pengumpulan donasi untuk korban bencana banjir dan sebagainya yang dikoordinir oleh surat kabar lokal di kotaku. Mamak selalu mengajariku untuk melihat pakaian-pakaian yang masih layak pakai untuk disumbangkan. Meskipun sayang, namun aku tahu aku juga tak selalu memakainya lagi.

Selain empati, Mamak juga mengajarkan tentang kejujuran. Mamak selalu bertanya dengan lembut apakah kami sudah shalat. Pernah suatu waktu, aku berbohong karena ingin menyenangkan hati Mamak. Lalu muncullah perasaan bersalah pada Mamak. Akhirnya aku mengakui bahwa aku belum shalat. Mamak hanya tersenyum dan  membuatku merasa tenang dan lalu menunaikan kewajibanku.

Masa-masa setelah meninggalnya Nenek, yang sering menjadi kawan bercerita bagiku, adalah salah satu masa yang berat dalam hidupku. Aku sempat sering melamun dan berpengaruh pada prestasiku di sekolah. Namun Mamak selalu tersenyum manakala mengambil raporku, memberiku kekuatan bahwa apapun yang kuperoleh haruslah disyukuri.

Mamak juga menjadi tempat curhat buatku apabila aku memiliki masalah yang berat untuk dipendam sendiri, saat aku mulai memasuki masa remaja. Meskipun beliau sangat sibuk karena pekerjaan rumah tangga yang cukup banyak menyita waktunya, setidaknya sebuah senyuman ataupun nasehat kecil akan membuatku merasa tenang. Perlahan aku mulai aktif kembali dalam kegiatan belajar dan ekstrakurikuler di sekolah. Aku juga mengikuti beberapa organisasi lainnya seperti remaja mesjid dan mengajari anak-anak tetanggaku mengaji.

Aku juga masih ingat saat mendapat musibah tenggelam di laut Pantai Lampuuk waktu kelas 2 Madrasah 'Aliyah (SMA). Saat aku pertama kali tersadar di rumah sakit, senyuman yang pertama kali kulihat adalah senyum Mamak. Senyuman yang membuatku merasa seperti hidup kembali. Setelah dirawat beberapa hari kemudian aku diizinkan pulang.

Saat yang tak bisa kulupakan adalah saat tsunami pada 26 Desember 2004. Waktu itu aku berlari mengajak Mamak dan Bapak ke rumah tetangga karena mendengar teriakan air laut naik. Di lantai dua rumah tetangga yang sedang dibangun itu kami berulang kali mengucap dzikir lantaran gempa susulan terus terjadi dan air laut terhampar di sekeliling kami. Merupakan suatu pemandangan yang amat tak lazim.

Mamak menunaikan shalat sunat, sementara aku dan Bapak duduk di sebuah sudut rumah, kami disodori Yasin oleh anak dari tetangga kami tersebut. Kami bertiga kemudian berpelukan saling mengucap maaf. Sementara itu adik dan abang-abangku sedang berjalan keliling kota melihat suasana setelah gempa. Mereka berhasil lari ke tempat yang tinggi dan jauh dari pusaran air tsunami. Air yang ada di sekeliling kami tidak deras dan merusak, namun cukup tinggi dan menggenangi sehingga kami perlu menunggu beberapa jam sampai air perlahan turun.

Aku menyaksikan ketegaran Mamak. Sejak hari kedua kami harus membersihkan rumah dengan Bapak yang harus pulang ke kampung sebentar untuk mengikuti pemakaman saudara kami yang meninggal dalam tsunami tersebut. Aku juga masih ingat bagaimana perjuangan kami hanya makan sedikit saja barangkali. Nasi satu piring yang masih tersisa dari rice cooker tetangga entah bagaimana bisa kami makan untuk berlima malam itu. Karena listrik padam maka malam itu kami hanya bisa memakan nasi tersebut, karena juga berbagi dengan tetangga lainnya yang ikut mengungsi ke rumah tetangga tersebut.

Keesokan paginya kabar yang terus berdatangan mengenai kejadian yang sebenarnya melanda tempat kami. Alhamdulillah masih ada bahan makanan yang tersisa karena belum lama diadakan walimahan kakakku. Mamak memanaskan sebagian bahan makanan yang masih utuh dari dalam kulkas yang sempat tertungkup ke tanah lantaran diombang-ambing oleh air yang masuk ke rumah. Kami memutuskan mengungsi pada hari ketiga lantaran banyak isu merebak bahwa wabah penyakit akan segera datang akibat banyaknya mayat yang ditemukan. Meskipun hal yang dikhawatirkan tersebut tidak terjadi.

Sesampainya di kampung, kami berbenah membereskan barang-barang dan pakaian. Aku merapikan sejumlah buku kuliahku yang sebagiannya masih sempat kuselamatkan. Mamak berteriak tak kuasa menahan haru ketika melihat bagaimana gambar tsunami berulang kali diputar di salah satu stasiun televisi. Satu bulan lamanya kami di kampung Indrapuri, kampung Bapak dan Mamak. Namun sejak minggu kedua kami setiap pagi sampai sore bergantian pulang untuk membersihkan rumah sedikit demi sedikit.

Saat paling membanggakan adalah saat wisuda. Meski aku sebenarnya berharap bahwa Bapak yang menemaniku lantaran sejak saat wisuda pengajian Bapak belum pernah sempat menemani. Alasan lainnya adalah salah satu motivasiku untuk kuliah adalah untuk membanggakan Bapak, lantaran Bapak sempat kuliah di Fakultas yang sama namun tidak menyelesaikan skripsinya karena sibuk bekerja mencari nafkah.

Hari itu Sabtu, 15 Mei 2010. Tibalah hari wisuda. Saat yang paling kutunggu setelah sekian lama. Akhirnya karena hanya satu orang tua saja yang boleh menemani, maka Mamak-lah yang ikut menemani. Aku sempat merasa resah juga, maklum ibu hanya sempat beristirahat sebentar karena memasak untuk syukuran wisudaku.

Aku berharap dengan menuntaskan kuliah bisa menjadi sebuah kebanggaan di hati mereka. Meskipun perjuangan yang sebenarnya barulah dimulai. Perjuangan mengabdikan ilmu dan pengetahuan bagi bangsa dan negara agar ilmu yang kita miliki dapat bermanfaat bagi orang banyak, sekurang-kurangnya tidak menjadi beban bagi orang lain.

Hari itu dari bangkuku di depan aku memandangi ke tribun belakang gedung AAC Dayan Dawood Darussalam tempat perhelatan wisuda digelar. Mamak dengan menahan kantuk duduk di bangku di tribun belakang. Aku mengikuti wisuda sampai selesai. Lalu aku berfoto dengan fotografer yang ramai di sekitar gedung bersama Mamak. Tak lupa sebelum pulang kuambil sebuah foto Mamak sedang memegangi ijazahku.




Terima kasih Mamak, apa yang kami lakukan terlalu sedikit membalas jasa-jasamu. Maafkan jika selama ini belum bisa memberikan yang terbaik untukmu, atau pun pernah melakukan sesuatu yang kurang berkenan di hatimu. Harapku selalu bisa menjadi pribadi yang jujur, peduli dan sabar dalam menghadapi kehidupan. Seperti apa yang telah Mamak ajarkan dan contohkan kepada kami. Aamiin.


Banda Aceh, 21 Oktober 2013
Pukul 08.49 WIB


Tulisan ini dibuat dalam rangka Lomba Penulisan Artikel Blog Writing Competition dengan tema "Peran Ibu Untuk Si Pemimpin Kecil" yang diselenggarakan oleh Sari Husada. Semoga dapat saling berbagi inspirasi di sini.




Artikel keren lainnya:

Tips Menjadi Pembicara Publik yang Baik

Masih berkaitan dengan tulisan saya sebelumnya, "Ketika Diundang Mendadak Jadi Pembicara di Radio", saya menemukan tulisan berikut yang menjadi pembelajaran bagi saya. Terasa berkesan saat membaca kalimat demi kalimat dari situs tersebut, lantaran saya sendiri sudah pernah mengalami walau sejauh ini masih menjadi pengalaman satu-satunya ber-cuap-cuap ria sebagai pembicara utama di sebuah acara radio. Sebuah tips yang sederhana namun luar biasa dampaknya bagi pemahaman saya tersebut saya peroleh dari postingan di sebuah situs jejaring komunitas tersebut akan saya bagi dalam tulisan saya kali ini.

Sebenarnya berbicara di depan publik itu sendiri sudah seusia dengan kita. Sejak lahir kita "berbicara" untuk mengungkapkan rasa lapar dan haus kita lewat media menangis. Seorang bayi kita perhatikan menggunakan tangisan untuk mengungkapkan keluh-kesah misalnya kondisi suhu udara yang kurang bersahabat atau pun tidak nyaman karena sudah buang air besar (BAB). Hal ini menunjukkan sejak kecil kita telah berusaha untuk mengkomunikasikan pikiran atau perasaan kita kepada publik (baca: khalayak ramai).

Sejatinya, kita tak pernah merasa gemetaran, minder, takut ataupun was-was. Jika ingin menangis yamenangis saja. Meskipun bagi yang mendengar tidak mengerti akan maksud dari tangisan tersebut. Kondisi psikologis seorang bayi yang baru lahir terbebas dari berbagai mindset pikiran negatif yang kerap kali menghalangi seseorang ketika berbicara di depan umum. Bayangkan apabila seorang bayi keringatan, minder, ataupun grogi setiap kali dia ingin menangis untuk mengungkapkan perasaannya akan lapar, haus atau tidak nyaman yang merupakan perasaan hariannya untuk dapat bertahan hidup alias survive.

Artikel keren lainnya:

PT. Mencari Cinta Sejati

Banyak sekali tertulis dalam profile facebook teman-teman facebooker, khususnya remaja putri yang masih seumuran SMA atau kuliahan: Bekerja di: PT. Mencari Cinta Sejati. Ada yang tau nggak maksudnya? Ya, bisa aja sih niat menuliskan hal tersebut hanya sekedar untuk lucu-lucuan dan seru-seruan aja. 

Daripada penasaran, saya coba buat analisa kecil-kecilan ya, tentang hal ini. Ini buat lucu-lucuan juga, sesuai dengan pengantar tadi.

Analisa 1:
Jika dia menulis di facebook-nya "Bekerja di PT. Mencari Cinta Sejati", sedang dia di kolom statusnya sedang berpacaran, maka dia mungkin sedang ingin menyatakan pada pacarnya itu, "jangan kau khianati cintaku."

Analisa 2:
Jika statusnya sedang "jomblo", maka pekerjaan di PT. Mencari Cinta Sejati itu bisa bermakna sebaliknya. Bisa jadi ia menyatakan "aku siap dengan hubungan yang baru, tapi yang serius ya. Awas kalau macam-macam sama aku."

Tapi ya nggak mungkin kan dia bilang terus terang bisa-bisa malah jadi lebay. (Hehehe)

* * *

Saya mencoba berandai-andai seandainya saya adalah direktur dari perusahaan bernama PT. Mencari Cinta Sejati tersebut. Kedengarannya asyik juga, ya ...

Kemarin, baru saja teman saya di grup Gam Inong Blogger mem-posting sebuah tulisan yang sangat bermanfaat tentang cara membuat sebuah rilis yang salah satu caranya adalah dengan memperhatikan analisa 5W + 1H. Jadi saya coba buat analisanya. Biar pelajaran mengarang saya malam ini lebih bisa bermanfaat (ya, paling nggak kan, jadi bisa hafal sama rumusnya). Jadi, pura-puranya nih, saya mau mempresentasikan perusahaan saya yang bernama PT. Mencari Cinta Sejati itu kepada pemirsa sekalian.

Pertama; what, bergerak di bidang apakah usaha tersebut, apakah properti, pertanian, perdagangan, atau lainnya. Saya menngusulkan di bidang pertanian, soalnya Indonesia kan negara agraris.

Kedua: where, di mana perusahaan tersebut akan berdomisili dan di mana kegiatan usahanya dijalankan. Apakah perusahaan online di dunia maya, atau perusahaan industri, atau industri rumah tangga. Saya lebih suka menggabungkan keduanya.

Ketiga: when, kapan kegiatan operasionalnya mulai dijalankan. Bagaimana pembayaran pekerjanya apakah harian, bulanan atau per pekerjaan. Saya lebih suka mingguan. Kabarnya di Eropa sana mereka digaji setiap akhir pekan sehingga terkenal-lah ungkapan "Thanks God, it's Friday" yang mengungkapkan kebahagiaan pada saat hari menerima gaji tersebut.

Keempat: why, tujuan dari perusahaan itu apa. Apakah sebatas mencari profit, mencari profit dengan tetap mempertahankan nilai, atau malah murni untuk menerapkan nilai-nilai saja. Lagi-lagi saya kira menggabungkan keduanya lebih baik.

Kelima: who. Siapa yang menjalankan perusahaan tersebut. Saya, dan para karyawan. Bagaimana mungkin kita bisa menjalankannya sendirian. Superman is Dead, right?

Keenam: how. Bagaimana organisasi dan struktur pembagian tugasnya. Bagaimana mengkonsolidasikan orang-orang dan perlengkapan organisasi yang dibutuhkan seperti administrasi, promosi dan sebagainya untuk mencapai sasaran. Nah, untuk bagian yang terakhir ini saya rasa tak bisa dikupas di sini dan akan kita kaji lain waktu (alasan-alasan-alasan).

Fenomena para ABG yang mencantumkan identitas pekerjaan mereka sebagai "Bekerja di PT. Mencari Cinta Sejati" sebagai penghias profilnya sebenarnya masih agak sulit untuk diilmiahkan. Hal ini lantaran membutuhkan wawancara atau penyebaran kuesioner lebih lanjut (duile) untuk mengetahui faktor-faktor penyebab di balik penulisan kalimat tersebut.

Omong-omong soal mencari cinta sejati, esok in-sya Allah kita akan mendengarkan penjelasan dari khatib shalat 'Idul Adhha mengenai hikmah di balik ibadah haji dan qurban. Sesungguhnya di balik ibadah haji dan qurban itu sendiri terdapat banyak sekali pelajaran mengenai cinta sejati. Dari perjalanan Nabi Ibrahim dan keluarganya yang menunjukkan betapa besarnya keimanan mereka dalam menta'ati perintah Allah Swt.

Saya, pamit dulu mau istirahat, Pemirsa. Sekalian mengucapkan selamat hari raya 'Idul Adhha 1434 H. Mohon maaf lahir dan bathin ...

^_^



facebook.com


Banda Aceh, 14 Oktober 2013
Pukul 24.00
Tepat di pergantian hari.
Gambar ditambahkan pada 19 Oktober 2013

Artikel keren lainnya:

Naila Pun Tersenyum Lagi

Naila sangat aktif untuk ukuran anak seusianya. Dan mungkin memang seharusnya. Naila ponakanku senang menyanyi. Senang pula bermain.

Entah apa yang terjadi, kami kebingungan. Dimulai ketika suatu ketika Naila bicara sambil berbisik-bisik. Kami terheran-heran. Lalu kami mencoba untuk mengajaknya bermain, atau bersenda. Dia hanya terdiam lesu. Tak ada gairah.

Awalnya kami mengira Naila sedang sakit. Tapi kejadian ini berulang kali terjadi dan sudah berminggu-minggu. Kami tidak tahu apa sebenarnya yang sedang terjadi. Naila hanya menyahut bila aku mengerjainya dengan mengganti nama panggilannya dengan nama ponakanku yang lain. Dia langsung membetulkan dengan menyebut namanya dengan suara yang jelas dan terang. Lepas dari itu dia kembali berbisik-bisik. Bahkan pada mulanya karena ia berbicara dengan berbisik-bisik, kami tak mendengar ia mau Buang Air Besar (BAB) dan jadilah dalam satu hari dua kasur mesti dibersihkan lantaran Naila tidak sempat BAB ke kamar mandi.

Naila memang sudah jarang tinggal bersama kami. Sejak usianya dua tahun dia sudah sering dititipkan ke playgroup manakala ibunya mengajar di sebuah perguruan tinggi negeri. Naila juga sudah tinggal bersama orang tuanya sehingga kami jarang bertemu. Namun sesekali Naila masih dibawa ke rumah lantaran ibunya mengajar sampai sore.

Setelah kira-kira satu bulan lamanya, tadi pagi Mamakku--Neneknya mengajaknya ngobrol berdua saja. Naila diantar oleh ayahnya ke rumah kami untuk bermain-main lantaran ayahnya juga sedang libur sebab besok Hari Raya 'Idul Adh-ha. Saat kami duduk di ruang tamu, Mamak bercerita bahwa baru saja Naila menceritakan tentang permasalahannya di sekolah. Saat ada seorang temannya memukulinya. Ibu gurunya di playgroup sudah menengahi namun sepertinya Naila terlanjur merasa sedih. Kami pun akhirnya mulai memahami apa yang melatarbelakangi sikap aneh Naila beberapa waktu belakangan ini.

Siangnya muncul kembali pemandangan yang lama kurindukan. Naila berlari-lari kegirangan main kejar-kejaran dengan Yah Cut-nya--adikku. Akhirnya Naila tersenyum lagi.


Banda Aceh, 14 Oktober 2013
Pukul 15.34

Artikel keren lainnya:

Tarian Evan

Tarian Evan Dimas Darmono dan kawan-kawan
adalah sebuah tarian kebanggaan.
Kebanggaan pada sebuah keyakinan.
Bahwa mimpi bisa dicapai dengan
berani bercita-cita yang tinggi
bekerja keras dengan disiplin
dan tak pernah cepat puas
dalam mewujudkannya.




bolaindo.com

ddr23.blogspot.com


bola.liputan6.com


tokohindonesia.com


Selamat melaju bersama angin
Terus berjuang menunjukkan yang terbaik
Berjuanglah
Kalahkan yang terbaik
Lalu menarilah lagi
Karena ini adalah sebuah tanda kecintaan
Pada negeri yang membesarkan kasih sayang
Disegani di mata segala bangsa



Banda Aceh, 14 Oktober 2013
Pukul 08.12

Artikel keren lainnya:

Lagu-lagu Pengantar Tidur Kesukaan Ponakanku

Ponakanku yang pertama bernama Naila. Ia lahir di Pekanbaru waktu ayahnya--abangku--tugas di sana. Ketika pindah tugas ke Banda Aceh, umurnya baru sembilan bulanan. Dia baru belajar berjalan seingatku. Lantaran selepas kuliah aku belum juga mendapat kerja, dan ibunya diterima sebagai seorang pengajar di salah satu perguruan tinggi swasta, jadilah aku sebagai baby sitter menemaninya bersama Mamak dan Adikku.

Naila bangun pagi pada pukul. 7.00. Dia juga bangun malam sekitar pukul 4.00, lalu tidur lagi. Setelah bermain-main sejenak lalu pukul 10.00 kadang-kadang juga sampai pukul 11.00 ia kembali tidur. Setelah meminum susu formula. Repotnya, Naila hanya mau jika dibuatkan oleh Neneknya. Jadilah Mamak --Nenek Naila -- harus membuatkan susu untuk Naila sebelum pergi belanja ke pasar. Setelah itu Naila minum susu dalam botol dot-nya sampai ia tertidur.

Lagu favoritnya saat kami meninabobokan Naila adalah Twinkle-twinkle Little Star. Aku mengenal lagu ini saat belajar bahasa Inggris di Tsanawiyah dulu. Dengan sebuah piano mini yang aku pinjam dari rumah sepupu, di mana lagu ini juga merupakan salah satu melodi yang tersimpan di memori piano mini tersebut, Naila mulai akrab dengan melodi lagu tersebut. Naila sangat senang jika lagu ini diputar lewat piano itu. Aku menyanyikannya meski teks-nya tidak sesuai aslinya. Soalnya ada beberapa baris yang aku lupa.

Lagu favorit lainnya adalah Bintang Kecil. Naila bisa tertidur pulas jika sudah menghabiskan sebotol susu formula dan kunyanyikan lagu ini dengan nada yang kian lama kian melambat. Kadang juga sambil ditemani boneka-bonekanya. Mini Mouse dan Pooh adalah kawan dekatnya.

Sering juga ia mencoba menirukan gaya kami menyanyi, meski karena masih belajar berbicara kami sendiri tidak memahami apa yang diucapkannya.

Sekarang Naila sudah besar dan tidak lagi tinggal bersama-sama dengan kami. Naila juga sudh sering dititipkan ke Playgroup. Awal-awalnya dia senang sekali. Dia suka sekali menyanyi. Tapi lagu-lagunya rata-rata sudah dimodifikasi. Hanya beberapa saja yang ia kuasai benar lantaran sudah dipelajari sebelumnya bersama kami, seperti Balonku, Potong Bebek dan Naik-naik ke Puncak Gunung. Jika Naila menyanyi, maka aku akan menghindar. Soalnya dia suka menyanyi dengan suara sekeras-kerasnya. Hehehe.

Ponakanku yang terakhir lain lagi. Mulanya jika ditinggal ngantor oleh ibunya, ia masih mau kutemani sampai tertidur. Dibacakan shalawat dia mau tertidur. Dinyanyikan lagu pun dia bisa tertidur. Tapi belakangan sepertinya dia tertidur hanya jika sudah kekenyangan. Lantaran masih kecil, kadang kami harus menunggui ibunya pulang sehingga dia mau tertidur.

Lagu-lagu anak-anak yang suka kunyanyikan untuk Maher, nama ponakanku yang ketiga ini, sama seperti Naila. Hanya kubatasi juga. Lagu favorit Maher adalah Di Sini Senang Di Sana Senang. Aku harap dengan menyanyikan lagu ini Maher bisa menyukainya. Soalnya orang tuanya-- abang ipar dan kakakku-- punya hobi yang sama yaitu jalan-jalan alias travel. Ternyata ia menyukainya. Buktinya pada saat ia sedang menangis aku bisa mengalihkan tangisannya saat aku bernyanyi.

Saat ini Maher baru berusia sama dengan Naila ketika baru tinggal bersama kami di Banda Aceh, yaitu sembilan bulanan. Jam tidurnya pun mulai teratur. Kami juga tak terlalu kerepotan lagi ketika ia lapar. Meski ibunya tak memberinya susu formula, kini ia telah mulai bisa memakan nasi tim sebagai menu hariannya.

Tidak tahu apakah suaraku begitu merdu. Jika mereka dapat jadi juri yang baik mungkin aku mempertimbangkan ikut Indonesia Idol tahun ini (duile).

Demikianlah selayang pandang pengalamanku menjagai ponakan. Masih menemani Mamak-ku memang. Mana tau ada ilmu yang bisa dipakai buat masa mendatang.

#selamatmalam



Banda Aceh, 13 Oktober 2013
Pukul 23.12

Artikel keren lainnya:

Belajar Berempati Pada Abdi Negara

"Pelayanan di sini mengecewakan!"

"Bagaimana sih, ini. Apa kalian tidak bisa bekerja. Rugi disekolahkan mahal-mahal!"

"Bagaimana sih, pelayanan di sini. Kenapa yang ada cuma petugas pengganti!"

* * * * *

Aku mencoba menyelami dan berempati pada mereka yang hari ini berprofesi sebagai abdi negara. Mereka duduk di berbagai posisi bidang pelayanan. Ada yang bekerja di bidang pendidikan, kesehatan atau pelayanan administrasi, bahkan sosial. Dengan berbagai strata latar belakang pendidikan, mereka memutuskan untuk mengabdikan diri pada pelayanan kepada masyarakat.

Ada saja keluhan dan kritik yang dialamatkan kepada mereka. Tentu saja, bisa jadi keluhan dan kritik tersebut merupakan hal yang membangun. Bisa jadi pula, kondisi yang sedang kita alami adalah kondisi darurat yang membutuhkan penanganan serius. Namun ada baiknya bila masukan atau pun saran tersebut tetap dilakukan dengan cara-cara yang mengedepankan kebijaksanaan.

Sebuah ungkapan menyatakan bahwa kita dapat menikmati hidup dengan tenang dan nyaman hari ini karena ada orang lain yang telah mengorbankan waktu dan tenaganya. Benar juga ya, karena keberadaan mereka yang bergerak di bidang pelayanan publik-lah hari ini kita dapat menikmati hidup yang lebih baik.




berita.plasa.msn.com


Kita bisa membayangkan apa jadinya bila petugas kebersihan tidak datang mengambil sampah rumah tangga dari rumah kita seminggu saja. Atau dapat pula kita bayangkan apabila lalu lintas yang macet di pagi hari tidak ada lampu lalu lintas dan polisi yang mengaturnya. Apa jadinya pula apabila sebuah lembaga pelayanan seperti rumah sakit tidak pernah dirawat dan dibersihkan. Belum lagi jasa para pelayan publik lainnya mulai dari guru, dosen, dokter, perawat, marbot, juru parkir dan sebagainya.

Dengan menyampaikan masukan dengan cara yang santun, bukan tidak mungkin respons yang kita terima adalah sebuah pelayanan yang lebih baik. Adalah suatu hal yang wajar sebuah kebaikan akan berbalas kebaikan. Dan sangat manusiawi sekali jika sebuah petuah mengatakan setiap orang pada dasarnya ingin dihargai. Ketika kita mencoba mengerti dari sudut pandang abdi negara tersebut--apakah dokter, guru, petugas keamanan, juru parkir, perawat, dan sebagainya--kita akan lebih mudah mengkomunikasikan maksud kita kepadanya. 

Berupaya bersikap positif dengan tetap proaktif dan sadar (baca: waspada) terhadap permasalahan yang timbul adalah sikap terbaik. Di satu sisi kita memerlukan pelayanan dari para abdi negara. Di sisi lain kita tetap menunjukkan penghargaan dan penghormatan pada kesediaan mereka untuk melayani masyarakat dengan sepenuh hati. Dengan budaya saling menghargai, mudah-mudahan kualitas pelayanan dapat meningkat yang pada akhirnya akan menguntungkan semua pihak (win-win solution).



Banda Aceh, 13 Oktober 2013
Pukul 13.21

Artikel keren lainnya:

Berjuanglah, Kalahkan Yang Terbaik!

Kata suamiku, keren kali permainan Timnas malam ini. "Semacam nonton Liga Inggris," gitu katanya--tulis seorang teman di jejaring sosial yang juga teman di grup komunitas Gam Inong Blogger.

* * *

Tim Nasional Indonesia U19 memang fenomenal. Setelah mengobati kerinduan akan sebuah gelar setelah selama 22 tahun puasa gelar--gelar terakhir adalah di level timnas senior yaitu medali emas cabang sepakbola di SEA Games Manila 1991. Meski prestasi tersebut sama-sama berada di level Asia Tenggara, timnas Indonesia U19 saat ini diharapkan dapat mengulang prestasi di level Asia. 

Sejauh ini, Timnas Indonesia U19 sudah mampu menampilkan permainan yang menyerang, efektif dan menghibur. Hasil ini mereka peroleh berkat kecakapan coach Indra Sjafri dalam mencari bakat-bakat terbaik di pelosok nusantara dan memadukannya dalam skuad berjuluk Garuda Muda ini. Coach Indra yang merupakan mantan pemain PSP Padang ini tak segan mencoba berbagai macam strategi menyerang dalam memmbongkar pertahanan lawan. Coach Indra  juga mampu menyemangati pasukan Garuda Muda untuk menampilkan permainan terbaik mereka siapapun lawan yang harus dihadapi.




Berbeda dengan kebanyakan pelatih tim junior lainnya, coach Indra Sjafri rela untuk blusukan turun ke kampung-kampung mencari bakat-bakat terpendam di pelosok desa. Salah satu dari bakat tersebut adalah Yabes Roni Malaifani, pemuda asal Alor, Nusa Tenggara Timur. Coach Indra bahkan rela menunda jadwal kepulangannya lantaran Yabes tidak dapat mengikuti seleksi ke Kupang, ibukota Nusa Tenggara Timur sesuai jadwal semula di bulan Juni 2013 itu. Sebuah musibah terjadi ketika seluruh jadwal penerbangan tertunda akibat tergelincirnya sebuah pesawat di Bandara El Tari. Yabes berinisiatif menelepon dan coach Indra bersedia menunda kepulangannya sehingga Yabes pun berkesempatan unjuk kebolehan keesokan harinya.

Dalam seleksi yang sejatinya diadakan untuk mencari susunan pemain Garuda Muda untuk event Piala AFF U19 dan Kualifikasi Piala Asia U19 itu, Yabes bersama empat talenta lainnya lolos mewakili Nusa Tenggara Timur ke seleksi tahap selanjutnya di Yogyakarta. Yabes kerap dimarahi oleh para pelatih karena terus menerus melakukan kesalahan. Namun hal itu tidak membuatnya patah semangat. Yabes terus berusaha menunjukkan kemampuannya agar dapat terpilih memperkuat pasukan Garuda Muda. Meski pada Piala AFF U19 yang lalu dia tidak tergabung dalam skuad, namun sepertinya kehadiran Yabes dalam timnas Garuda Muda hanya menunggu waktu.

Kualifikasi Piala Asia U19 pun digelar dengan mengikutsertakan Yabes di dalamnya. Yabes Roni Malaifani, sang mutiara dari Alor baru ditampilkan oleh coach Indra Sjafri pada pertandingan kedua saat menghadapi Filipina. Dalam sesi wawancara, coach Indra sempat memperkenalkan Yabes dan menyebutnya sebagai kartu truf yang dipersiapkan timnas menghadapi event tersebut. Hasilnya tidak mengecewakan. Di saat upaya timnas Garuda Muda menembus pertahanan gerendel yang diterapkan Filipina kerap kali gagal membuahkan hasil, coach Indra memasukkan Yabes menggantikan sayap kanan Dinan Yahdian Javier di menit ke-68. Berulang kali pergerakan Yabes yang mengandalkan fisik, kecepatan dan kemampuan men-dribble bola-nya mampu membahayakan pertahanan Filipina.

Puncaknya adalah ketika 15 menit kemudian Yabes berhasil menusuk ke dalam kotak penalti dan mencetak gol memanfaatkan umpan Paulo Oktavianus Sitanggang untuk memperbesar keunggulan timnas Garuda Muda menjadi 2-0. Para pemain Filipina pun dibuatnya kewalahan karena aksi-aksi Yabes berulang kali berhasil membuat pertahanan Filipina jatuh-bangun. Yabes segera membuktikan bahwa pilihan coach Indra membawanya ke timnas Garuda Muda adalah pilihan yang tepat.




Coach Indra mengatakan, dalam pertandingan terakhir di Grup G Kualifikasi Piala Asia U19 nanti ia akan menginstruksikan para pemainnya untuk mengambil inisiatif serangan sejak awal. Coach Indra menjanjikan akan menurunkan kekuatan terbaiknya, sebab apabila pertandingan ini berakhir seri atau kalah maka nasib Indonesia ditentukan oleh hasil akhir pertandingan di grup lainnya. Hal ini lantaran dari sembilan grup yang ada, para juara grup akan lolos ke Piala Asia ditemani oleh enam runner up grup terbaik yang akan ditentukan dari selisih gol dan juga jumlah memasukkan gol terbanyak.

Seperti halnya saran yang disampaikan oleh Jose Mourinho, untuk timnas Indonesia:




"Saya pikir tim Anda (Indonesia) harus bermain dengan semangat tinggi. Itu adalah cara yang terbaik untuk membuat tim Anda lebih baik."
"Bahkan jika tak punya peluang yang bagus karena lawan Anda kuat. Jika Anda bisa bermain dengan kebanggaan, maka Anda bisa lebih baik."
(Jose Mourinho, dalam konferensi pers sesaat setelah tim besutannya dari Liga Inggris, Chelsea FC, mengalahkan tim Indonesia XI dengan skor 8-1 pada pertandingan persahabatan di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, 25 Juli 2013)

Kita berharap Garuda Muda mampu menunjukkan penampilan terbaik dalam pertandingan yang digelar di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Senayan Jakarta, Sabtu, 12 Oktober 2013 malam ini. Apa pun hasilnya, kita bangga timnas Indonesia U19 yang merupakan perpaduan antara talenta-talenta yang memiliki semangat juang yang tinggi telah menunjukkan kemampuan terbaik mereka untuk mengalahkan yang terbaik memberikan kebanggaan bagi Indonesia.

Maju terus timnas #Indonesia. Semangat! Berjuanglah, kalahkan yang terbaik!

^_^



Banda Aceh, 12 Oktober 2013
Pukul 13.46
Dari berbagai sumber
Foto-foto: klikpositif.com

Artikel keren lainnya:

KUD = Keyakinan, Usaha dan Do'a

Ada hal menarik yang kubaca dari buku Notes From Qatar 2 karangan Muhammad Assad tadi. Sejenak, saat aku masih mencoba untuk pejamkan mata namun tak mampu lantaran ingin terus terjaga.

Sebuah perkataan Nelson Mandela yang artinya, kita tak akan pernah betul-betul yakin sesuatu itu dapat terjadi sampai hal itu benar-benar terjadi.

Jadi apa hal yang kamu inginkan namun rasanya seperti tidak mungkin terjadi, tetaplah yakin, berusaha dan berdo'a. In-sya Allah ada jalan ...

Mulai dari segala sesuatu yang kecil ...

Mulai dari diri sendiri ...

Mulai saat ini juga ...

^_^

Mungkin, kamu tak beroleh apa yang kami inginkan bukan lantaran kamu tak layak untuk mendapatkannya. Tapi, di balik semua itu, kamu berhak mendapatkan lebih.

Tetaplah bersyukur dan bersabar.

Bukankah hidup ini hanyalah untuk mengetahui apa maksud dan kehendak-Nya.

Jalani saja ...

Bismillah, pelan-pelan saja ...

^_^

^_^



Banda Aceh, 12 Oktober 2013
Pukul 01.31

Artikel keren lainnya:

Malu Jadi Koruptor

Beberapa hari yang lalu seorang teman di grup Gam Inong Blogger yang saya ikuti menampilkan sebuah kalimat yang sama sekali sulit untuk dipahami apalagi dimengerti dalam blantika perkalimatan di Indonesia. Hal yang luar biasa (duile) adalah menemukan kenyataan dari baris-baris komentar status tersebut bahwa saya bisa mengakses Kamus Besar Bahasa Indonesia secara online. Setelah bertanya pada Mbah Google,  saya pun men-download buku yang sejatinya hanya beberapa kali saya jumpai di toko buku dan sempat beberapa kali ingin mengajaknya pulang tapi belum kesampaian.

Lalu hari ini saya memejamkan mata dan membuka kamus yang sudah dalam bentuk pdf itu lalu saya akan mengehentikan pada saat tertentu dan menulis kata yang terlihat pada halaman tempat saya berhenti tersebut.
Di halaman itu terdapat kata benalu. Di rumahku ada sebuah buku karangan KH. Abdullah Gymnastiar yang berjudul “Malu Jadi Benalu”.

Saya memilih untuk mengganti kata koruptor dengan benalu, sebab menurut saya, korupsi dimulai dengan ketiadaan rasa malu. Sebab sejatinya, seseorang yang ingin menjadi pejabat pasti memahami bahwa jabatan yang diembannya adalah ladang amal, ladang untuk berbakti dan mengabdi kepada negara. Tidak akan terpikirkan sedikit pun untuk berkhianat dan membelanjakan uang negara atau memanfaatkan wewenang yang dimilikinya untuk memperkaya atau menguntungkan diri atau kelompoknya atau kelompok tertentu.

Sungguh mengagumkan apabila kita melihat pada hari ini masih banyak di sekeliling kita orang-orang yang malu jadi koruptor. Mereka rela hidup dalam kebersahajaan. Mereka mengabdikan dirinya untuk sebesar-besar kebahagiaan rakyat. Mereka tersebar dari keramaian kota hingga ke pelosok desa. Mereka senantiasa hadir bagi keperluan-keperluan rakyat. Mereka ada yang bekerja di sekolah, rumah sakit dan unit kesehatan lainnya, kampus, rumah-rumah ibadah, di depan layar kaca atau mengudara di radio. Mereka dapat hadir dalam tampilan bersahaja ataupun berpunya. Dengan senyum tulus, hadir memberikan jasa untuk upaya mencerdaskan, menyehatkan, menyejahterakan  bangsanya.

Mereka malu jadi koruptor. Malu semalu-malunya. Tiada harga diri apabila segenap perjuangan dan pengabdian mereka bagi bangsa yang dicintainya ternoda oleh lembar-lembar rupiah atau kenikmatan dunia lainnya yang mempesona. Mereka menjaga semangat jiwa sedari dini agar mencintai jalan kebenaran. Rumit-sukar ataupun lempang, mereka tempuhi kebaikan itu. Menebar senyuman pada sesama, yang sejatinya adalah tersenyum kepada Allah Swt. Penyayang, disayang.

Oleh karena itu mereka selalu mulia. Yang dokter selalu dido’akan oleh pasien-pasiennya. Yang guru selalu dido’akan oleh para muridnya. Yang melayani selalu dido’akan oleh para kliennya. Kebahagiaan senantiasa melingkupinya.

Banda Aceh, 09 Oktober  2013

Pukul 18.11

Artikel keren lainnya:

Acara-acara Televisi Di Masa Kecilku

Memori hari Minggu di masa kecilku adalah menghabiskan libur sekolah di depan televisi. Tentu saja tidak semuanya aku habiskan di depan televisi. Namun sejumlah kenangan masih terus melekat dan ingin kubagikan di sini.

"Panggung Hiburan Anak-anak" misalnya, tempat aku berkenalan, eh maksudnya mengenal sejumlah penyanyi cilik seperti Agnes Monica, Dhea Ananda, Enno Lerian dan Bondan Prakoso. Juga si Susan dan Kak Ria Enes. Yang masih teringat juga adalah Puput Melati. Dulunya imut abis. Terus personel Lenong Bocah, Noval Kurnia.








Mundur ke masa lalu lagi. Pakai mesin waktunya Doraemon? Nggak juga, kali.

Sebuah karya yang musik pembukanya aja rada-rada bisa bikin heboh sekampung. "Film boneka Si Unyil". Film ini syukurlah dipopulerkan kembali oleh TPI saat aku sudah mulai remaja. Lagi, dipopulerkan oleh TV pendatang baru Trans TV lewat acara feature pengetahuan bertajuk "Laptop Si Unyil".

Unyil punya teman, namanya Cuplis. Cuplis rambutnya dicukur, plontos abis. Ada lagi Usrok. Juga Kinoi yang kalau nggak salah adiknya Si Unyil. Sepertinya juga ada tokoh bernama Mei-mei, atau Ling-ling. Ah, udah nggak begitu ingat lagi. Udah lama banget sih. Ada Bu Bariah yang selalu jualan rujak, yang kalau jualan dari ujung kampung udah kedengaran suaranya. Pak Ogah dan Pak Ableh yang sering duduk di Poskamling. Pak Raden yang kumisnya sengaja di-setting tebal biar anak-anak pada hormat dan segan. 

Agak siangan sedikit, ada yang namanya acara musik "Album Minggu Kita". Dengan pemandu acara yang juga udah lupa namanya. Dengan potongan rambut "belah tengah" ala Ikang Fauzi. Film telenovela Little Missy dan Little House on The Praire juga masih terekam dalam ingatan menjadi teman masa liburku. Biasanya aku menontonnya bersama Kakak. Siang menjelang sore, ada sebuah program musik mancanegara. Lagunya asyik punya.

Dunia Dalam Berita tentu saja menjadi sebuah kenangan terindah. Soalnya aku dan adikku sering menemani Bapak menonton. Entah aku mengerti atau tidak. Yang pasti kata-kata seperti Perang Teluk dan Amerika Serikat sudah akrab di telingaku sejak kecil. Jika tidak bisa tidur, sesekali aku ikut menonton berita terakhir. TVRI juga punya sesi sinema. Aku juga ingat pernah menonton film horor Poltergeist waktu kecil dan sebuah film malam jum'at yang masih diingat kawan-kawanku: Friday The 13th.

Film hasil novel yang ditayangkan berseri--diputar dua kali di malam minggu dan miggu pagi--seperti Siti Nurbaya dan Sengsara Membawa Nikmat juga asyik diikuti. Dessy Ratnasari lahir dari film yang terakhir disebutkan namanya itu.

Malam hari, selain berita, feature, dan musik, kita juga bisa menyaksikan berbagai kuis. Seperti Berpacu Dalam Melodi, Aksara Bermakna. Dian Rana dan Spektrum juga jadi acara feature menarik yang sayag dilewatkan, berupa rangkuman berita sepekan dan juga ulasannya. malam jum'at juga ada Mimbar Agama Islam. Masing-masing acara tersebut dikemas secara menarik dan kesan yang khas pula sehingga mengena di hati pemirsa.

Dulu tak banyak televisi yang bisa disaksikan. Sebagian besar TV pada awal tahun 1990-an itu masih bisa dinikmati hanya dengan satelit alias parabola. Jadilah TVRI menjadi teman setia. Setiap hari saat TVRI mulai membuka acara, ada sebuah kartun pengantar sekitar setengah jam. Memoriku kembali pada G-Force, Teenage Mutant Ninja Turtle, Denver The Last Dinosaur dan lainnya. Tak jarang kami menonton ramai-ramai bersama tetangga yang sedang bermain ke rumah kami.



lippocikarang.wordpress.com


Ada juga TPI yang sekarang menjadi MNC TV, yang mulanya hanya hadir pada hari kerja dengan sejumlah tayangan pendidikan berupa pelajaran SMP dan SMA produksi dari Pustekkom Dikbud alias Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sejak tahun 1991. Kalau sekarang acara serupa bisa kamu saksikan di TV-e. TPI juga terkenal dengan film-film India keluaran Bollywood-nya. Jadi sejak kecil kami sudah akrab juga dengan Eyang Amithab Bachan dan kawan-kawan.

TPI juga punya misi mempopulerkan kembali film-film Indonesia. Meski sebagiannya diputar pada saat jam sekolah. Ada Rano Karno, Benyamin Sueb, Ira Maya Sopha, Sophan Sophian, Widyawati, Dina Mariana dan banyak lagi.

Paling sesuatu waktu kelas 5 di Madrasah Ibtidaiyah. Tokoh-tokoh kartun lucu Looney Tunes hadir berbagi keceriaan. Daffy Duck si cuek dan Bugs Bunny si kalem. Juga ada Speedy Gonzalez yang seringnya numpang lewat, Platyphus bersaudara, Tweety si burung kecil yang imut dan Sylvester kucing yang suka kejar-kejaran. Paling asyik kalau si rakus Tazmanian Devil berputar-putar seperti gasing dan melahap benda-benda di sekelilingnya. Kadang-kadang, aku lebih senang di rumah daripada pergi mengaji. Untuk yang ini, jangan ditiru yaa ...



radianrecreativecommunications.com


Sejak beberapa tahun sebelumnya TPI memang konsisten menayangkan film kartun sebagai hiburan untuk anak. Sebut saja Casper and Friends, Popeye, Baby Huey, Alvin and The Chipmunks, Felix The Cat dan masih banyak lagi.

Begitulah sekelumit kenangan dari masa lalu, acara-acara televisi yang mungkin menarik untuk ditayangkan kembali. Di tengah banyaknya acara televisi yang sudah cukup rumit untuk diseleksi saat ini.

Artikel keren lainnya:

Kisah Cinta Segiempat Antara Aku, Buku, Perpustakaan dan Toko Buku

Saat membaca, melihat atau menonton di berbagai acara yang membahas seputar taman bacaan, kita melihat banyak sekali anak-anak yang tidak begitu beruntung karena sulit memperoleh akses untuk bahan bacaan yang bermutu. Memperoleh akses terhadap bacaan "biasa-biasa saja" sudah sulit, konon lagi yang berkualitas. Keberadaan taman bacaan adalah serasa surga bagi mereka. Hal ini lantaran berbagai bacaan tersebut dapat mereka nikmati dengan gratis.

Saat menulis ini aku jadi ingat perpustakaan sekolahku saat masih di Madrasah Ibtidaiyah dulu. Hanya sebuah lemari pada sebuah ruang sederhana yang juga merupakan ruang unit kesehatan sekolah (UKS). Tumpukan bukunya juga terdiri dari buku-buku pelajaran, dan barangkali juga ada beberapa buku tambahan.

Berlanjut ke Madrasah Tsanawiyah, perpustakaan sudah lebih "modern". Ada ruangan yang cukup luas di lantai dua, dengan 2-3 pegawai perpustakaan yang selalu merapikan buku dan peraturan peminjaman pun diberlakukan dengan baik. Aku menemukan buku-buku pendukung belajar Bahasa Indonesia yang cukup 'wah' juga untuk saat itu. Novel-novel yang kami ketahui judulnya saat jam pelajaran Bahasa Indonesia bisa dengan mudah kami temui di situ, seperti novel "Salah Asuhan" karya Abdul Muis atau "Tenggelamnya Kapal Van der Wijk" karangan Hamka.

Perpustakaan selalu menjadi pilihan favoritku saat jam istirahat, lantaran aku tak menghabiskan waktu terlalu lama untuk jajan. Istirahat juga seingatku hanya satu kali dengan durasi yang agak lama--sekitar 30 menit.
Jadi lumayan juga buat dihabiskan di perpustakaan. Pegawainya pun sangat ramah.

Saat Madrasah 'Aliyah, perpustakaan tidak seingatku tidak semewah saat aku masih di Tsanawiyah dulu. Maksudku buku-buku sastra tadi tidak dapat kutemukan dengan mudah. Buku-buku seingatku lebih didominasi pada buku pelajaran. Bahkan cukup lengkap karena sebagian besar buku pelajaran dapat kami pinjam di perpustakaan, sehingga kami tidak perlu membelinya lagi.

Perpustakaan yang paling besar di kotaku yang pernah aku kunjungi adalah Perpustakaan Wilayah. Aku baru berkenalan dengannya saat seorang temanku di Madrasah 'Aliyah mengajakku ke sana. Aku diajaknya membuat kartu perpustakaan. Suasananya cukup tenang dan ada sebuah balai untuk shalat yang juga sangat nyaman. Aku akrab dengan perpustakaan wilayah sampai masa-masa kuliah, di mana kebutuhanku akan buku-buku penunjang kuliahku di jurusan manajemen cukup memadai.

Perpustakaan lainnya tentu saja perpustakaan kampusku Universitas Syiah Kuala, yang juga kami kenal dengan Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Pustaka Unsyiah. Bangunan berlantai tiga yang sebenarnya tak terlalu akrab buatku. Lantaran menurutku sedikit berkesan sepi. Padahal bangunannya cukup megah dengan tinggi ruang yang tak kalah megah. Bisa aku rasakan ketika menaiki anak tangga yang begitu lama. Barangkali hanya mereka yang suka belajar saja yang rela olak-balik ke bangunan ini.

Menjelang aku selesai kuliah, aku melihat suasananya mulai ramai. Lantaran sudah disediakan  dari fasilitas komputer dan internet gratis. Bahkan juga jaringan wi-fi, yang juga disediakan di taman yang dibangun di halaman luar perpustakaan. Beberapa kali selepas tamat kuliah, aku pernah bermain juga ke sana.

Perpustakaan yang paling akrab denganku adalah pustaka jurusan. Saat kuliah dulu, mahasiswa masih kesulitan untuk meminjam buku lantaran tidak ada pegawai khusus yang ditugaskan untuk menjaganya. Lalu muncul inisiatif yang berasal dari diskusi temanku yang ketua himpunan dengan Bapak ketua jurusan. Akhirnya beberapa orang dari himpunan secara sukarela menyediakan waktu mereka untuk piket bergantian menjaga perpustakaan.

Kami: aku, Iqbal, Iqbal kuadrat (ada dua soalnya), Pipit, Lifa, Hasie, Rian, Yasvy, Vera, Yus (mudah-mudahan tak ada nama yang terlupa) saling bergantian menjaga perpustakaan. Hasie yang mengatur jadwal piket dengan rapi. Teman-teman juga setia setiap saat bergantian piket di pustaka sambil menambah ilmu juga. Syukur Alhamdulillah banyak teman yang merasa terbantu. Karena buku-buku yang disediakan merupakan buku referensi, maka mahasiswa hanya dapat meminjam sebentar untuk memfotokopi. Di sini aku melihat betapa tulusnya teman-teman piket waktu itu, do'aku semoga kesuksesan selalu menyertai mereka.

Kini saat aku bermain ke sana, sudah ada pegawai khusus bidang perpustakaan, dan mahasiswa pun sering berada di sana. Perpustakaan dapat menjadi ruang tunggu bagi mahasiswa yang ingin menjumpai dosen pembimbing mereka di kantor jurusan tersebut. Sudah tersedia pula fasilitasi internet dan wi-fi sehingga sangat memudahkan bagi mereka yang ingin mencari bahan kuliah atau skripsi.

Perpustakaan menjadi teman baikku. Saat menjadi remaja mesjid Al-Makmur, aku berkenalan dengan sebuah buku yang menjadi "kitab suci:" para pustakawan. Sebuah petunjuk mengenai kode perpustakaan. Lengkap di dalamnya. Aku juga memnggunakan buku ini ketika dipercaya mengurusi perpustakaan mushalla kampus dulu.

Kedekatanku dengan perpustakaan setali tiga uang dengan toko buku. Sejak kecil, lantaran banyak buku pelajaran yang harus dibeli, aku sering diantar oleh ayahku ke toko buku. Dari toko buku berisi buku-buku agama seperti Taufiqiyah, Amanah, sampai toko buku populer seperti Zikra dan Effendi Book Store yang kini malah sudah pindah lokasi atau malah tutup sama sekali. Kadang-kadang kupikir lebih menyenangkan bisa membeli buku dan membawanya pulang ke rumah. Barangkali lebih dari perasaan gembira seorang pemuda berhasil mengajak kencan seorang gadis. (Haha, nggak segitunya juga, kali).

Buku-buku yang sering mampir dan bertukar dengan lembaran rupiah di sakuku di antaranya buku-buku seputar pendidikan/agama, manajemen, kisah sukses/enterpreneur dan buku-buku how to. Kadang-kadang uang saku habis untuk membeli buku. Jika sebagian orang menghabiskan untuk jajan di kantin, maka aku lebih suka membeli buku. Atau mampir di kios-kios majalah di seputaran Peunayong.

Kini aku mengagendakan pergi ke toko buku setiap kali aku ingin mencari semangat baru. Dengan era teknologi dan jejaring sosial seperti saat ini, sebenarnya banyak buku bisa diperoleh secara online, namun tetap saja kepuasan tak tertandingi bisa membaca buku, meski hanya menumpang baca di perpustakaan ataupun toko buku. Bagiku kedua tempat itu tak pernah sepi, meski krisis ekonomi melanda.

Aku, buku, perpustakaan dan toko buku adalah sebuah kisah cinta segiempat. Asmara yang sepertinya tidak bakal habis. Buku adalah pemberi semangat kala ia lengah. Atau pembuat terjaga kala bara itu terlelap. Tidak jarang lewat buku kita bertemu teman. Atau bertemu dengan pengarangnya langsung, untuk meminta tanda tangan sang pengarang.

Itulah kisah cinta segitiga antara aku, buku, perpustakaan dan toko buku. Dengan setumpuk buku di lemari, aku tetap membangun mimpi membuat sebuah taman bacaan. Terkadang merasa iri juga pada teman yang saat ini sudah memilik ratusan koleksi buku. Iri yang positi tentunya. Semoga dapat segera terwujud. 
Aamiin-kan ya, Pemirsa...

^_^

Artikel keren lainnya: