Ketika pada suatu hari aku membaca catatanmu, teman, bahwa tak selamanya orang bersedih karena ia harus bersedih tapi juga bisa jadi karena ia tak bisa menerima bahwa ia harus bersedih.
Maka, ucapkan alhamdulillah, bersyukurlah.
Ketika pada suatu hari aku membaca catatanmu teman, bahwa ada banyak sekali hal yang bisa syukuri. Tuliskan satu per satu. Mulai dari embun pagi yang menyapa beningnya mentari pagi. Lalu sinar mentari yang menyapa rerumputan. Banyak sekali hal yang bisa disyukuri
Maka ucapkan alhamdulillah, bersyukurlah.
Ketika pada suatu hari aku membaca catatanmu, teman, bahwa jika kita membersihkan niat kita, maka Yang Maha Pengasih tak akan meninggalkan kita sendirian. Bermimpi dan berjuang maka Sang Maha Penyayang akan tunjukkan jalan.
Maka ucapkan alhamdulillah, bersyukurlah.
Adakah kesedihan yang abadi?
Adakah kesenangan yang selamanya?
Adakah hujan yang tak reda?
Adakah panas yang tak akan tuntas?
Maka ucapkan alhamdulillah, bersyukurlah.
Ingatlah selalu, selalu ada berkah tersembunyi di balik setiap kejadian.
Keluarlah dan lihatlah dari jendela kamarmu.
Mungkin ia telah lama kusam akibat tak pernah kau bersihkan.
Yang menutup mata, telinga dan hatimu.
Maka ucapkan alhamdulillah, bersyukurlah.
Kembalilah.
Kembali.
Temukan arti diri dalam kesyahduan ayat-ayat suci.
Kenali diri maka mudahlah mengenal Sang Maha Pencipta.
Maka ucaplah alhamdulillah, bersyukurlah.
Banda Aceh, 30 April 2014
Dipersembahkan untuk seorang sahabat blogger yang banyak menginspirasi, Baiquni Hasbi. Ikuti perjalanan menulisnya di
sini dan di
sini.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Dimensi Bahagia"
Post a Comment